Extra Part; We Wish You A Merry Christmas🎵

2.7K 260 40
                                    

Val merasa sedih ketika harus merayakan hari spesial seorang diri. Ia memandang pohon natal dengan pandangan penuh harap yang membuat ibunya penasaran, dan terus-terusan bertanya.

“Val, ibu merasa bersalah jika kau terus seperti itu.”

“Apa yang bisa Val lakukan, Bu? Ayah selalu kerja saat hari-hari spesial seperti ini.”

“Ibu sudah membuat kue yang banyak, kau tidak ingin?” tawar Irene, bahkan menyodorkan piring kue itu tepat di depan wajah anaknya.

“Jangan rayu Val dengan kue enak ibu, Val akan memakannya nanti,” ucap anak itu seraya menyingkirkan piring yang Irene sodorkan di depannya.

Irene menarik napas beratnya. Dirinya selalu melihat Val begini setiap akhir tahun. Merasa sedih dan seketika lemas tidak berdaya, bahkan sampai kehilangan nafsu makan. Dan ia juga tidak bisa melakukan apa-apa selain membiarkan. Tidak mungkin ia mendesak Taehyung untuk pulang, apalagi suaminya itu sedang bertugas di Yordania.

“Val, mau ibu antar ke rumah kakek? Jadi kau bisa merayakannya bersama.”

“Kakek tidak asyik. Kakek selalu membaca koran, dan Val tidak dihiraukan.”

“Atau ke rumah Alex?” Kali ini Irene memancing dengan teman Val sendiri. Cukup bingung untuknya membujuk Val yang kehilangan semangat itu.

“Val sedang musuhan.”

“Astaga Val, jadi kau ingin apa?”

“Val ingin ayah pulang.”

Irene mengusap dadanya untuk bersabar. Sungguh sulit menghadapi Val yang keras kepala seperti Taehyung. Ia pun berjalan ke kamar dan mengambil mantel untuk Val. “Pakai, kita ke rumah kakek,” perintah Irene pada anak sulungnya itu. Sedangkan dirinya, memakaikan mantel untuk anak perempuannya. “Anak ibu makin hari makin cantik saja,” pujinya.

“Bahkan kasih sayang ibu ke Val sudah berkurang.”

Irene yang mendengar itu segera memalingkan tatapannya pada Val yang memakai mantel dengan wajah masam. Anak itu menggerutu sendiri sampai-sampai memakai mantel saja susahnya setengah mati. “Kata siapa? Ibu sayang kalian berdua.”

“Kalau begitu, cium Val untuk menyakinkan.”

“Sini, kemari!” pinta Irene dengan tangannya yang merentang.

Val pun dengan cepat masuk ke dalam dekapan ibunya. Lalu mendapatkan serangan bertubi-tubi di pipi kiri dan kanan. Ia terkikik geli saat sang ibu malah mencium matanya juga. “Ibu, nanti bulu mata Val lepas.”

“Biar saja—“

“Apa aku boleh dicium juga?”

Pertanyaan itu sukses membuat Irene dan Val terhenti dari guraunya. Mereka menatap pintu rumah yang terbuka, menampakkan seorang lelaki pucat yang kedinginan dengan seragam yang masih terlekat. Mata Val berbinar, seseorang yang ia harapkan hadir akhirnya pulang juga.

“Ayah!”

Val melompat ke dalam pelukan lelaki yang kini terkekeh menahan berat badan anaknya yang lumayan berat. Sedangkan Irene, wanita itu ikut mendekat dengan senyuman maut. Jika Taehyung tidak kebal, mungkin dirinya sudah mimisan dan jatuh pingsan.

“Kenapa tidak bilang-bilang jika pulang?” tanya Irene.

“Kejutan.”

“Berikan tas ranselmu padaku,” pinta Irene yang langsung dituruti oleh suaminya.

“Terima kasih, sayang,” ucap Taehyung lembut. “Oh, kalian mau ke mana?” Saat itu dirinya baru sadar jika Irene dan kedua anaknya sedang memakai mantel seperti bersiap untuk keluar.

“Tadi kita mau pergi ke rumah kakek” jawab Val.

“Jangan keliaran malam-malam. Ayah, akan memanggil kakek dalam hitungan detik.” Taehyung berucap, kali ini ia mendekat pada anak cantiknya. “Tuan putri ayah sedang apa?”

“Serius, ayah?”

“Iya. Dalam hitungan ketiga kakekmu itu akan muncul.”

Val mulai berhitung dan benar saja. Pintu terbuka menampakkan lelaki tua yang juga tidak kalah kedinginan. Namun, yang lebih menarik perhatian adalah lelaki tua itu menatap Taehyung tajam dengan kekesalan yang terlihat jelas. “Taehyung! Kau ini bodoh, hah! Meninggalkan ayahmu berjalan sendiri di tengah dinginnya cuaca!”

“Ayah, aku sangat merindukan anak-anakku.”

“Tapi tidak juga kau buru-buru meninggalkanku! Kalau ayahmu yang tua ini kenapa-kenapa, bagaimana?”

“Yang terpenting ayah sudah di sini sekarang.”

“Ck. Mana menantu?” tanya Tn. Vincent yang mendudukkan dirinya di dekat perapian.

“Sepertinya tadi ke dapur.” Taehyung menduga. “Sayang!” teriaknya yang langsung dibalas oleh istrinya. “Ada ayah!” teriaknya lagi.

Tidak menunggu lama, terdengar suara yang tengah berlari dan itu sangat Taehyung yakini adalah Irene. Wanita itu keluar dari dapur dengan wajah terkejut. “Ayah...” lirihnya seakan-akan menyesal karena tidak menyambut mertuanya dengan baik.

Tn. Vincent yang menyadari penyesalan menantunya itu segera berucap agar tidak ada kecanggungan di antara mereka. “Tidak apa-apa. Tidak perlu terlalu sungkan padaku.”

Irene langsung tersenyum kaku karena ketahuan jika dirinya masih sangat sungkan terhadap mertuanya itu. “Ayah ingin minum apa? Aku akan buatkan segera.”

“Kopi hangat dengan sedikit gula.”

“Baiklah.” Irene kembali ke dapur meninggalkan Taehyung yang mengomel pelan karena dirinya yang seketika diabaikan sang istri. Padahal ia baru pulang setelah lima bulan pergi bertugas. Tapi yang di nomor satukan malah ayahnya. Sedangkan ia, ditawari minum saja tidak. Cemburu? Ya, ia cemburu jika istrinya lebih memperhatikan orang lain ketimbang dirinya. ‘Taehyung harus selalu jadi nomor satu’ itulah yang selalu ia gumamkan untuk Irene.

Kekesalan Taehyung seketika sirna saat Val memanggil. “Apa?” sahutnya.

“Ayah tau besok hari apa?”

“Senin.”

“Bukan,” geleng Val. “Coba lihat itu!” anak itu menunjuk pohon natal yang berdiri indah di sudut ruangan.

“Oh... Pohon cemara?”

“Ish,” kesal anak itu. “Bukan, coba lihat itu pohon apa!”

“Pohon cemara, nak...”

“Bukan, Ayah! Pohon natal!”

“Ayahmu itu memang tidak pernah merayakan natal, Val. Jangan buang tenagamu untuk emosi,” celetuk Tn. Vincent.

“Ayah pikir gara-gara siapa aku tidak pernah merayakan natal?” sahut Taehyung. Namun, lelaki tua itu tidak menjawab yang membuat dirinya makin jengkel. “Ya, semua gara-gara ayahlah. Kerja, kerja, kerja, sampai tidak ada waktu untukku.”

“Ya, karena itu. Jangan sampai terjadi pada anakmu.”

Percikan kekesalan itu berakhir saat Irene datang membawa dua cangkir kopi. Taehyung bertanya-tanya, padahal ia tidak meminta kopi pada istrinya. “Sayang, ini—“

“Tidak meminta pun aku pasti akan membuatnya, karena aku selalu tau keinginanmu.”

“Ck. Kekanakan.”

Kali ini Taehyung sungguh sangat kesal pada lelaki tua yang sedang tersenyum mengejek padanya. Jika bukan karena orang tua, mungkin sudah ia tendang wajah menyebalkan itu.

“Ayah dan kakek sangat akur, ya, semenjak ibu kembali,” celetuk Val membuat Taehyung seakan-akan ingin meludah begitu saja. “Tapi sayang, seperti Tom & Jerry. Saling menyayangi tapi juga saling menyakiti,” ungkap Val lagi.

“Omong kosong apa itu!” tampik Taehyung.

Irene menggeleng pelan. “Sudah, Taehyung. Ini malam natal, kenapa kalian ribut-ribut, sih? Aku akan menyiapkan makan malam.”

“Ibu, Val pesan santa claus!” canda Val ketika Irene berlenggang ke dapur. Ibunya hanya terkekeh dan menunjuk Taehyung. Entah apa maksud Irene, namun Val buru-buru menatap ayahnya dengan penuh harap.

“Apa?” tanya Taehyung cepat.

“Val minta kado natal....”

“Mau apa?”

“Sepeda....” ucap Val ragu-ragu.

“Besok kita beli.”

Tidak tau bagaimana girangnya Val sampai  melompat-lompat. Ia mendekat pada pohon natal dan memeluknya. “Semoga dari hari ini sampai selanjutnya ayah terus baik dan tidak pelit lagi.”

Taehyung mengulum senyumnya dan mengendong anak perempuannya dengan gemas. “Kalau kau mau apa, Vel?” Vel menjawab, namun tidak jelas sehingga Taehyung hanya terkekeh dan terus-terusan mencium anak itu.

“Ayo, kita makan!” ucap Irene mengajak suami, anak serta mertuanya untuk makan malam bersama. Tidak dapat dipungkiri jika keributan kembali terdengar dari suami dan anak pertamanya yang berebut untuk sampai lebih dulu. Bahkan Tn. Vincent sampai menggeleng ketika ia menatapnya.

“Sudah punya dua anak tapi Taehyung itu masih saja kekanakan. Rasanya dia memang terlambat pubertas, dulu anak itu bahkan terlihat lebih dewasa daripada sekarang.”

“Mungkin sekarang dia lebih bahagia.”

“Kau benar, terima kasih, menantu.”

Entah mengapa, Irene begitu bahagia ketika mendengar ucapan terima kasih untuk dirinya. Apalagi sang mertua juga mengusap surainya pelan sebelum bergabung ke meja makan. Hal itu terasa seperti kasih sayang yang begitu tulus pada seorang anak kandung.

Memang benar, hubungan dengan restu jauh lebih membahagiakan. Tidak ada beban apapun yang menghantui sehingga semua berjalan mulus berkat doa dari orang tua itu sendiri. Ia melirik sebuah lukisan yang ber-lafaz Allah dengan senyuman. Akhir dari cerita cinta beda keyakinannya. Ia salah karena sangat mencintai ciptaan-Nya, namun ia juga tidak kalah mencintai pencipta-Nya. Tidak perlu orang lain menghakimi kesalahannya karena— itu semua urusannya dengan Tuhannya.

Ia menyalakan sebuah lagu agar suasana natal makin terasa hangatnya. Karena... ini adalah natal pertama mereka berkumpul bersama.

We wish you a merry christmas🎵

We wish you a merry christmas 🎵

We wish you a merry christmas 🎵

And happy new year! 🎵

Good tidings we bring to you and your kin🎵

We wish you a merry christmas and a happy new year! 🎵


❣️

Last extra part

Maaf banget, aku cuma bisa kasih dua extra part karena aku lagi banyak kerjaan. Berhubung mau hiatus, jadi lagi buru-buru mau kelarin yang lain juga. Aku gak suka ya mengantung cerita kayak dia yang gantungin aku. Rencananya bulan depan itu harus beres semua, dan aku bisa hiatus dengan tenang sampai tahun baru.

Dan setelah hiatus tentu saja aku punya karya epik again, kali ini aku bawa Vrene & Wenga. Jangan harap cerita ini menye-menye, oke! Karena aku pengen mencoba berbagai genre cerita untuk menantang skill menulisku, aku sudah menyiapkan cerita misteri yang bikin kalian deg-degan, penasaran sekaligus merinding (kalau berhasil) tapi sayangnya ini project tahun depan. Kalau kalian ingat, aku pernah bilang mau bikin cerita tentang prostitusi gara2 kasus seungri, dan inilah ceritanya.

Untuk semua, terima kasih banyak sudah mengikuti related sampai selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk semua, terima kasih banyak sudah mengikuti related sampai selesai. Mari kita bertemu di karyaku selanjutnya. Good bye❤️ teman-teman, semoga hari kalian menyenangkan.

Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang