Entah mengapa pikiran ini menyelimutiku lagi. Kau seperti angin yang tak pernah diundang tetapi hadir didepanku lalu pergi entah kemana tanpa jejek sedikit pun, apa kabar dengan mu wahai pengirim pesan.
Hari berganti bulan, sebentar lagi disekolah ada kegiatan pentas seni tahunan. Dalam pentas seni ini guru-guru memberi kepercayaan kepada kami para osis untuk mengkoordinir pentas yang akan di pertunjukan.
" Waduh, proposal gimana udah siap apa belum ini". Tanyaku dengan bada bingung.
" Hehehe kak belum ya, soalnya ada sedikit perubahan". Jawab seketaris.
" Ok, kalau gitu tolong diselesaikan dan untuk keuangan bagaimana apa aman aja nih". Tanyaku
" Aman aja kalau proposal untuk pengajuan dana untuk sponsor udah jadi". Jawab ketus dari bendahara
" Sabar bu Dinda masih proses". Jawab seketaris.
" Udah jangan tengkar, disini saya tidak menerima pertengkaran yang tidak berfaedah. Bagaimana untuk tim lainnya apa udah siap". Tanya bang Ilham.
" Untuk sejauh ini tim kegiatan aman kak, jadwal acara semuanya sudah selesai". Jawab koor. Kegiatan.
" Biar gak lama nih saya mewakili koor kesehatan, keamanan, konsumsi aman kok kak, tinggal nanti kita bergerak pada saat kegiatan". Jawab perwakilan salah satu koordinator.
" Ok kalau gitu berarti dari tim seketaris ya belum selesai, jadi sebagian tugas kalian saya yang akan urus untuk proposal sponsor, Bagaimana". Tanyaku.
" Kalau gak keberatan boleh kak. Tapi nanti ganggu kerjaan kakak yang lainnya". Jawab seketaris.
" Tidak kok disini kita harus kerja sama. Karna apa acara ni sangat besar dan kemungkinan beberapa para pejabat pemerintah Jawa Tengah akan hadir". Jawabku.
" Mantap betul lah sekolah kami ini, gak jadi nyesel aku sekolah sini". Jawab salah satu anggota osis membuat semua anggota lain tertawa.Hari mulai sore tak terasa bagi kami dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.
" Zoya nanti malam kamu kemana?". Tanya bang Farhan.
" Aduh kayak gak tau Zoya aja walaupun malam minggu ya dia mah tetap dirumah kalau gak diwarung". Celetuk bang Zaki
" Nanti malam mau ke warung bang bantu budhe, emang kenapa". Tanyaku.
" Gak ada maunya sih kita-kita main kerumah mu lama gak main". Jawab bang Farhan.
" Kalau mau main kerumah main aja ada bang satria kok, tapi aku gak bisa nemenin". Jawabku.
" Oh bang Satria datang, kalau gitu kita main kerumah ya dan udah dah gak butuh kamu lagi ya". Jawab bang Farhan.
" Ya main aja, aduh baru ada bang Satria aku di cempahkan". Jawabku dengan memelas.
Mereka sudah biasa main kerumah ku dari makan,tidur kadang hingga mandi dirumahku kalau dirumahnya masing-masing ada sanak keluarganya.Adzan magrib sudah berkumandang ku bergegas mengambil air wudhu dan kulaksanakan sholat. Selesai sholat aku membawa tas hitam sekolah dan ku kayuh sepedah gunungku dari hasil aku mengikutu pertandingan pencak silat sewaktu SMP. Sampailah di sebuah warung sederhana yang menjajakan nasi goreng dll.
" Assalamualaikum mamak". Sapa ku membuat para pembeli mencari-cari suara ku.
" waalaikumsalam, zoya bantu mamak mu buatin minum itu es teh 6, es jeruk 6,teh anget 4 ya". Perintah mamak ku.
" Ok mak, nanti bawak kemana ni pesanannya?". Tanyaku
" Bawa ke mas-mas uang pakek seragam tu aduh apanamanya ya mamak lupa?". Jawab mamak ku yang kebingungan.
" Oh yang itu, seragam AKPOL mak". Jawabku. Ku buatkan pesanan yang disuruh mamak ku tiba-tiba.
" Kok kayak perbah lihat kamu ya dek?". Tanya seorang taruna AKPOL.
Aku hanya mengerutkan alis dan merasa heran.
" Alah semua cewek cantik kau pasti bilang gitu gus". Celetuk salah satu temannya.
" Lagi usaha bos". Jawabnya dengan nada kecil.
" Gus gus kamu nih ya gak berubah mata keranjang mu itu. Dek jangan diladenin ya orang kayak gini gak berfaedah". Jawab salah satu temannya. Kulihat nama di baju tertera nama mahendra.
" Hehehehe gak papa kak hendra, mungkin aja kak agus pernah lihat saya". Jawabku sambil menyodorkan pesanannya.
" Wah hebat banget kamu bisa tau nama kami berdua jangan-jangan kamu peramal ya, kalau kamu peramal ramal dong masa dwpan aku sama kamu". Jawabnya kak agus dengan senyam senyum.
" Aduh kakak kakak saya ni udah SMA jadi saya kan bisa baca tulisan nama kakak dibajunya". Jawabku.
" Aduh bro-bro goblok kok dipelihara". Jawab kak mahendra. Membuat teman taruna lainnya tertawa dengan percakapan yang kita buat. Melihat mereka semua pikiranku langsung teringat dengan bang Genta. Apa kabar nya bang Genta sudah lama aku gak chat tan dengannya. Setelah membantu mamak ku aku mengeluarkqn laptop baruku. Alhamdulillah bisa beli laptop walau gak bisa beli hp batin ku. Ya aku beli laptop dari hasil uang lomba-lomba yang aku ikutin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Sempat Memiliki (SELESAI)
RomanceCerita tentang seorang gadis SMA kelas 1 yang bertemu oleh seorang calon perwira angkatan darat tingkat 2 lewat jejaring sosial. Maaf kan aku ya bang... aku bisa menganggapmu sebagai teman dan seorang kakak. Apakah mereka akan bersatu.... Genre :...