Akmil

830 38 0
                                    

 Flasback   Semadatar Genta

     Malam menghiasi barak yang kutempati saat ini, ku menatap langit yang gelap dengan dihiasi bintang-bintang yang bertebaran. Rasa letih tubuh ini mulai menghampiri latihan demi latihan tak ada hentinya sampai aku lupa kabar darinya.

     Apakah dia datang kesini? apa aku hanya salah lihat ? mungkin hanya salah lihat pada waktu itu.

     Lamunanku membuatku tak menyadari sekeliling, ternyata ada abang kelasku yang memanggilku.

   " Ngelamun aja kamu suh, ada masalah?" Tanyanya.

    " Siap gak ada bang, mungkin karna capek aja bang".

    " Alasan aja kamu suh, ya udah gini aja kamu besok keruangan saya ya ada hal yang mau saya sampaikan"

     " Siap bang".

     Malam semakin larut para taruna lainnya sudah terlelab dalam mimpi mereka tak dengan ku, mata ini tak bisa terpejam entah asalannya.

     Ku buka lemari ku yang begitu rapi karna ini salah satu peraturan disini. Ku buka buku saku ku sebuah foto ku dengan dia terjatuh diatas lantai.

     Setiap ku panda fotoku denganya entah senyum di bibirku selalu muncul begitu saja. Wajahnya yang begitu polos begitu melekat pada dirinya. Selalu ku ingat pertemuan pertama ku dengannya

     Entah mengapa ada sesuatu dalam dirinya yang begitu berbeda dengan yang lain, jujur di umurku yang ke 20 ini aku belum pernah menyukai seseorang yang akan selalu penting bagi kehidupanku.

     Jujur semasa SMA memang aku terbilang anak yang populer semua wanita selalu memandangiku dengan begitu berlebihan yang membuatku begitu risih apalagi ketika aku sudah menjadi taruna.

     Lamunanku membuatku tertidur menikmati alam mimpi. Jam 03.00 pagi aku bersiap untuk melaksanakan lari pagi. Seperti biasa kegiatanku setelah lari pagi melaksanakan sholat subuh setelah itu makan pagi dan dilanjutkan belajar.
   
      " Izin menghadap Sematutar Haidar".
    
     " Silahkan masuk suh".

     " siap ".
 
      Pembicaraan kali ini membahas tentang penerimaan Taruna Akademi Angkatan Darat jadi nanti beberapa para taruna yang sudah ditunjuk akan melaksanakan sosialisasi di beberapa sekolah di seluruh Indonesia.

      Ya aku sebagai tinggat 3 diberi amanah dari Sematutar. Haidar, ia merupakan Komandan Resimen Korsp Taruna Angkatan darat merupakan struktur jabatan tertinggi di Akedemi Militer.
    
      Jadwal pesiar hari ini pukul 17.30 wib dalam pesiar kita bisa memilih di dalam Akademi atau keluar. Pesiar kali ini aku memutuskan keluar bersama Sematutar Haidar yang kebetulan jam pesiar untuk tingkat 3 dan 4 itu berbarengan.

     Mungkin di dalam Sematutar Haidar ini merupakan Komandan yang begitu tegas hingga aku masih ingat sewaktu ia belum menjabat sabagai Komandan ia pernah menjahili teman di angkatanku dia terkenal dengan kejahanamannya sampai dijuluki Macan. Tapi sikapnya itu tak membuatku bingung ya aku kenal denganya itu sejak SMA.

     " Izin bang kita mau kemana?".

    " Aku juga bingung suh, mau nyamperin cewekku tapi baru inget gak punya cewek".

    " Ah abang bisa aja bukannya dulu ada yang pernah ngejer abang pas waktu SMA itu".

     " Asem kau ni, di ingetin pula sama cewek itu kampret lo".

    " Bang istigfar, nanti ke dengar sama pembina bisa habis nanti abang dihukum".

    " Aduh mulut ni, sory ya kamu sih yang mancing duluan".

       Ya bagi kami para taruna itu merupakan sebuah pantangan yang tak boleh dilanggar. Peraturan disini tak pernah memandang siapapun mereka walaupun dia seorang komandan resimen jika membuat kesalahan itu pasti dihukum.

        Karna tak punya tujuan akhirnya kami pergi ke rumah orang tua asuh kami yang kebetulan sama sebab kakak asungku itu bang Haidar.

    " Assalamulaikum" salamku dan bang haidar.

   " Walaikumsalam eh masuk leh".

   " Enjeh buk".

      Ya ini adalah keluarga asuh setiap taruna mempunyai keluarga asuh. Kami selalu datang kesini biasanya sih sama gengku juga tapi mereka bertiga pada ngedate sama pacar meraka.

     Dengar adanya keluarga asuh mengurangi rasa kangenku kepada keluargaku yang selalu setia menungguku. Pada waktu pesiar itu merupakan kesempatan ku untuk menghubungi keluarga, selain itu kita diberi kesempatan untuk membeli kebutuhan pribadi sebenarnya didalam ksatria itu ada tapi terkadang ramai.

     Bagaimana ya kabarnya? Dia lagi apa ya? Apa udah makan? Pertanyaan itu selalu merasuki dalam pikiranku.

      " Le kok gak dimanakan?" Tanya ibuk.

     " Ngelamun lagi kamu suh" tanya bang Haidar.

     " Enggak bang, buk".

     " Ayo ada cewek ya " goda Bang Haidar.

   Aku hanya diam tak menjawab ya kalau aku juga jawab pasti yang menag bang haidar.

     " Haidar, Genta memang udah pada besar pasti sudah tertarik dengan lawan jenis itu sudah biasa tapi ibu ingetkan pada kalian berdua lebih baik fokus dulu sama pendidikan nanti kalau udah lulus baru cari, ibu yakin tanpa dicari pasti dateng sendiri. Bukannya apa kalian itu natinya jadi imam bagi bidadari itu jadi kalian harus siap bukan hanya materi tapi rohaninya juga".

     Sungguh inilah yang membuatku terkadang kangen akan kehangatan keluargaku tapi merekalah yang membuat hilangnya rasa kangen akibat dari perhatian yang mereka berikan.

    " Siap buk" jawabku dengan bang Haidar.

      Pukul menunjukkan jam 19.30 kami harus bersiap-siap balik ke ksatria. Kalau udah mau balik paling sulit di ajak balik sih bang Haidar kalian tau gak dia tu pernah bilang sama aku

      " Suh kamu tau gak kenapa aku yang dijadiin komandan resimen padahal ya aku pernah punya catatan di buku itu loh coba aja kamu cek".

    Buku yang di maksud adalah buku pelanggaran untuk mencatat para taruna yang melanggar hukuman.

      " Ah masak sih bang?" Sambil mengecek nama Bang Haidar.

      Ternyata nama Bang Haidar ada disana kalau gak salah sih ada 10 paling bnayak sih pas waktu pesiar dia telat. Itulah yang membuat dia terkadang bingung apa kakak kelasnya waktu itu jadiin calon pada merem ya.
 
       Itulah keseharianku didunia militerku mungkin didunia remajaku begitu banyak yang hilang tapi aku tak menganggapnya bagiku aku dapat belajar memaknai hidupku kedepannya.

      Benar yang dikatakan ibu aku harus menyelesaikan pendidikan dulu mungkin sekarang kamu menjadi penyemangatku saja tapi jika tuhan mengizinkan kita bersama pasti ada jalannya.

                       Magelang

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang