Antara

374 33 4
                                    

Malam pun tiba beberapa rekan pun datang, acara ini diadakan sebagai bentuk syukur.

Nadira pun datang, selama aku masih tinggal di rumah sepupuku hampir setiap hari datang kesini.

Nadira ini anak sahabat dari kedua orangtua ku, ayahnya juga seorang tentara dan dulu pernah menjadi Komandan ku di Batalyon yang lama.

" Nadira sana duduk sebelah Genta " ucap Oma.

Kenapa dia duduk di sebelahku sih, sebenarnya ini ada apa. Acara pun selesai para tamu telah pulang.

" Sini biar saya aja yang angkat " ucapku.

" Makasi Mas Genta " ucap Nadira.

" Aduh kalian itu cocok loh " ucap Bunda.

Tak begitu memperhatikan aku langsung keluar seorang wanita pun memberikan salamnya.

" Assalamualaikum " Zoya.

" Waalaikumsalam " jawabku.

Tak ada kabar dan kini di hadapanku. Syukur aku masih bisa melihat wajah manisnya. Hanya bisa mengagumi dalam doa yang selalu kupanjatkan.

" Udah selesai acaranya bang ? ".

" Sudah Zoya ".

" Maaf Zoya telat ".

Aku pun mengajaknya masuk, ya beberapa saudaraku bertanya-tanya siapa dia.

" Wah cantik sekali ya " ucap salah satu sepupuku.

" Maaf semuanya saya datang terlambat " ucapnya.

Aku juga masih bingung siapa yang mengundangnya padahal Zoya tak sedikitpun membalas pesanku.

Walau begitu ia langsung membantu membereskan semuanya, jadi tak enak hati. Menunggu waktu yang tepat.

" Dek ikut abang, ada yang mau dibicarakan ".

Aku pun mengajaknya ke taman belakang. Dia tak begitu banyak bicara seperti biasanya.

" Dek kamu kemana aja, abang telpon dan sms gak dibalas ".

" Maaf bang ".

Aku kesal dengan sikap Zoya yang tanpa kabar, berusaha untuk menahannya.

" Zoya, abang dikasi kepercayaan sama bang Satria buat jaga kamu kalau kamu kayak gitu gimana, abang malah gak enak sama Bang Satria dan abangmu lainya ".

Dia hanya diam dan menundukkan kepalanya, apa aku terlalu posesif.

" Kalau kamu kemana aja tolong kasih kabar. Buat orang khawatir aja ".

Meninggalkan sendiri di belakang.

Zoya_
Kenapa dengan Bang Genta ya, tak biasanya seperti ini. Belum sempat menjelaskan apa yang terjadi, walau cukup lama mengenal bang Genta baru kali ini bersikap seperti itu.

Aku pun langsung masuk ke dalam, keluarga bang cukup banyak tapi aku tak terlalu menenalnya. Bang Genta kemana ya aku sedikit canggung.

" Nak Zoya " panggil kakek bang Genta.

" Ya kek ".

" Maaf kan Genta kalau sikapnya seperti itu ".

" Memang salah Zoya kakek ".

Jujur di keluarga bang Genta hanya kakek lah yang sedikit dekat denganku, kami saling berbicara. Kakek bang Genta ini seorang purnawirawan polisi beliau ini selalu mengingatkanku dengan kakek ku yang sekarang sedang sakit.

Karna jam sudah menunjukkan 21.30 aku pun berpamitan.

" Genta antar nak Zoya " ucap kakek.

" Mas Genta kamu kan tadi janji mau antar Nadira " ucap nenek didukung oleh ibu serta ayah bang Genta.

Bang Genta terlihat bingung, siapa yang diantarnya aku pun lalu berpamitan.

" Zoya naik angkot saja kakek, mari semuanya. Assalamualaikum ".

Memalingkan wajahku dari bang Genta tanpa sadar kini ia memegang tanganku.

" Jangan pulang sendiri " ucapnya.

Akhirnya aku dan Nadira didalam satu mobil yang sedikitpun tak ada pembicaraan, terlihat ada kecanggungan.

Nadira ini cantik, putih, dan dia seperti wanita idaman semua laki-laki tak denganku yang begitu berbalik antara langit dan bumi.

" Mas Genta pacaran ya sama mbak Zoya ".

Tiba-tiba ia bertanya seperti itu.

" Eh enggak kok kami hanya teman tapi Bang Genta udah aku anggap seperti kakak, gak usah panggil mbak umur saya lebih muda dari mbaknya " ucapku.

" Bang berhenti di lampu merah depan aja, kan jalurnya beda aku harus ke rumah sakit ".

" Enggak aku antar " jawabnya dengan cuek.

Turun dari mobil.

" Zoya maaf " ucap bang Genta.

" Aku yang minta maaf ya sudah abang antar mbak Nadira kasihan nunggu di mobil dan ini sudah malam ".

" Zoya kamu kesal ya ?".

Pertanyaan macam apa itu, sumpah aku lagi malas banget tak sedikitpun menjawab langsung saja pergi meninggalkannya.

Assalamualaikum..
Selamat membaca dan selalu jaga kesehatan. Salam ceria.

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang