Hal Tak Terduga

856 42 5
                                    

       Sudah lama aku tak pernah lagi membuka sosmed. Entah ada kabar apa yang sedang terjadi. Hari ini juga tepat 13 November aku berulang tahun, memang tak banyak orang yang mengetauhi hanya keluargaku tercinta saja. Di hari bahagia ku ini aku memohon hal terbaik bagiku. Tak terasa juga aku berumur 12 tahun dikelas XI ini.
    " Selamat Ulang Tahun ya Zoya" dari bang Satria.
    " Ya bang makasi, abang gak tugas"
    " Tugas bentar lagi kamu gak berangkat sekolah".
    " Ini udah disekolah tapi masih sepi jadinya adek buka laptop".
    " Udah dulu ya abang mau tugas".
Ya selesai di Lebanon abangku dipindahkan di pulau Natuna dan kedua abang ku yang lain masih tetap dikesatuan yang lama.

     Suasana dikelas sama seperti biasa hingga akhirnya pembelajaran usai. Tapi dipembelajaran terakhir bu Ainiyah yang juga wali kelasku memanggilku kedepan.
     " Zoya kamu kenapa sih sekarang, cerita aja sama ibu kamu beda kayak yang dulu".
    " Beda apanya ya bu perasaan sama aja bu" jawabku dengan heran.
    " Cerita aja, soalnya ibu dapat laporan dari guru-guru kamu lebih ngurung diri".
    " Maksud ibu ngutung diri gimana ya bu".
    " Ya itu".

  Ada yang aneh dengan bu ainiyah, perasaan ku aku tidak pernah ngeurung diri. Selain bu ani teman-teman  semuanya pada bertingkah aneh ada yang marah, ngatai, dll. Hampir satu jam aku berdiri didepan dengan ekspresi yang masih bingung.
     " Kok gak nangis-nangis sih bang Ilham lama nih" tanya difa.
     " Zoya kalau diginiin gak bakal nangis gak mempan lah".
     " Kok gak bilang dari tadi sih".
     " Ya kamu gak nanyak sih".
  Akhirnya mereka berdua membuka pintu langsung bernyanyi dan diikuti satu kelas.
     " Sumapah lo Zoya jadi orang tu nyeselin banget, nangis gitu kenapa pegel tau berdiri dari tadi aku" oceh Difa.
     " Oh kalian itu lagi pada avting gitu maaf... maaf gak ngerti aku soalnya aku kira beneran" Jawabku membuat satu kelas mengoceh karena kesal.
      Tapi walaupun rencana mereka kurang berhasil tapi aku sangat senang dengan kejutan yang diberikan mereka semua. Matahari yang sudah menyengat ini membuatku kelelahan untuk berjalan. Siang ini aku tak pulang kerumah aku langsung menuju kodim untuk latihan rutin. Ya aku ikut Saka Wira Kartika yang di mana dibawah naungan TNI AD. Hampir 3 tahun aku bergabung di saka, pada kelas 9 smp. Menunggu yang cukup lama tapi tak sesunyi ketika pagi hari disekolah. Sambil menunggu yang lainnya geng ku dan om-om tentara pada berbincang-bincang. Jangan kira ya om tentara gak bisa ngelawak disini ada namanya om aji sumpah kalau ngelawak lucu banget.
     " Kok lama ya" tanyaku.
     " Gimana gak lama orang kita dateng udah 3 jam yang lalu"
     " Tapi bang gak kerasa ya" jawab mbak dinda sambil makan tahu sumedang.
     " Kamu ni ya makan dulu baru ngomong".
     " Hehehe maaf bang, Zoya materinya apa sekarang".
     " Mountenering aja ngelanjutin materi sebelumnya".
     " Yaudah ambil alat mu gih zaki".
     " Nanti aja bang Ilham, masih panas".
     " Aduh gayamu Zaki muka aja udah hitam gitu".
     " Biarin hitam tapi kan hitam manis".
     " Aduh.... gombalnya keluar dah tu".
Canda demi canda kami lontarkan hingga om-om yang lagi piket ikut tertawa, memang kita semua ni paling terkenal di kodim sampai-sampai pak Dandim pun kenal kita jadi malu lah...hahahha..... akhirnya teman-teman semua pada datang dan langsung pengabsenan.
     " Dek selamat ulang tahun ya" kak Tantri
     " Makasi kak, em kado mana ni kak" jawabku sambil tersenyum.
     " Aduh kamu dek... udah minta pajak aja,sebenarnya aku yang minta sama kamu".
  Awalnya semua pada latihan karna suara dari kak Firman yang dari kejauhan mengucapkan selamat maka semuanya bernyanyi dan mengucapkan selamat kepadaku. Jam istirahat untuk memberikan kesempatan bagi yang muslim untuk sholat, istirahat diisi dengan aku sebagai bahan candaan, ya ada yang berdoa lekas sadar,lekas dapat jodoh pokoknya aneh-aneh lah sampai pak Dandim yang tadinya mau olahraga gak jadi karna memberika ucapan yang jelas aneh juga. Tapi ditengah-tengah kita semua sedang asik mengobrol tak kusangka seorang yang sudah lama tak pernah ketemu lagi menghilang dengan pamit bertugas ia datang dengan membawa buket bunga dan sebuah kado yang membuat aku terkejut.

  " selamat ulang tahun zoya"sambil tersenyum.

" kak Mahendra kok bisa kesini sih" tanyaku dengan menarik lengannya.

" Emang kenapa gak boleh".

" Em... boleh aja sih tapi kan...".

" Ya udah ni zoya buat kamu" tiba - tiba disela aku dan kak Mahendra sedang bicara seorang wanita memanggil nama kak Mahendra dengan nada seperti tak percaya.

" mas Hendra kan?" tanya kak Tantri sambil menatap kak Mahendra dengan penuh tak percaya.

" Eh Tantri lama ya gak ketemu, ya ini aku tan, kamu apa kabar?"

" Baik, mas kapan datang?"

" Udah lama sih sebenarnya tapi di Akpol lagi banyak tugas".
   
     Di situ aku hanya terdiam melihat mereka penuh dengan tanda tanya, barh ku sadari bahwa kak Tantri sudah mengenal Kak Mahendra. Tapi aku melihat dibalik tatapan kak Tantri yang begitu penuh rasa bahagia telah bertemu Kak Mahendra setelah sekian lama. Aku melihat tatapan yang penuh kerinduan. Aku tinggalkan mereka berdua yang sedang asik mengobrol. Aku membuka paper bag yang dari kak Mahendra.
     " Gimana suka gak, kok kamu malah ninggalin aku?"
     " Suka kak makasi ya, kan tadi kakak masih ngobrol sama kak Tantri.
     " Loh kalian kok saling kenal"
     " Ya ni aku nemu dia dari surga" jawab kak Mahendra.
     " Jangan mau dibohongi kak, aku kenal kak Mahendra ketemu di warung mamak ku kak".

       Aku ngobrol dengan kak Mahendra cukup lama, banya orang di sekitar kita berdua melihat kita dengan tatapan yang aneh. Terutama kak Tantri aku merasa ada yang berbeda denganya, setiap aku ngobrol dengannya kak Tantri seperti mengawasiku. Aku pun pulang bersama kak Mahendra. Sepanjang jalan kak Mahendra selalu mencuri-curi pandang terhadapku, aku tak tau maksud di balik itu semua.

       Alam tak begitu besahabat dengan kita, hujan tiba-tiba mengguyur kota Semarang akhirnya kami harus meneduh di halte. Rasa dingin mulai terasa tapi seketika itu hilang karna kak Mahendra memakaikan jaket yang bertuliskan AKPOL. Memang begitu perhatian pantas saja banyak perempuan tertarik dengan kak Mahendara.

       Selama hujan turun kita hanya diam saja tak ada pembicaraan. Akhirnya aku menanyakan kak Mahendra bisa kenal kak Tantri, yang dimana aku tau sendiri kak Tantri tu orangnya pendiam. Dan selama kak Mahendra cerita terlintas dipikuranku tentang cerita masalah dari kak Tantri yang pernah di ceritakan oleh adiknya. Aku menduga bahwa orang yang disukai kak Tantri adalah Kak Mahendra. Aku pun bertanya tentang kelanjutan dari masalahnya kak Tantri, memang kak Mahendra udah tau masalahnya kak Tantri tapi dia gak tau itu masalahnya kak Tantri. Tapi sekali lagi bahwa kak Mahendra bilang kepadaku ia tidak mendapatkan informasi.

        Sebenarnya aku merasakan ada hal yang mencurigakan, dalam pikiranku ada sebuah jawaban ya aku baru menyadari bahwa kak Tantri menyukai kak Mahendra. Dan aku pun ingat dengan perkataan kak Mahendra waktu itu...
   " Oh ya kak, pas itu kakak mau kasih tau orang yang kakak sukai"
   " Kamu kepo ya"
   " Ya udah kalau kakak gak kasih tau juga gak papa"
   " Ih gitu aja ngambul"
   " Sapa juga yang ngambul"
   " Ya udah deh, jadi begini Zoya orang yang aku sukai itu.... em..em.. bismillah. Sebenarnya orang itu kamu".
    Seketika aku membulatkan mataku yang tak percaya dengan perkataan kak Mahendra,tapi tak kusangka seseorang datang dari belakang langsung menarikku dan mendorongku hingga aku pun terjatuh, ya dia adalah kak Tantri yang ternyata dari tadi sudah mengikuti kita.

     Di suasana yang masih hujan dan tak ada orang hanya kita bertiga, seketika menjadi memanas keadaannya. Kak Tantri yang tak terima dengan itu semua ia langsung menuduhku telah merebut kak Mahendra darinya. Kak Mahendra hanya diam mematung tak bisa berkata apa -apa dan dia hanya melihatku yang sedang keadaan terjatuh.
   
       Aku pun berdiri dan ingin mengklarifikasi tentang perkataan dari kak Mahendra. Aku meyakinkan kak Tantri bahwa aku sebenarnya tidak suka dengan kak Mahendra. Disana kak Tantri terus meneruh menyalahiku sambil menangis. Kak Mahendra pun langsung membuka suara bahwa ia menyatakan sebenarnya yang ia suka itu adalah aku. Aku pun langsung msngatakan bahwa aku hanya menganggap kak Mahendra hanya sebagai kakak saja.

      Keadaan kak Tantri yang masih emosi membuatnya lari dengan keadaan yang masih hujan, keaadaan ini membuatku bingung. Tapi aku mengejar kak Tantri yang lari sambil menanis, aku melihat dari kejauhan sebuah mobil sedan dengan kecepatan tinggi tak berfikir apapun tentang hal yang akan terjadi aku menarik belakang baju kak tantri tapi..

     ASSALAMUALAIKUM...
MAAF YA BARU UPDATE LAGI... TAPI MAKASI YA YANG SUDAH MENUNGGU.... IKUTI KISAH SELANJUTNYA YA
   JANGAN LUPA LIKE,COMMENT,AND FOLLOW YA😀😀

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang