Camer

363 43 4
                                    

Semoga aku berjodoh dengan mu...

Hari ini aku ada janji dengan ibu bang Genta. Setelah pulang kerja bergegas aku menuju ke salah satu restoran yang ada di Malang.

Beberapa menit kemudian ibu bang Genta datang seorang diri.

"Assalamualaikum tante" mencium tangan.

" Waalaikumsalam maaf tante telat ".

" Tidak papa tante ".

Ya kami hanya berbicara ringan saja seputar pekerjaan dan kehidupanku keseharian.

" Mbak Zoya kenal sama mas Genta sudah berapa lama ".

" Sudah sekitar 9 tahun tante waktu bang Genta masih taruna tingkat dua
".

" Maaf sebelumnya kalau boleh tau apa mbak Zoya ada hubungan yang spesial gitu sama mas Genta " tanya tente yang membuatku sedikit terkejut.

" Kami hanya teman saja tante "ucapku.

" Oh begitu, kalau gitu tante bisa minta tolong gak sama mbak Zoya ?".

" Ya tante ada apa ".

" Jadi seperti yang mbak Zoya tau mas Genta itu orangnya kaku dan keras kepala susah lah mau murutin apapun yang bukan kehendaknya nah mungkin Zoya udah beberapa kali ketemu Nadira kan, tolong bantu tante biar mas Genta mau mengenal Nadira ".

Rasanya seperti tertusuk dari depan entah mengapa serasa sakit sekali.

" Ya sebenarnya Nadira itu akan kami jodohkan dengan mas Genta karna keluarga sudah saling mengenal, kalau menurut mbak Zoya cocok gak Nadira sama mas Genta " ucap tante.

Pertanyaan apa ini ya Allah, aku saja tak bisa menjawab pertanyaan yang sekarang ku jalani di tambah dengan pertanyaan ini.

Gagap untuk berbicara dan menjawab.

" Ehmm...ehmm maaf Zoya gak bisa menjawab bingung untuk soal itu tante ".

" Tapi secara gak langsung memang cocok kan " ucap tante.

Membalas dengan senyuman manis walau hati ini sakit. Baru kali ini merasakan kepedihan yang dalam, Hanya bisa tersenyum untuk waktu ini.

Keraguan mulai datang lagi mungkin kemarin ku kira waktu yang tepat untuk menyatakan semuanya tapi kini berbeda kenyataan.

" Ya allah engakau maha pengasih dan penyayang, kalau lah maha pembolak-balik hati hambamu ini. Kebimbangan mulai datang lagi menghampiri hambamu berilah kekuatan serta jawaban semua ini ". Doa dalam hati.

Dari menemani di restoran sampai mengantar pulang tak hentinya ibu bang Genta memuji Nadira. Kenapa perasaan cemburu ada di hatiku. Apa kini aku mulai jatih cinta ?, tapi bagaimana pun aku harus bersikap hormat kepada ibu bang Genta.

" Makasi ya nak udah antar tante dan mau temani jalan, gak mau mampir dulu ".

" Sama-sama tante, lain kali saja Zoya kesini ".

" Oh ya udah ".

" Salam tante sama semuanya Zoya pamit, Assalamualaikum ".

Assalamualaikum...

Sebelumnya author minta maaf karna telat, tapi jangan sampai bosan ya makasi support dari teman - teman pembaca. Selamat membaca.

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang