Kenyataan

351 30 3
                                    

Setelah sholat bang Genta makin diam saja terus melamun, akhirnya aku pun tak jadi mengatakan yang sebenarnya. Terlihat tak baik-baik saja.

" Dek biar abang aja yang bicara duluan, sesuai dengan kesepakatan".

" Tapi kalau abang lagi banyak pikiran dan mau sendiri gak papa kok mending pulang aja ".

" Enggak Zoya, ini ada hal yang mau abang bicarakan sama Zoya terkait masalah hubungan kita ".

" Maaf ya bang buat Abang menunggu ".

" Enggak Zoya itu hal yang wajar dan abang seneng bisa menunggu jawabanmu ".

" Abang mau bicara apa ? ".

Matanya pun melihat ke arah bawah, tak sedikitpun melihat ke wajahku tapi terlihat di matanya menahan tangis. Apakah masalah bang Genta sangat berat ?

Sudah curiga setelah pulang dari Jogja. Menghindar, tidak ada kabar, lebih diam dan dingin.

" Adek maaf ya sudah buat kamu bingung, kesel, dan marah sama abang sekali lagi maaf ".

" Abang, adek gak tau yang membuat abang jadi berubah tapi yang perlu abang ingat memang adek kesel banget tapi adek gak marah dan mungkin gak akan bisa marah sama abang".

Sebenarnya ada apa ini.

" adek kita udah kenal cukup lama dari adek SMA dan abang TARUNA, jujur adek pun wanita yang ke 2 setelah bunda yang abang sayang ".

Dia menghembuskan nafas serta terlihat menahan air mata.

" Sebenarnya udah lama abang mau bicara soal ini tapi ternyata nyali abang kecil ".

" Serta jujur, berat mengatakan ini semua dek tapi adek pun tetap harus tau karna abang gak mau adek tau dari orang lain atau sama sekali tidak tau ".

" Maaf kan abang.... yang sudah membuat kecewa".

Menghembusakan nafas.

" Sebenarnya abang telah dijodohkan".

Seakan semua ini berhenti, pernyataannya membuatku sesak dan serasa tertusuk. Mata ku pun berkaca-kaca. Diam hanya menatapnya yang masih menunduk, bingung harus apa yang kulakukan.

" Dek maaf... maaf aku menyakitimu " ucap bang Genta.

Menahan untuk menangis, untuk pertama kali aku melihatnya meneteskan air mata. Berusaha tegar dan menahan tangis agar dia tidak terlalu merasa bersalah.

Berusaha untuk berfikir positif dan tak menampakkan sakit hati ini.

Mengapa harus begini, engaku yang memberikan aku cinta kenapa engkau rebut rasa cinta yang baru aku rasakan.

Karna tak mau melihatnya meneteskan air mata, kututup wajahnya dengan jaket.

" Kalau abang mau menagis silahkan, tapi adek tutup ya ".

Ketika cinta sudah datang dan baru merasakan tetapi seketika engkau ambil. Sulit memahami semua teka teki tentang cinta, apa ini balasan lama mengatakan semuanya ? Apa salah aku menyakinkan diriku?.

Bagaimana dengan nasib semua ini antara aku dan bang Genta?

Assalamualaikum...
Gimana ceritanya semoga suka

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang