Bohong

391 35 1
                                    

Merenung di sudut jalan...

" Aneh kenapa dia berubah ya apa aku yang berubah tapi perasaan enggak biasa-biasa aja ".

Ku pikir ini hal yang biasa terjadi, kami sering debat tapi kali ini merasa berbeda.

Tak mau ambil pusing ku putuskan untuk ke salah satu Mall yang ada di malang.

Sesampainya disana...
Haduh kok ramai...oh ya namanya aja malam minggu dan ini Mall. Melihat sekeliling Mall seperti orang hilang yang tak punya tujuan.

Disudut lain...
" Makasi ya nak Nadira mau ikut makan bersama ".

" Sama-sama tante ".

" Aduh kok masih malu-malu panggil Bunda aja ".

Mengotak-atik hp berharap dia memberi kabar.

" Mas ayo dimakan dari tadi lihat hp saja ".

" Ya Oma ".

Tak selera untuk makan, Zoya tak sedikitpun memberi kabar apa dia marah karna aku membatalkan janji untuk bertemu.

Perutku mulai lapar ku putuskan membeli makanan disini banyak sekali menu-menunya tapi ya begitu lumayan juga nguras kantong. Hehehe mumpung baru gajian walau kuliah dan kerja di Malang mungkin masih bisa dihitung jari aku ke Mall ini.

Tapi...itu Bang Genta kan. Bukannya dia bilang ada tugas mendadak. Apa aku salah lihat.

Gak mungkin aku salah lihat, mendekat ke arah meja yang diduduki Bang Genta.

Benar itu bang Genta dengan Nadira. Sontak ia pun kaget melihat ku.

" Hai Zoya ".

" Hai juga mbak Nadira, eh ada bang Genta juga " sambil memberi senyuman.

" Berdua aja? " tanyaku.

" Kamu sama siapa Zoya?, enggak kok kebetulan ayah, Bunda, Kakek dan Oma ada juga tapi lagi belanja. Ini aku temani mas Genta makan ".

"Wah Zoya ganggu ya maaf kalau gitu ".

" Enggak kok, enggak kan mas Genta ? ".

Pertama kali lihat ekspresi Bang Genta seperti ini.

" Siap enggak " jawab Bang Genta yang terlihat bingung.

" Hehehe bang Genta orangnya emang lucu mbak Nadira lihat aja dari tadi lihat aku kayak lihat komandannya ".

" Ya udah mbak Nadira sama Bang Genta, Zoya pamit duluan salam buat semuanya. Assalamualaikum ".

" Waalaikumsalam ".

Jujur, kecewa lihat bang Genta yang tidak terus terang kalau mau makan bersama. Padahal kalau di jujur pun aku mungkin tak kecewa, Kenapa harus bohong?.

Bersender di tiang sambil memejamkan mata.

Zoya aku tau kamu di balik tiang itu...

" Dek " memberanikan diri.

" Ya bang Genta " Sahut dengan senyum darinya.

" Maaf abang bohong ".

" Zoya pulang dulu, bahagia selalu assalamualaikum".

Aku tak bisa menghentikannya, pasti dia kecawa aku yang dulu melarangnya untuk berbohong tapi kini aku yang berbohong.

Malam hari di barak berusaha untuk menelponnya tapi tak kunjung di angkat.

Keesokan harinya.
" Hahaha ayo tantri semangat binsiknya" ejekku.

" Apasih ikut juga mu ".

" Oh malas aku, aku kesini kan mau ngajar muridku yang bandel ini ".

Sambil menunggu binsik, melihat sekitar batalyon yang begitu ramai. Tapi seseorang memanggilku.

" Zoya " laki-laki dengan mengenakan baju loreng.

" Ya, maaf siapa ya ?" Mengingat-ingat.

" Aku Kevin yang dulu pernah kamu pukul ".

" Oh kak Kevin, aduh maaf kak ".

Kami pun berbincang-bincang. Dunia ini memang sempit hehehe dulu aku pernah pukul wajah kak Kevin gara-gara salah tangkap sih.

Tak ku sadari seseorang melihatku dengan laki-laki lain.

Zoya, apa ini maksudmu aku harus bahagia?

Assalamualaikum
Selamat membaca & Sehat selalu..

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang