Apa Kabar Magelang

798 42 0
                                    

      Hari ini aku mulai melakukan aktivitasku seperti biasa lagi, karna hampir 2 minggu aku memulihkan luka di tangan dan kakiku, Setelah kejadian itu. Kak Mahendra terkadang menghubungi ku dan juga kadang ke warung, memang akhir-akhir ini kak Mahendra sibuk dengan skripsinya dan tugasnya. Jangan kira Akpol itu gak ada skripsi ya, walau dia bersistem pendidikan tapi untuk tugas akhir sebelum di wisudah ada loh.

     Tapi aku bersyukur tidak ada jarak diantara kita bertiga. Setelah perkataan ku waktu itu mereka berdua memilih untuk berteman kembali dan memfokuskan pendidikan meraka masing-masing. Aku berdoa semoga mereka berdua lancar sampai wisudah dan pelantikannya.

     Ya mungkin kalian berfikir diantara kita akan menjadi pacar dari kak Mahendra, itu salah besar ya. Kalian kan tau aku dan komitmenku jadi gak usah dijelasin. Kalau kak Tantri dia menyadari bahwa semuanya itu tak dapat dipaksakan untuk dimiliki apalagi perasaan. Jadi kita bertiga menfokuskan untuk masa depan nanti.
 
      Setelah lama tidak keruangan osis, sepulang sekolah kami mengadakan rapat. Ya sekolah kami dipercaya untuk menampilkan beberapa pertunjukan untuk mengisi acara festival yang akan segera dilaksanakan. Kami saling memberikan pendapat hingga kita dipenghujung rapat sebuah keputusan yang telah disepakati kami akan menampilkan sebuah drama kolosal, serta kolaborasi setiap extra yang akan nantinya dikemas menjadi satu, serta pemainnya akan dipilih dari semua extra, tapi bagi yang tak menjadi pemain utama akan tetap main, karna ini akan membutukan orang yang banyak.

       Langit malam yang begitu terang, dari atas pohon aku memandanginya dengan indah. Ya di samping rumahku terdapat pohon mangga dan aku membuat rumah pohon disitu lebih tepatnya itu markas lah.

      Terlintas di pikiranku akan kabar hal yang ada di Magelang, siapa lagi kalau bukan bang Genta. Memang sudah lama ia menghilang terakhir kali ia bilang tak bisa menghubungiku lagi untuk saat ini.

      Rasa bosan mulai lagi menghampiriku, sebenarnya aku masih kepikiran tentang orang yang telah membantuku. Rasanya ingin sekali mengucapkan rasa terima kasih kepadanya, bagaimana tidak dia telah menyelamatkan ku dari patah tulang. Ya sebenarnya aku hampir saja mengalami patah tulang tapi berkat pertolongan pertamanya atas izin Allah alhamdulillah tak terjadi pada ku.

      Tak kusangka disebelahku ada mbak Gita. Ia hafal kalau aku melamun pasti ada yang dipikirin.
   " Dek ngelamun aja" sambil membawa brownis.
   " Eh mbak, udah dari tadi tah".

   " Enggak dek dari kemarin, ya jelas dari tadi kamu tu ngelamunin apa sih" dengan nada kesal.

   " Maaf mbak aku ngelamun, gini mbak aku masih kepikiran orang yang nyelametin aku".

   " Udah lah dek gak usah dipikirin kamu berdoa aja buat dia yang terbaik, kamu minta ucapakan  terimakasi lewat allah aja pasti allah nyampein kok".

    " Ah mbak bisa aja, tapi masih gak enak aja mbak".

    " Aduh santai aja lah dek, oh ya mbak mau tanya gimana tentang Mahendra sama Tantri".
 
    " Baik kok mbak".

    " Jadi gak ada permusuhan diantara kalian kan, terus Mahendra pacaran sama Tantri".

    " Alhamdulillah gak ada mbak, yang aku tau sih mereka gak pacaran karna ingin menyelesaikan studinya dulu tapi gak tau lagi dah mbak kan jodoh gak akan kemana, mbak wisudahnya tahun ini kan".

    " Oh gitu toh, ya dek insyaallah tahun ini mbak capek dek hampir satu tahun menunggu bayangin aja coumload tapi sama aja kayak yang lain kakak kira wisudahnya beda".
  
    " Kak-kak, ya jelas akan disamain lah coba kakak bayangin deh, kakak punya acara tapi yang dateng hanya keluarga tapi kakak ingin dapet keuntungan pasti ya gak pakal dapet lah intinya tu gak balik modal. Kan gak mungkin kakak ngundang keluarga tapi disuruh bayar kan. Habis itu emang kakak mau wisudah sendirian, kan yang terpenting kakak kan bisa kerja jadi ilmunya bisa bermanfaat deh untuk orang lain".

   " Pintar juga kamu ya dek, aku gak kepikiran sampai situ" tawa mbakku.

    " Ya pintar lah kan adeknya mbak".
  
   Seketika aku tak lagi memikirkan tentang dia yang di Magelang dan seseorang yang telah menolongku. Bagi yang telah menolongku aku berdoa untukmu agar kau selalu sehat, selalu dilindungi dari semua bahaya.
     
     Malam mulai larut mata tak bisa menahan lagi, mbak Gita sudah berada dalam mimpinya aku pun ikut tidur. Aku mengambil sarung untuk selimut. Pagi kali ini disibukkan dengan latihan awal persiapan pentas seni. Ya sekolah kita akan menampilkan 2 drama yaitu kolosal dan kisah anak SMA. Pemain drama paling banyak yaitu drama kolosal Palagan Ambarawa dan Kisah kasih di sekolah.

    Alasan kita mengambil cerita tersebut karna kami ingin menyampaikan pesan bahwa pertempuran Ambarawa tak kan pernah dilupakan sebab pertempuran tersebut sebagai saksi bisu perlawanan rakyat semarang dengan sekutu. Kalau untuk kisah SMA ini ditargetkan buat anak remaja sih. Oh ya selain itu ada kolaborasi paskibra dan pramuka juga, pokoknya aku yakin pasti seru.

  
   
 

      
  

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang