Usia semakin bertambah kadang membuatku kesal. Bukan apa setiap bertemu keluarga besar pasti selalu ditanya kapan menikah? Mana ceweknya kok gak dikenali? Pertanyaan yang paling horor melebihi saat sidang pantukhir.
Hampir satu lettingku sudah minikah dan memiliki anak, sedangkan aku ? Masih sendiri. Dulu selalu ku abaikan tapi lama-lama juga kepikiran.
Adik sepupuku yang umurnya dibawahku sudah menikah dan ada yang segera menikah. Banyak wanita dijodohkan denganku tapi tak seorang wanita pun yang cocok.
" Mas Genta " panggil bunda.
" Ya Bunda, ada apa ? ".
" Ayo ke taman belakang bunda mau bicara ".
Suasana di taman belakang cukup sepi dan tak ada orang, keluargaku yang lainnya berada di dalam.
" Mas Genta sekarang usia berapa ? ".
" Kenapa bunda ? ".
Bunda pun tersenyum.
" Mas kamu itu permata bagi bunda, anak satu-satunya "tersenyum.
" Mas tau bunda, tapi mas gak mengerti maksud bunda ? ".
" Bunda mungkin akan mengambil pensiun dini mas. Bunda tuh pingin punya teman perempuan yang nantinya jadi anak bunda juga ".
Aku mulai memahami maksud bunda ku.
" Bunda, mas paham tapi mungkin belum dipertemukan saja ".
" Apa kamu gak mau kasih bunda cucu ".
What ? Bahasnya sudah langsung ke cucu. Apa gak salah ini.
" Bunda ngerti kamu masih ingin mengejar karir tapi apa tidak bisa kamu juga mencari pendamping setidaknya ada wanita yang kamu kenalkan ke bunda ? ".
" Bunda semua itu membutuhkan waktu " jawabku.
" Mas ingat gak pertama kali mas minta untuk tinggal bersama kakek terus mas masuk ke SMA TARUNA dan melanjutkan ke AKMIL apa ayah dan bunda menolak itu semua ? ".
Terenung memikirkan ucapan bunda, bila memilih antar mencari pendamping dan perang aku pasti memilih perang. Aku selalu menghindar untuk dijodohkan.
" Gini aja, apa gak punya teman dekat perempuan ? ".
Apa ini saatnya aku cerita ya...
" Bunda mas mau jujur soal ini, sebenarnya sudah dari lama " ujarku.
" Bunda masih ingat wanita yang datang saat PRASPA ? ".
" Zoya ".
" anggukan".
Memejamkan mata dan menarik nafas sebelum aku menceritakan semuanya.
" Bunda mas...mas sebenarnya suka sama Zoya itu dari awal kita ketemu bunda ".
Bunda pun kaget mendengar pernyataanku.
" Bunda tau mas orangnya kayak gimana?, sifatnya mas yang dingin kepada wanita. Tapi, pertama kali bertemu Zoya mas seakan ingin mengenalnya ".
" Awalnya hanya ingin mengenal seperti seorang teman tapi semakin kesini mas seakan ingin mengenalnya lebih jauh ".
" Jujur untuk pertama kalinya mas bisa dekat dan nyaman dengan seorang wanita ".
Bunda terdiam mendengarkanku bercerita. Semua pun aku ceritakan awal bertemu hingga saat ini.
" Entah mengapa bunda, mas itu selalu berusaha setiap saat melihat senyumnya. Mas juga bingung sejak kapan rasa ini tumbuh semakin besar ? ".
" Sifatnya yang berbeda dengan wanita lain itu membuat di mata mas Zoya wanita yang luar biasa ".
Tangan bunda kini menggenggamku.
" Ini pertama kalinya mas jujur sama bunda, ketika waktu mas tingkat IV mas merasakan kalau Zoya wanita yang sempurna di mata mas dan untuk pertama kalinya mas menyelipkan namanya di setiap doa sholat dengan meminta Zoya memang jodoh yang diciptakan Allah untuk mas ".
Semakin kaget dengan pernyataanku, setelah menceritakan ini semua rasanya lega seperti setengah beban hilang.
" Apa Zoya tau semua ini ? "
" Enggak bunda ".
" Kenapa ? "
" Aku takut, Zoya akan membenci mas".
Bunda pun memelukku, bunda meneteskan ait mata, mengusap air matanya kini sambil melihat bunda yang semakin menangis.
Assalamualaikum...
Terima kasih sudah setia membaca cerita ini jangan sampai bosan ya tunggu cerita selanjutnya...
![](https://img.wattpad.com/cover/171743438-288-k688731.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Sempat Memiliki (SELESAI)
Storie d'amoreCerita tentang seorang gadis SMA kelas 1 yang bertemu oleh seorang calon perwira angkatan darat tingkat 2 lewat jejaring sosial. Maaf kan aku ya bang... aku bisa menganggapmu sebagai teman dan seorang kakak. Apakah mereka akan bersatu.... Genre :...