Cuti Tugas

416 43 2
                                    

Tak ada yang berat jika terus mengeluh, menjalani profesi sebagai tentara merupakan jalan hidup yang aku pilih serta takdir tuhan yang selalu membawaku.

Semua jiwa raga ini milik ibu pertiwi apapun yang terjadi sudah kuserahkan. Pahit, pedih, manisnya pendidikan sudah ku rasakan tapi itu belum seberapa dari apa yang kini ada didepan mata.

Namanya juga tentara saat latihan pun terkadang terluka aku masih ingat betul ketika masih di Akmil pelatih selalu mengatakan.

" Luka yang kalian terima saat latihan tidak ada apa-apanya ketimbang darah para pahlawan yang telah mengalir ".

Tidak ada libur itu hal yang sudah biasa tapi masih beruntung saat ini kami ada disini bukan tak mau di medan perang.

" Letda. Genta tolong ini berikan berkas ke Kapten. Andre ".

" Siap, laksanakan tugas ".

Dalam barak tak banyak orang karna mereka beruntung untuk bisa bertemu keluarga tapi itu tak membuatku iri.

Semua tugas sudah ku kerjakan kini tak tahu apa yang akan kukerjakan lagi, pada akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan di kompleks Batalyon.

Yah terlihat sepi juga tapi masih adalah beberapa tentara dan keluarganya yang memutuskan untuk tidak pulang. Terkadang merasa malu bila diberi hormat pada yang lebih tua tapi mereka selalu mengatakan pangkatnya kan lebih tinggi.

"Nikmatilah pekerjaanmu walaupun tak membuatmu kaya tapi akan selalu memberimu kehidupan"

" Assalamualaikum dek, lagi apa ? ".

" Waalaikumsalam, lagi jalan-jalan. Kenapa?, kangen ya".

" Hemm apaan sih, ya udah kalau gitu nanti aja " jawabku.

Cukup mendengar suaranya saja sudah membuatku tenang, mengapa rasa ini semakin besar. Jika memang ini yang dinamakan cinta izinkan aku selalu ada untuknya.

" Masih tugas bang ? ".

" Enggak udah selesai ini mau cari makan sambil jalan-jalan di kopleks Batalyon ".

" Ihhhh cari makan atau cari kakak ipar buat aku nih ".

Yah begitulah masih sama seperti dulu, waktu pertama bertemu tetap masih menganggap sebagai kakaknya.

" Apaan sih dek, jangan-jangan kamu cemburu ya ".

" Buat apa cemburu kan... ".

" Kan apaan dek ".

" Udah ah malas bahas itu, abang berarti gak dapat cuti ya ?".

Aku tak bisa melawan rasaku untuk tidak mencintai mu tapi aku takut bila rasa ini ku utarakan akan membuatmu pergi dari ku.

Bingung untuk mengungkapkan tak ada kata yang dapat menjelaskan kini kau berarti dalam hari-hariku.

" Jangan sampai telat makan dan selamat bertugas makasi sudah menjaga negeri ini hingga kau pertaruhkan rasa rindu untuk bertemu keluarga ".

" Ya ibu persit ".

" Hahaha nyonya persitnya siapa bang " tawanya.

" Ya udah jadi nyonya persit buat abang aja ".

" Enggak ah abang kan abangnya Zoya...hahaha ".

Tak bisa berkata-kata lagi.

Sambil menggoyangkan hp beberapa remaja perempuan tak hentinya bolak balik di depanku. Bila tak menegur tak enak bagaimana pun mereka bagian dari keluarga besar batalyon.

" Menyapa lewat senyuman ".

" Halo om " sambil tersipu malu.

Menyapa beberapa ibu-ibu yang sedang menyapu walau disini suasana lebaran tetap kebersihan nomer satu.

" Permisi bu ".

" Ya om silahkan ".

Masih bingung sih setiap lewat pasti selalu manggil anak-anak perempuannya tapi mau gimana lagi kalau menegur soal itu rasanya kurang pas jadi tak usah dipikir panjang saja.

Assalamualaikum...
Terima kasih sudah mau membaca cerita ini serta support kalian dengan like, comment nya...

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang