Menerima apa adanya itu bukan sebuah kepasrahan ataupun keterpaksaan, apalagi menerima orang yang luar biasa seperti dirimu.
Aku tak tau akan berjodoh dengan siapa, tapi ketahuilah sampai saat ini namamulah yang masih ku sebut hingga kita bersama. Meski mungkin ada sosok lain yang kini ada di antara kita tapi percayalah bahwa engkau yang selalu ada untukku.
_Genta Dirgantara Ramadhan
" Dek jalan yuk ".
" Ok, bang ".
Sudah lama tidak jalan dengan Bang Genta, kesibukan masing-masing tapi kami terkadang mengirim kabar.
" Kangen banget nih sama abang ".
" Halah tumben banget kangen sama aku ".
" Gimana latihannya udah selesai ? ".
" Udah dek, oh ya kamu bulan desember nanti ada rencana gitu gak ?".
" Enggak kayaknya bang ".
" Mau gak ikut ke Jogja kebetulan sepupuku nikah nanti sekali aku kenalin kamu ke saudara yang lainnya ".
" Lah kok aku yang dikenali ".
" karna kamu istimewah ".
" Hahaha tumben gombal " sambil nyengir.
Desember
Kini kami telah di stasiun malang." Tiketnya sama adek kan ".
" Ya, udah nih ".
Perjalanan menuju Jogja masih lama, kami pun saling bercerita tentang kegiatan satu sama lain.
" Bang, gimana ya aku bingung mau bicara mulai dari mana soalnya..".
" Bicara aja dek ".
" Abang, kenal sama kak Nadira kan ? " tanya ku yang sedikit canggung.
" Ya, ada apa ".
" Menurut abang, kak Nadira tu bagaimana orangnya ? ".
" Kenapa tanya tentang itu " sambil mengerutkan alisnya.
" Jangan gitu ah mukanya, santai aja. Kan adek cuma tanya ".
Tak sedikitpun ia menjawab, apa aku salah ya bertanya seperti itu. Andai saja dia tau tentang posisiku yang dilema ini.
Jujur, dihatiku sebenarnya tak ingin membicarakan tentang Nadira tapi aku pun tak enak dengan ibu bang Genta.
" Dek, abang boleh gak minta 1 permintaan ".
" Hah "
" Jangan pernah menanyakan tentang Nadira, tolong ya ".
Aduh makin rumit saja masalahku. Aku tau kau sedang menjaga perasaan ku tapi aku juga ingin tau bagaimana perasaanmu dengan dia.
Tak melanjutkan pembicaraan itu, aku pun tertidur di sandar bahunya.
" Ya allah kenapa Zoya pakai nyandar lagi ".
Gumam bang Genta.
" Dek, abang tau kenapa kamu tanya tentang Nadira mungkin ini yang membuatmu masih bimbang menerima ku, semua ku serahkan ke pada Allah. Bila memang engkau jodohku pasti selalu didekatkan bila memang bukan, abang akan terus berdoa dan memohon untuk dijadikan jodoh abang ".
Perkataan bang Genta membuat hatiku tersontak, sabar menantiku. Aku tak tau harus apa, akan ku mantapkan hatiku untuk memilihmu. Tunggulah waktu yang akan berbicara.
Kadang selalu bertanya kepada hatiku sendiri " Sebenarnya aku ini kenapa sih, Apa gak punya perasaan ".
Kadang lelah dengan hati ini. Aku tau dia pria yang sangat sabar dan penuh pengertian, aku pun tak mau membuatnya menunggu tanpa kepastian.
Tapi hati, pikiran dan mulut ini selalu tak mau sejalan. Aku pun tau semua itu butuh waktu tapi mau sampai kapan.
Semoga kamu mau menunggu dan berdoalah serta jangan pernah menyerah.
Orang bilang perasaan itu seperti rasa, manis, asin, pahit tapi aku bingung kali ini perasaanku berada di tempat yang mana ?.
Jangan ada hati yang aku kecewakan apalagi hati itu telah berlabuh penuh dihatiku.
Assalamualaikum..
Gimana ceritanya, jangan lupa
Like, komen, dan share... Terima Kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Sempat Memiliki (SELESAI)
RomanceCerita tentang seorang gadis SMA kelas 1 yang bertemu oleh seorang calon perwira angkatan darat tingkat 2 lewat jejaring sosial. Maaf kan aku ya bang... aku bisa menganggapmu sebagai teman dan seorang kakak. Apakah mereka akan bersatu.... Genre :...