Part +33

2.2K 339 285
                                    

Kali ini, lagi-lagi Taehyung membawa Irene ke suatu tempat dengan menutup mata wanita itu. Taehyung membimbing wanitanya agar tidak salah melangkah dan membuat istrinya terjatuh. Ini adalah kejutan selanjutnya, mengabulkan keinginan yang Irene minta untuk membuat wanita itu bahagia karena tidak ragu telah memilih dirinya. Langkahnya terhenti ketika yang ingin ia perlihatkan sudah berada di depannya. Dengan gerakkan tangan yang pelan, ia membuka kain yang menutupi mata Irene. Membiarkan mata wanita itu melihat apa yang sudah ia siapkan.

"Hadiah pernikahan kedua. Terima kasih telah mempercayakan aku menjadi suamimu," bisik Taehyung lembut dengan memeluk istrinya dari belakang. Sedangkan wanita itu, kini ia tertegun sekaligus terharu dengan apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar. Ini manis, sangat manis. Taehyung memperlakukannya dengan manis.

"Kau sungguh membelikanku toko ini?" Irene bertanya dengan nada tidak percaya. Ia menatap wajah Taehyung yang menompang dagu dengan nyaman di bahunya. Meminta Taehyung menjawabnya dengan jelas agar dirinya percaya dengan hadiah yang suaminya itu perlihatkan.

"Apa aku terlihat berbohong sekarang?"

"Aku tidak percaya ini."

Taehyung membalikkan tubuh Irene agar menghadapnya untuk menggenggam kedua tangan wanita itu. "Toko bunga ini yang kau inginkan, bukan?"

Irene diam menunggu kalimat yang akan dilontarkan oleh suaminya itu kembali.

"Ini untukmu, aku terlalu sayang padamu hingga aku membeli toko ini. Kau bisa menghabiskan waktumu di sini saat aku bekerja. Lakukan apa yang ingin kau lakukan, entah kau ingin menjual bunga-bunganya atau hanya menyimpan di dalam toko itu hingga busuk. Hiduplah seperti yang kau inginkan." Irene tidak bisa menahan air matanya ketika kata-kata tulus yang Taehyung ucapkan mampu membuat hatinya tergetar. Irene tertawa dalam tangisnya, menghapus pelan air mata yang jatuh dari pelupuk mata. "Astaga, aku sampai menangis," ucap Irene.

Taehyung pun ikut tertawa dan mengusap pipi istrinya. "Mau masuk?" Tanya Taehyung. Irene mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Taehyung. Lalu lelaki itu menggandeng tangannya untuk masuk bersama-sama ke dalam toko.

Sejak saat itu Irene menetapkan dirinya, membantu keuangan mereka dengan membuka usaha bunga. Sedangkan Taehyung, ia telah bekerja di sebuah perusahan minuman. Gajinya sangat kecil jika dibandingkan ia menjadi tentara namun inilah jalan satu-satu agar hidupnya dan Irene dapat terjamin hingga masa tua. Sebenarnya uang bukanlah segalanya.

Tidak terasa pernikahan telah berjalan selama enam bulan dan kebahagian terus meliputi keduanya.

Kehidupan yang tenang...

Kehidupan yang damai...

Namun, masih ada satu hal...

Kebahagian akan terasa sempurna, bila hal ini dapat terwujud.

Taehyung berdoa setiap waktu, berdoa dengan kalimat yang sama. Kekhuyusukannya menandai bahwa ia bersungguh-sungguh dalam doanya. Jemari yang saling bertautan dengan memejamkan mata mengucapkan kalimat demi kalimat di hatinya yang ia tujukan pada Tuhan. Detik demi detik berlalu, suasana yang tenang dan sunyi seketika hilang saat sebuah suara membuat Taehyung untuk menghentikan doanya. Ia keluar dari kamar mencari Irene yang membuat keributan di keadaan yang tenang ini.

"Ada apa?" Tanya Taehyung khawatir ketika melihat Irene yang berjongkok di depan toilet dengan wajah yang pucat. Lagi, Irene muntah untuk yang ke sekian kalinya.

"Apa yang kau makan, hah?" Taehyung ikut berjongkok untuk memijat-mijat tengkuk istrinya.

Irene menggeleng pelan. "Aku tidak tau, dari tadi aku muntah tapi yang keluar hanya air." Irene berdiri diikuti oleh Taehyung yang masih memijit tengkuknya.

Taehyung terdiam sejenak. "Kau hamil?"

"Tidak," ucap Irene santai.

"Sungguh?"

"Iya, aku mandul."

Taehyung mematung sejenak. "Apa?"

"Kemarin dokter mengatakan itu padaku, bibi tetangga juga mendengarnya."

Mendengar jawaban Irene membuat Taehyung tidak percaya sama sekali. Apa doanya selama ini lenyap begitu saja. Keduanya terdiam sejenak saling pandang dengan saling menyakinkan. Raut wajah Taehyung pun berubah membuat Irene begitu menyesal. Menyesal karena terlalu cepat mengatakannya, wanita itu kini tertawa keras seraya menunjukkan tespack bergaris dua. "Sayang, aku hamil," tutur Irene. Memeluk suaminya yang masih membeku.

Lelaki itu masih terkejut jiwanya seakan-akan pergi dari tubuhnya. Taehyung melepas pelukan Irene menatap wanita itu dari atas hingga bawah. "Kau sungguh hamil?"

Irene langsung mengangguk semangat. "Kau tau?" Irene menuntun tangan Taehyung agar menyentuh perutnya. "Di sini ada anak kita. Aku ingin ia seperti dirimu memperjuangkan apa yang ia ingin tanpa takut salah untuk melangkah."

Taehyung, lelaki jantan yang tidak pernah menangis sedikit pun, kini ia malah berkaca-kaca menahan air matanya. Ini bukan perasaan sedih yang menyelimuti dirinya. Namun, ini adalah perasaan bahagia yang baru ia rasakan sejak bertemu dengan Irene. "Aku menginginkan ini sejak dulu." Taehyung menarik Irene ke dalam pelukannya, memeluk erat wanita satu-satunya yang akan ia jaga dengan baik.

Mendengar kabar Irene hamil adalah hal yang paling membahagiakan. Tidak ada yang dapat menandingi pada hari itu. Keluarga kecil yang Taehyung impikan sebentar lagi akan terwujud dalam bentuk yang nyata. Inilah bentuk kebahagian yang sempurna...

Kau, aku dan anak kita...

Kau, aku dan anak kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang