Kronologi

380 33 5
                                    

Beberapa pasukan sudah kembali ke barak kini tinggal aku di lokasi latihan. Sudah hampir 2 bulan ini melaksanakan latihan dan kini waktunya untuk kembali.

Jalanan cukup sepi, rombongan sudah duluan menuju ke batalyon karena aku mengendari motor.

Masyarakat setempat memang pernah bilang untuk berhati-hati karena rawan terjadinya kejahatan. Kini terbukti di hadapanku seorang pengendara lain tengah di todong.

" Ini ada apa ? " tanyaku.

" Target bos " ucapnya.

" Mbak dan masnya minggir " ucapku.

Ternyata mereka bergerombol kurang lebih ada 7 orang sudah mengepungku. Berusaha untuk tak terjadi perkelahian dengan mengajak mereka untuk membicarakan baik-baik.

" Awas " ku mendorong wanita itu.

Tapi darah kini telah keluar berusaha untuk kuat, mereka semua pun lalu bangkit dan menghajarku

Sambil memegang perut yang terkena tusukan aku berkelahi dengan penjahat itu, dan beberapa penjahat kabur

Terlihat sebuah mobil tentara. Ya mereka semua tentara dan lalu membantuku. Mereka pun berhasil mengejar beberapa penjahat yang sempat kabur dan aku pun menyuruh
untuk membawanya ke kantor polisi.

Brukkk

" Letda. Genta... " teriak rekanku.

" Ayo cepat bawa ke rumah sakit terdekat ".

Beberapa rekanku berusaha membuatku tersadar setelah menahan tusuk ini. Nyeri pada kepala juga ku rasakan akibat pukulan oleh kayu.

Mata ku mulai menutup dan perlahan tak sadarkan diri. Suara para rekanku terus tak hentinya membuatku tersadar.

" Hallo, ini sudah sampai mana? Usahakan dia tersadar, jangan buat dia bergerak agar tak mengalami pendarahan ".

Suara itu tak asing bagiku.

Sesampainya dirumah sakit...

Dia...begitu kaget melihat kondisiku seperti ini. Seperti bingung apa yang terjadi, tanpa berkata-kata dia berusaha menghentikan pendarahan ini.

Kondisiku kini semakin melemah, aku tak tau apa dia mengkhawatirkan keadaan diriku.

Selama oprasi aku terus melihat wajahnya, aku hanya dibius separuh badan tapi tetap saja mata ku mulai redub melihat wajahnya.

Syukur aku bisa selamat dan dapat mengatasi ini tanpa kritis, kondisi masih lemah dan ada rasa nyeri pada bekas jahitan. Kini aku sudah di pindahkan ke kamar.

Lemas serta efek obat membuat mata ku terpejam. Bagiku ini malam yang begitu panjang.

Pagi harinya...

Selesai sholat subuh, hanya bisa terbaring di kasur untuk bergerak pun susah. Beberapa teman ku pun menunggu di luar.

Seorang datang menghampiriku. Dia gadis yang selalu membuatku terpanah.

" Bagaimana kondisinya ? " tanyanya.

" Sudah lebih baikkan ".

" Mungkin ada keluhan seperti mual, pusing ataupun yang lainnya ".

" Tidak ada ".

Tak banyak pembicaraan dia fokus mencatat serta mempersiapkan obat.

" Suster tolong laporan ini berikan ke dokter Andre ".

Lalu ia pergi, Mengapa sikapnya itu seperti orang asing.

Beberapa menit kemudian seorang suster membawakanku makanan.

" Pak ini makanannya, apa sudah ada keluarga yang mendampingi ?".

" Saya bisa sendiri " jawabku.

" Tapi pak, lukanya masih belum kering jadi tidak boleh banyak gerak ".

Seseorang pun masuk.

" Sus, biar saya yang bantu ". Jawabnya.

" Baik ".

Zoya pun membantuku untuk makan, membantu membersihkan wajah dan segalanya.

" Udah kasih tau orang tua tentang keadaan abang ".

" Udah Zoya, mungkin sore ini datang ".

" Ya sudah abang harus banyak istirahat lukanya kan masih basah "

Kenapa rasanya canggung diantara kita, tak pernah terbayang olehku. Baru pertama kali aku merasakan ini, semua terjadi begitu saja.

" Zoya " memegang tangannya.

Entah mengapa mungkin ia tak bisa menahan semuanya, ia lalu mengatakan.

" Tolong kejadian ini terulang kembali, aku tau abang seorang tentara tapi abang juga punya orang selalu menunggu abang. Adek mohon jangan pernah terluka lagi ".

Sambil mengatakan itu semua ia menangis, aku tau betul sifatnya Zoya ia wanita yang kuat baru pertama kalinya melihat air matanya.

Mengapa ia mengatakan itu semua apa ini semua sebuah pertanda, apa ini yang akan menjadi jawaban dari doa-doa disepertiga malam ku. Hanya Allah yang tau itu semua aku hanya berharap itu akan menjadi kenyataan.

Assalamualikum ...
Selamat membaca, terima kasih selalu setia menunggu. Tetap jaga kesehatan ya. Salam manis.

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang