Camping

509 37 0
                                    

Menjalani tugas sebagai seorang tentara hal yang berat tak hanya taktik perang saja kami dibekali juga selalu dekat untuk masyarakat.

Salah satu universitas di Malang mengadakan camping bersama tepat di batalyon kami, aku pun ditugaskan sebagai ketua dalam acara ini. Kami sebagai tentara memberikan materi berupa pengenalan hidup dihutan, cara pengoprasian alat-alat, outbound, dan lainnya.

" Selamat pagi " sapaku.

" Pagi..pagi..pagi luar biasa ".

" Baik mohon perhatian semuanya, perkenalkan nama saya Letda. Genta Dirgantara Ramadhan bisa dipanggil Genta disini saya sebagai ketua panita penyelenggaraan camping kali ini apapun yang ada disini semua itu tanggung jawab saya. Untuk peraturan selama camping berlangsung mungkin nanti akan diterangkan kepada Serka. Bayu mungkin hanya ini pengarahan dari saya apa ada yang bertanya ? ".

Kadang terasa heran dengan kaum hawa apakah ada yang salah denganku. Setiap berjalan selalu mereka melihatku dengan penuh tatapan yang bagiku itu aneh.

" Tuhan ganteng kali " puji salah satu mahasiswi.

Suara pun mulai tak terkendali aku pun menghentikannya dengan memberi pengarahan selama berlangsungnya sebuah pembelajaran ataupun pengarahan bila ada hal yang tidak ditanyakan maka tak perlu bersuara walaupun ini camping yang bersifat santai tetap ada pereturannya.

" Izin bertanya kami memanggil untuk tentaranya sebutan apa ya " Seseorang pun bertanya.

" Ya kalian bisa panggil kami kak, tapi dengan syarat jika saat pemanggilan sebutan kak tanpa nama ada hukumannya ".

Hahaha aku melakukan ini agar tidak tegang dan kebetulan yang menjadi panitia masih terlihat muda pada saat rapat kami pun menyepakati untuk memakai sebutan kak.

Kemah pun dimulai acara dari pagi hingga malam cukup pada karna hari ini pertama kegiatan dimulai dengan pembagian baju dan alat selama kemah, perkenalan dan sebagainya.

Hari tak terasa sudah menjelang sore kegiatan hanya melakukan bersih-bersih diarea sekitar tempat kemah beberapa wanita menghampiriku.

" Izin kak Genta memperkenalkan diri ".

" Nama saya Putri ... saya Gista ... saya Wirda ... saya Bella " sambil menyodorkan tangan.

" Ya salam kenal juga " ucapku.

Mereka pun seperti kegirangan entah lah tak hanya itu mereka meminta akun media sosial awalnya sih enggan untuk memberinya tapi yah setidakmya bisa tambah teman dan silahturahmi terjaga itu saja niatku.

Di halte bus...

" Ya allah tumben gak ada angkot lewat hemm bisa-bisa dimarah nih " gumamku.

Hampir 15 menit menunggu akhirnya angkotpun datang ya aku ada janji dengan sahabatku bernama Tari mangkanya setelah dinas dari rumah sakit aku langsung menujuh rumahnya lebih tepatnya sih rumah dinas ayahnya yang merupakan seorang komandan batalyon di malang.

Waktu semakin sore mau bagaimana lagi aku pun baru selesai dari dinas rumah sakit.

Sesampainya di batalyon...

" Permisi om " sapaku pada om yang berjaga di pos.

" Permisi mbak boleh lihat identidasnya dulu ".

" Siap om ini didentitas saya ".

" Mbaknya mau bertemu siapa ? ".

" Saya mau ketemu teman saya bernama Tika putri dari komandan .... "

" Oh kalau gitu silahkan mbak apa mau saya antar ".

" Gak usah om ".

Aku pun langsung menuju rumah Tika dari gerbang ya tidak terlalu jauh rumah dinasnya gampang untuk diingat pokoknya paling depan lah wkwkwk anak komandan soalnya.

Tapi Tika itu orangnya tertutup dalam arti ia gak semua orang boleh tau kalau ayahnya seorang Tentara apalagi mempunyai jabatan yang cukup tinggi, dulu setiap mau berangkat ke kampus pokoknya 500 meter dari gerbang kampus dia berhenti ya dia selalu di antar jemput oleh ajudan ayahnya katanya sih malu.

Emang unik anaknya aku bertemunya waktu ospek dari situlah kita selalu bersama.

" Assalamualaikum " salamku.

" Waalaikumsalam " seorang tentara yang kemungkinan ini ajudan ayah Tika.

Ia pun menanyakan maksud kedatanganku dan belum sempat menjawabnya Tika datang sambil berteriak dengan begitu girang.

" Zoyaaa... " langsung memeluk dengan erat.

" Haduh Tika lepasin kan kamu aku gak suka di peluk ".

" Biarin kamu kemana aja hilang gak jelas kemana dihubungi gak bisa sombong banget ".

Begitulah Tika periang, ceriwis, suka ngomel lah sampai aku pun juga bingung terkadang dengan sifatnya.

Ayahnya dan ibunya menyambutku dengan ramah aku pun bersalaman dan beliau menanyakan tentang ku yang menghilang.

Waktu isya pun tiba kami menyegerakan mengambil air wudhu. Setelah itu Tika meminta ku mengantarnya ke kantin.

" Kemana sih Tika ? ".

" Ayo ke kantin penat nih kepalaku dengan skripsi ayo lah ".

Melusuri jalan perumahan tentara dan melihat beberapa tenda darurat terpasang.

" Itu ada apa Tika ".

" Oh itu kampus sebelah ngadain acara camping gitu lah ".

" Oh gitu toh ".

Sambil menuju kanti kami banyak membicarakan kegiatan masing-masing, tika yang pusing akan skripsinya dan beberapa tugas untuk KOAS dan aku menceritakan pengalaman dan kegiatanku selama berada di daerah itu.

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang