Prasetya Perwira

743 42 0
                                    

Memegang undangan prasetya perwira ku berjalan melusuri jalan ke tempat dimana 4 tahun lalu ia di gembleng baik fisik, pikiran dan jiwanya yang di persiapkan untuk menjaga NKRI ini.

Memutuskan datang ke Prasetya Perwira ini pun tanpa sepengetauhan dari Bang Genta. Serta ini awal ku bertemu dari kedua orang tua bang Genta.

Mengenakan baju all white dan sedikit bedak sebagai penghias wajah hanya simpel.

" Wah ramai sekali jadi inget pas praspa nya bang Satria, bang Bagas, bang Ibram dan kak Mahendra" gumamku.

Begitu banyak orang berjualan buket bunga, aku pun akhirnya mebelikan bunga sebagai tanda ucapan selamat.

" Ayo neng dipilih, buat pacarnya ya ? " tawar penjual.

" Bukan pak buat kakak saya "jawab ku sambil memilih buket bunga.

" Oh saya kira pacarnya soalnya dari tadi banyak yang beliin buat pacarnya "pejual dengan tersenyum.

Sesampainya di lapangan upacara Prasetya Perwira, duduk di bagian timur tribun. Upacara pun segera dimulai para perwira yang akan dilantik memasuki lapangan upacara.

Mataku pun mencari - cari keberadaan bang Genta di antara ratusan calon perwira lainnya.

" Mana ya bang Genta kok gak ada perasaan aku lihatnya udah per barisan tapi kok gak ada ".

Setelah lelah mencari di sebelah kanan ya itu dia tinggi gagah dengan seragam barunya ku melihatnya.tersenyum bangga ku menatapnya.

Bang Genta ada dibaraisan lain karna ia akan mengambil janji sebagai perwakilan dari agama islam.

Selama 4 tahun di Akmil ia menyandang predikat coumload, mendapat rengking ke 3, dan selama di Akmil ia juga mengikuti beberapa kejuaraan itu sedikit prestasi yang ia capai.

Acara dimulai, suasana yang dulu ku rasakan 1 tahun yang lalu ketika menghadiri prasetya perwira dari kak Mahendra.

Begitu hikmat acaranya, Acara pun selesai aku tak langsung turun dari tribun begitu banyak keluarga dari para perwira yang sedang mencarai anaknya yang sudah menjadi perwira.

Haru yang kurasakan, ku menatap kedepan membayangkan aku diwisudah dan merasakan begitu bangganya orang tua melihat anaknya yang telah lulus.

Ku turun dan lalu mencari keberadaan bang Genta. Bingung sekali karna ku cari di posisi awal Bang Genta berada ternya tidak berada disitu lagi.

Serasa asing karna tak dengan siapa-siapa. Ku cari sosok tubuh tinggi dan gagah ya sampailah pencarianku.

Begitu hangat dan haru ku melihat bang Genta yang mincium kaki dari wanita pertama yang ia cintainya yakni ibu dari bang Genta.

"Itu pasti ayah dan Ibunya Bang Genta" batinku.

Ku pun memangil Bang Genta.

" Bang Genta ".

Tolehku ke belakang seorang perempuan dengan suara beratnya yang tak pernah ku lupa.

" Adek, ini kamu ? ,"rasa kaget. Hanya balasan senyuman yang ia lontarkan.

" Kamu dateng dek, bukannya kamu ke Jakarta ? " Tanyaku sambil melihatnya tak percaya bahwa sekarang dia dihadapan ku.

" Mana mungkin aku gak datang bisa - bisa di jemur nih sama komandan "  godaku.

Ku pun tersenyum dengan perkataannya, memang dia wanita paling berbeda dari sejuta wanita ada di dunia.

" Pak, bu perkenalakan ini Zoya. Teman kakak yang udah kakak anggep adik sendiri".

Ku pun langsung bersalaman dengan kedua orang tua bang Genta dan memperkenalkan diriku. Gugup rasanya karna ini pertama kalinya aku bertemu kedua orang tua dari Bang Genta.

Kami pun berfoto bersama acara pun telah selesai para perwira pun di serahkan oleh keluarga untuk melepas rindu selama 4 tahun pendidikan sebelum mereka bertugas di kesataun dan ditempatkan seluruh daerah.

Keluarga bang Genta mengajakku untuk makan bersama. Bang Genta sedang menyetir dan aku pun duduk di sebelah ibunya bang Genta.

" Nak Zoya suka makanan apa ? " tanya ibu Bang Genta.

" Apa aja tante ".

" Panggil aja ibu biar sama kayak Genta kan kamu udah di anggap adiknya ".

" ya tante, eh bu ".

Selama perjalanan menuju restoran aku pun berbincang - bincang dengan ayah dan bundanya bang Genta. Beliau sangat baik dan hambel banget apalagi bundanya bang genta baru saja ngenalnya tapi kasih sayangnya seperti lama ku rasakan.

Sesampainya di restoran kami pun memilih beberapa menu.

" Dek, emang kamu kapan datang dari Jakarta? ".

" Kemarin malam bang cuma sebentar disana, hanya nganter teman dan lihat hasil pengumuman bang ".

" Pengumuman apa mbak Zoya ? " tanya ayah dari bang Genta .

" Pengumuman Ujian tulis perguruan tinggi om".

" Lah dek kamu mau masuk di mana sih, kemarin kamu bilang lagi tes Yogjakarta".

" Ya emang lagi tes di tapi juga nyoba di Univetsitas lainnya" sambil tersenyum.

" Banyak sekali dek terus itu ngambil jurusan apa aja? ".

" Saya coba  masukin kebeberapa jurusan, jurusan kedokteran, Matematika,Kedokteran Gigi, Teknik Elektro, Hukum, dan Gizi".

" Lah kata bang Satria kamu udah keterima di Malang ".

" Ya bang udah tapi itu kan jalur undangan aku mau coba jalur tulisnya ".

" Terus gimana hasilnya mbak " tanya bunda bang Genta.

" Alhamdulillah lolos bu"sambil tersenyum.

" Om salut sama mbak Zoya walaupun sudah di terima tapi ia masih mau mencoba yang lain, mbak Zoya saran om pilih sesuai hati dimana pun itu universitasnya sama saja nama diri kita bisa besar bukan dari nama dimana kita sekolah tapi nama kita besar dari perjuangan kita. Nama universita yang besar itu dari mahasiswa yang membesarkan lewat karyanya ".

" Baik om terima kasih atas arahannya " sungguh luar biasa ayah dari bang Genta.

Ku pun pamit dengan bang Genta. Sore ini aku langsung balik ke Semarang.

" Bang adek pamit pulang ya makasi juga atas makan siangnya tadi, hati-hati dijalan dan selamat ya atas kesuksesnya dan jadi tentara yang tangguh dan perkasa untuk NKRI ini "

" Makasi ya dek atas semua ini kehadiran mu tadi menambah hari spesial ku makasi udah nemenin abang dari Sertar ( Sersan Taruna ) sampai jadi Letda ( Letnan Dua ) semoga nemenin abang sampai Jendral ya ".

" Amin bang aku pamit pulang salam sama ayah dan bundanya abang makasi udah nganter sampai terminal maaf ngerepotin ".

" Hati - hati ya dek ".

Jadilah tentara yang seperti harimau serta di takuti oleh semua musuhmu, jadilah kebanggaan buat negara, sekarang sudah waktunya kau kelur dari kandang untuk menjaga NKRI ini. Negara sudah menanti kebaktian mu, Negara memanggil jiwa dan ragamu. Terima kasih kau telah meneruskan cita-cita para pahlawan.

Semarang
Ini isi Surat yang ditulis pada waktu Prasetya Perwira

Assalamualaikum...
Gimana nih ceritanya... Jangan lupa follow, comment, and share ya...

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang