Berdua

384 38 0
                                    

Ternyata kami bertemu lagi. Tetap konsisten, lupakan semuanya.

" Ayo Zoya semangat, dia udah bahagia " ucapku.

Tak menyangka sih bisa satu tempat tugas, padahal waktu itu dapat kabar kalau bang Genta tugas di perbatasan tapi nyatanya dia ada dihadapanku.

Anggap saja tak pernah bertemu walau sampai saat ini sesuai janji ku aku akan tetap menganggapmu sebagai kakak. Walau sudah di keadaan yang berubah setidaknya aku bisa melihat keadaan mu yang baik-baik saja.

Walau aku sempat sakit dan terpuruk tapi semua itu sudah ku lupakan. Kejadian antara kita, aku belajar artinya keikhlasan bila memang kau bukan takdir ku.

" Assalamualaikum " salamnya.

" Waalaikumsalam " jawabku.

Kami hanya saling lirik.

" Izin ndan pamit ke mess dulu ".

" Zoya, boleh bicara sebentar ".

Diam dan duduk saling berhadapan.

" Zoya, biasa aja. Kita berdua cuma beda satu pangkat saja ".

" Maaf, tapi kan tetap... ".

" Kamu dulu pernah bilang kan untuk panggil abang ".

" Baik bang ".

Dia hanya diam.

" Selamat ya dek atas pangkat dan sudah bisa mewujudkan cita-cita mu ".

" Makasi bang ".

" Abang senang bisa bertemu kamu lagi ".

" Ya bang ".

" Zoya, maaf ya atas perlakuan Nadira yang kemarin, gak seharusnya dia berprilaku seperti itu ".

" Enggak papa bang, itu hal yang wajar berarti mbak Nadira sayang tandanya sama abang ".

Ucapanku tadi membuat dia menunduk.

" Zoya tau abang kuat, lupakan semuanya bang. Zoya yakin suatu hari abang pasti memcintai mbak Nadira, bahagia selalu ".

" Makasi Zoya, maaf ya kalau waktu itu tak bisa mempertahankan hubungan kita ".

" Udah lah bang, aku sudah mengikhlaskannya mungkin ini udah jalannya ".

Memang butuh waktu mengikhlaskan dan melupakan karna aku dan kamu hanya manusia biasa. Begitu banyak kenangan yang sudah lakukan bersama-sama tapi dalam sekejap itu harus berakhir.

" Satu hal yang pasti bang, aku juga udah melupakan dan bahagia dengan apa yang sekarang. Abang pun harus bahagia dan belajar mencintai mbak Nadira, jangan pernah menyamakan wanita satu dengan lainnya itu pasti membuat hati mbak Nadira kecewa. Dulu aku adalah prioritasmu tapi kini sudah berubah, sekarang prioritas abang itu mbak Nadira ".

" Aku tau bang dari matamu masih sakit dan tak rela dengan keadaan ini, cukup sampai sini aja kepedihan itu. Abang bahagia aku pun juga ikut bahagia ".

Lalu meninggalkan dia. Aku tau kau masih berharap aku ada disampngimu, jangan berharap terlalu dalam, terima kenyataan itu lebih baik.

Kalau keadaan ini tak memaksa, ingin sekali aku mengatakan semua tentang perasaan ku yang sebenarnya masih berharap kau menjadi imamku nanti.

Tapi itu hanyalah ego semata, lebih baik kita berpisah. Jangan ada kesedihan lagi dan tak akan sedikitpun aku membuat kesedihan bagi orang tua mu.

Assalamualaikum...
Tak terasa udah di part 80 menulis cerita ini. Yap ada 5 part lagi menuju akhir cerita ini. Terima kasih yang sudah setia membaca dan mengikuti cerita ini 🥰

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang