Arti

316 33 3
                                    

Sungguh pikiranku susah lepas dari wanita itu. Apa aku salah untuk memilih dia sebagai kebahagianku, tak ada seorang pun yang mengerti perasaanku yang sebenarnya.

" Mas, nanti malam bisa kan ? ".

" Bisa bunda ".

Malam pun tiba, jujur tak bersemangat tapi bagaimanapun aku harus menghargai.

" Mas sana duduk sebelah Nadira " suruh Nenek.

Dua keluarga saling berbincang-bincang. Hanya menyimak dan ingin cepat pergi.

" Mas aku ambilkan nasi dan lauknya ya, mau apa ? " tawar Nadira.

" Mas itu ditanya sama Nadira, kok diam aja "tegur bunda.

" Apa aja " jawab dengan singkat.

Pembicaraan terdengar sudah mulai kearah lamaran, jujur apa tak ada yang mau bertanya akan perasaanku.

Entah dipikiran masih teringat nama Zoya walaupun aku berusaha untuk belajar melupakan. Apa aku salah ?

Terlihat disudut meja lain seorang wanita yang tengah makan, tetapi beberapa laki-laki menggodanya.

" Hai cantik, sendirian saja. Mau di temani gak ".

Wanita itu tak menghiraukannya.

" Cuek amat sih ".

" Maaf bisa gak ngurusin orang lain " ucap wanita itu.

Tak berselang lama, wanita itu ingin pergi dan pemuda tersebut memegang tangannya.

" Zoya... " ucapku membuat semua keluarga melihat kearahku.

Tak sempat menghentikan, Zoya pun membanting seorang pemuda yang memegang tangannya.

" Sudah ku bilang kan, kalian mau aku banting juga "ancam Zoya.

Melihat itu aku langsung kesana.

" Zoya " tegur.

Menoleh kearahku, aku pun meminta Zoya melepaskan 2 teman pemuda yang dibanting itu.

Dia menatap ku.

" Permisi saya pamit, maaf membuat kericuhan. Selamat ya bang dan bahagia selalu " ucap Zoya.

Pergi meninggalkanku, melihat dia menahan air matanya. Khawatir langsung mengejarnya.

" Tunggu " sambil mengejarnya.

Jalanan yang cukup ramai.

" Kenapa ngejar? " tanyanya.

" Zoya " ucapku.

" Abang, jangan pernah kayak gini lagi. Lupakan aja semuanya ".

" Kenapa harus dilupakan " kesal.

" Percuma, kalau pada akhirnya harus menerima kenyataan pahit " bentak.

" Zoya, aku tau kamu pasti kecewa tapi tolong selalu ada di sampingku ".

" Buat apa?, gak bisa abang, cepat kembali keluarga abang pasti... ".

Terlihat kami yang sedang bertengkar, keluargaku sudah ada dibelakangku.

Tapi apa yang kamu lakukan.

" Maaf om dan tante serta kak Nadira. Jangan salah paham, tenang saja saya tidak punya hubungan apa-apa jadi kalau bang Genta pun menikah nanti saya akan bahagia ".

Kenapa kau buat luka sedalam ini, kenapa kau berubah dalam waktu sekejap.

Assalamualaikum..
Makin ribet ini...
Sehat selalu para pembaca setia🥰

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang