Sesuai janji ku tadi siang, aku pun bergegas pergi ke Akpol untuk bertemu dengan bang Genta. Tak lupa aku membawa peaper bag yang ku berikan sebagai oleh-oleh. Suasana diluar Akpol tidak terlalu ramai, aku menunggu bang Genta di gerbamg Akpol.
" Maaf dek, cari siapa" tanya taruna Akpol yang sedang berjaga.
" Mau cari bang Genta, dia dari taruna Akmil kak" jawabku.
Tak lama kemudian bang Genta datang lalu menghampiriku, aku langsung memberikan peaper bag berwarna hijau lumut kepada bang Genta sebagai tanda terima kasihku karna dia telah mentraktirku tadi sianh. Selain itu aku pun menanyakan sesuatu yang sempat aku ingin tanyakan pada siang tadi." Em bang, masih lama kan perginya. Aku boleh tanya sesuatu?" Tanyaku.
" Masih kok, soalnya jam keberangkatan di tunda. Emang ada apa kangen ya" godanya dengan mengangkat alis.
" Siapa juga yang kangen, serius ni bang aku mau tanya"." Mau tanya apa sih".
" Bang, sekitar 2 minggu lalu apa ada anak akmil ke semarang gak bang, mungkin dia lagi pesiar atau gak tugas kayak abang gini".
" Enggak tu dek, tapi kalau ada yang pesiar ke Semarang abang gak tau, emang kenapa? Kalau ada apa-apa biar abang bantu cari infonya".
" Jadi gini bang, sekitar 2 minggu yang lalu aku sempat mengalami kecelakaan, tapi tenang gak parah kok hanya lecet di tangan dan kaki yang kasih aku pertolongan pertama itu anak taruna, dia yakin itu anak taruna Akmil bang".
" Apa... berarti.... " dengan nada terkejut.
" Kenapa bang " tanyaku dengan penasaran.
" Jadi gini dek, waktu itu aku sempat kesini sama beberapa temanku untuk ngelayat dek. Salah satu orang tua adik kelasku itu meninggal. Nah pas aku mau pulang ke rumah teman karna teman ku yang lain pada duluan tapi aku kejebak hujan akhirnya aku nunggu didekat halte sekitar sini dek. Aku sempat melihat ada 2 perempuan itu lari nah karna ada satu perempuan dia itu kayaknya ada masalah jadi perempuan satunya itu dorong gitu tapi malah yang nolong itu yang ketabrak jadi aku pun lari dek".
" Berarti...."
" Ternyata itu kamu dek, ya Allah kok bisa gitu sih dek gimana ceritanya. Kamu ni ya..." marah bang Genta.
" Maaf bang aku gak bisa cerita, tapi aku harus nyelamatin kakak itu".
" Kan kamu bisa teriak atau apa gitu kalau samapai fatal gimana".
" Maaf bang, tapi...".Bang Genta pun merasa sedih dan khawatir. Aku pun menyakinkan bang Genta dan aku tak mau ia tahu tentang masalah itu karna aku pun sudah melupakannya. Bang Genta lalu terdiam dan tak lama ia diam. Ia memberikan nasihat serta penawaran jika aku ada masalah ia bilang dia bersedia mendengarkannya serta memberilan solusi.
keberadaan bang Genta bagiku ia seperti abangku. Aku sanagat bersyukur bisa bertemu dengan bang Genta.
Aku menyadari bahwa dunia itu sempit setiap kita berjalan pasti akan menemukannya lagi. Mungkin Allah mengirim bang Genta kepadaku supaya aku belajar darinya arti dari kebijaksanaan.
Sosok bang Genta memang lebih dewasa pemikirannya dari pada taruna yang lain aku kenal. Dia lebih memberikan perhatian seperti seorang kakak yang memberikan kasih sayang kepada adiknya.
Hari pun mulai sore, aku berpamitan dengan bang Genta. Selama di Akpol aku tak melihat kak Mahendra. Sesampainya dirumah aku merebahkan bandanku. Rasa lelah menyelimuti hingga akhirnya aku pun tertidur.
Malam mulai larut, aku pun terbangun dari tidurku, aku segera mengambil air wudhu dan menyegerakan sholat malam. Ngantuk tak terasa lagi aku putuskan sambil menunggu jam 3 pagi aku belajar.
Aku pun langsung bersiap untuk melaksanakan olahraga pagi. Sudah menjadi kebiasaan ku melaksanakan olahraga pagi. Aku pun berlar.
Assalamualaikum....
Maaf ya telat update.... mau dekat ujian jadi ya lama akhirnya.....Tapi jangan lupa like, comment and follow ya😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Sempat Memiliki (SELESAI)
RomanceCerita tentang seorang gadis SMA kelas 1 yang bertemu oleh seorang calon perwira angkatan darat tingkat 2 lewat jejaring sosial. Maaf kan aku ya bang... aku bisa menganggapmu sebagai teman dan seorang kakak. Apakah mereka akan bersatu.... Genre :...