Bab 1 / Part 2

3.9K 662 94
                                    

Udara yang mulai dingin, di tempat gelap penuh ketakutan, membawa Irene duduk dalam kegelisahan. Tangan gadis itu tidak berhenti untuk mengusap pelan surai anak lelaki yang terbaring dipangkuan. Hanya cahaya bulanlah yang menerangi mereka dalam kegelapan. Sunyi. Inilah yang disebut kota mati.

"Ha-haus," ucap sang anak membuat Irene tersadar dari lamunan.

"Kau haus? Kakak akan mencari air untukmu. Jangan ke mana-mana, tetaplah disini," pinta Irene. Kemudian, gadis itu bangkit dan pergi meninggalkan bangunan yang ia anggap sangat aman untuknya dan sang anak.

Kaki yang tidak beralasan melangkah menelusuri setiap jalanan yang gelap. Alasan Irene berani melangkah di dalam gelapnya malam adalah hanya untuk mencari sedikit air. Sesuatu yang gadis itu takutkan harus ditepis sejenak. Sebuah tekad harus terlaksana demi anak yang menjadi tanggung jawabnya.

Sekian lama waktu berlalu, berjalan dengan keraguan, belum ada setetes pun air yang Irene bawa. Gadis itu berhenti sejenak, memandang langit yang terang dengan rembulan walau tanpa bintang. Seorang diri di sini, merasa takut dan gelisah untuk berdiri sendiri di tempat gelap dalam kesunyian.

Tangan Irene terangkat untuk berdoa kepada Tuhan-Nya. Gadis itu hanya ingin keselamatan anak yang ia bawa dan memberi apa yang anak itu minta. Jikalau Tuhan hanya memberinya setetes air maka ia akan tetap menerimanya.

***

Taehyung menajamkan mata, meneliti dengan benar senjata yang ia gunakan sebelumnya. Dengan duduk di atas batang kayu mengelilingi api unggun bersama rekan-rekannya, hanya lelaki itu sendiri yang sibuk dengan senjata. Sedangkan rekan-rekannya berpesta untuk keberhasilan perang kali ini.

Masih di tanah Irak, untuk kali ini Taehyung tidak dapat menikmati jerih payah yang telah ia lakukan. Pikiran lelaki itu terus terfokus pada gadis cantik yang ia temui di saat matahari masih menunjukkan sinarnya. Entah mengapa, Taehyung penasaran dengan keadaan gadis yang sekarang ia pikirkan. Apa gadis itu sudah makan? Seberapa dingin tempat itu untuk bisa ditiduri? Apa yang akan gadis itu lakukan setelahnya? Pertanyaan-pertanyaan yang menganggu membuat seorang Taehyung ingin marah.

"Kau tidak minum?"

Pertanyaan rekan Taehyung itu membuatnya menjadi sadar dan menggelengkan kepala. "Tidak, aku sedang tidak ingin."

"Subuh ini kita pulang, kita harus bersiap."

"Aku tau dan aku sudah mengemas barangku, seharusnya kau yang jangan banyak minum karena besok kita pulang," ucap Taehyung lalu meletakkan senjata ke dalam peti, dan berencana tidur sekadar untuk mempersiapkan tubuhnya untuk pulang di esok hari.

Lelaki itu meninggalkan hiruk pikuknya pesta, membaringkan tubuh di tengah keramaian yang tidak tahu kapan akan berakhir. Manakala dirinya mencoba untuk memejamkan mata, tidak dalam satu menit pun dapat tidur dengan tenang. Bukan karena adanya pesta, namun karena rasa penasaran pada gadis yang Taehyung pikirkan. Sampai-sampai wajah lesu gadis itu terus menghantui.

Tidak bisa terus begini. Taehyung kemudian bangun. Mengambil ransel lalu memasukkan beberapa roti dan botol minum yang ia punya. Membawa ransel itu pergi dengan kuda yang Taehyung tarik secara diam-diam.

Rasa penasaran pada gadis itu membawa Taehyung kembali, kembali menemui gadis yang mampu membuatnya bertingkah kurang ajar terhadap ketentuannya yang seorang tentara ini. Lelaki itu turun dari kuda dan berjalan menuju jendela, awal Taehyung melihat gadis itu. Mata tajam Taehyung tidak melihat sosok siapa pun. Kosong, gelap, dan dingin itulah gambaran untuk tempat yang Taehyung harapkan ada gadis yang sama duduk di sana. Lelaki itu berbalik menatap sekitar bangunan, berharap jika gadis itu masih ada dan melihat dirinya.

Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang