Zoya POV
Hampir 3 tahun aku duduk dibangku SMA tinggal menghitung hari lagi aku akan berjuang terakhir dalam bangku SMA. Ini perjuanganku untuk menentukan apakah aku lulus atau tidak. Jujur hampir setiap hari disekolah kami selalu diberi asupan suplemen soal - soal.
" Ya allah kapan ini berakhir " teriak temanku Juwita.
" Betul rek, mataku sampai elek liat soal " sahut mbak Dinda.
" Kalau gini iso pas kelulusan botak sirah ku " sahut bang Zakki.
Yah mau gimana lagi tinggal menghitung hari saja kita akan menghadapi Ujian Nasional. Biasanya aja kalau istirahat kekantin pada ceria lah kita jalan aja sambil bawa buku tapi gak papa demi masa depan.
" Zoya, kamu masih kerja di tempat prewwed gak " tanya teamnku Lina.
Belum sempat menjawab bang Zakki menyambar dengan omongannya yan semua orang pun terkejut." Weh Lina rek durung Ujian wes ate Prewwed aja, rabi mbek sopo lin ? " goda bang Zakki.
Satu kelas pun tertawa dari ulah bang Zakki.
" Apa sih bang nyamber aja sapa juga yang mau rabi, orang aku tanya buat kakak ku " sambil memeletkan lidah.
" Udah lah berantem aja, aku masih kerja disana Lin " jawabku.
" Ok kalau gitu nanti aku kasih tau kakak ku ".
Bel pembelajaran pun berakhir, kami berlima pun pulang bersama. Sesampainya dirumah...
" Assalamualaikum " salamku dengan ceriah dan suara yang hampir seperti cowok.
" Waalaikumsalam " jawab nenek ku dan seorang laki-laki.
Tunggu... dengan wajah bengong ku sambil melihatnya...
" Kak kok bengong sih ni loh dari tadi ditunggu sama mas nya " nenekku.
" Loh bang kok bisa kesini tau darimana rumahku disini ? " sambil tak percaya kehadiranya disini.
Senyum manisnya yang sudah lama tak pernah ku lihat, senyum yang begitu khas, senyum yang tak pernah berubah sama seperti awal bertemu.
Seketika lamuan ku langsung hilang...
" Bisa mati nih aku kalau dia ada disini " gumamku." Ya bisalah dek, gak usah bengong gitu kayak apa aja " jawabnya dengan senyum.
Setelah ganti baju dan mandi aku pun di ajak keluar oleh abang itu. Hayo siapa dia ?
Sesampainya di Simpang Lima...
" Mau makan apa dek ? " tawarnya.
" Haduh bang kenapa sih setiap ngajak keluar selalu ditawarin yang inilah, itulah " ocehku.
" Ya kan jarang ketemu jadi pingin aja lah beliin adek ".
Ya begitulah Bang Genta, entahlah dari mana ia tau aku sudah di INDONESIA lagi. Tapi jujur rasa kangen ku langsung hilang sebab ia sudah ku anggap seperti abang - abangku.
" Bang ke Kota Lama yuk ? " ajakku.
" Okelah, tapi kan baru sampai simpang lima dek? ".
"Udah gak papa mending disana aja ".
Kami pun berbincang - bincang dengan penuh canda tawa. Dia juga menanyakan tentang sekolahku dan ia juga menceritakan kegiatannya ketika melaksanakan LATSITARDANUS.
" Ih pasti seru ya bang, bisa ketemu banyak teman dan terjun langsung lagi ke masyarakat ".
" Ya dek, aku juga makasih ya sama kamu dek ".
" Makasi apa bang jugaan aku kan enggak ngelakuin apa - apa ".
" Ya makasi udah mau ngeluangin waktu padahal minggu depan kamu Ujian ".
" Aku yang sebenarnya makasi bang, karna ini aku bisa sedikit refresing bang udah mulai botak ini kepala ".
Tak terasa waktu pun udah mulai malam, matahari pun sudah tenggelam aku pun dan Bang Genta akhirnya melaksanakan sholat di Masjid Agung Semarang.
Selesai sholat aku dan bang Genta pergi ke Lawang Sewu sebelum itu kita beli es krim dan beberapa cemilan, sesampainya disana pun kita langsung mencari tempat duduk.
" Dek, hemm .... ".
" Kenapa Bang kok berenti mau bicara apa ? "
" Habis ujian kamu sibuk gak ? " tanya nya dengan tatapan kearahku.
" Insyaallah gak ada bang, emangnya ada apa ? "
Sambil menghela nafas bang Genta pun langsung mengutarakan semuanya...
" Dek kamu mau gak jadi rekanita saya pas malam pengantar tugas " ucapnya dengan cepat.
" hemm ku pun terbatuk karna tak percaya " sambil menatap bang Genta.
" Ya ampun dek maaf, ni minum dulu...."sambil menyodorkan minum.
Rasanya tak percaya yang apa di ucapkan bang Genta, hilang berbulan - bulan tiba - tiba disuruh nemanin dia untuk malam pengantar tugas. Sebenarnya dulu aku pernah di ajak oleh abang -abangku karna ia belum mempunyai rekanita.
Ya walaupun pas itu masih SMP gila kan, ya kata abangku dari pada gak bawa terus mereka bilang tinggi mu bisa nutupin kalau aku anak SMP.
Malam pengantar tugas itu seperti rasa syukur para taruna dengan berakhirnya pendidikan biasanya ini dilaksanakan sebelum Upacara Sumpah Prasetya Perwira ( Praspa).
Ya para taruna tingkat akhir memang di wajibkan untuk membawa rekanita ( rekan wanita ) dalam acara ini kalau tidak para taruna yang tidak membawa rekanitanya akan dikenakan hukuman.
Kenapa harus aku, aku bukan siapa-siapanya, apa aku pantas menemaninya di acara yang akan dikenang sepanjang masa.....
Assalamualikum....
Makasi yang sudah menunggu part selanjutnya dan membaca cerita ini. Hayo apakah Zoya mau menjadi rekanita dari Abang Genta?....
JANGAN LUPA LIKE,COMMENT,SHARE, AND FOLLOW....
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Sempat Memiliki (SELESAI)
RomansaCerita tentang seorang gadis SMA kelas 1 yang bertemu oleh seorang calon perwira angkatan darat tingkat 2 lewat jejaring sosial. Maaf kan aku ya bang... aku bisa menganggapmu sebagai teman dan seorang kakak. Apakah mereka akan bersatu.... Genre :...