Part +29

2.3K 375 185
                                    

Cuaca yang dingin dibalut dengan selimut yang tebal. Lelaki yang baru saja menikah itu meringkuk kedinginan dengan tubuh polosnya. Matanya terbuka perlahan mencari sosok yang sudah tidak berada di sampingnya. Lelaki itu melihat pintu kamar yang sedikit terbuka, dan mencium aroma wangi yang tercium hingga ke hidungnya. Taehyung tersenyum simpul. Siapa lagi pelakunya jika bukan istrinya. Ia sudah biasa dengan ini sebelum menikah. Gadisnya itu, ah. Rasanya Irene tidak pantas lagi di panggil seorang gadis, bisakah ia menggantinya menjadi wanitanya? Dirinya terkekeh pelan, ia bisa menjadi gila karena pikirannya sendiri.

Lelaki itu kemudian bangun memakai celananya dan mencari bajunya. "Kemana aku membuang bajuku," gumam Taehyung bingung.

Ketika Taehyung sedang sibuk mengelilingi kamar, ia sedikit terkejut saat Irene membuka pintu kamar dengan lebar.

Taehyung tertegun melihat Irene yang memakai gaun tidur tipis selutut. Tampilan wanita itu terlihat berbeda dari pada biasanya.

"Hai," sapa Irene dengan canggung, terlihat jelas rona merah dari wajah wanita itu.

Taehyung menahan tawanya melihat Irene yang begitu canggung dan tidak berani menatap dirinya. "Sapaan macam apa itu?"

Irene berbalik memunggunginya. Entah mengapa, wanita itu sungguh lucu di mata Taehyung sekarang. Lelaki itu mendekat dan memeluk Irene dari belakang seraya berbisik, "Harusnya kau menyapaku seperti ini." Dirinya mencium pipi kiri Irene yang membuat wanita itu bertambah menjadi canggung dan tersipu malu.

"Kenapa kau jadi begini, istriku?" Taehyung membalikkan tubuh Irene untuk menghadapnya, "kau seperti baru mengenalku."

"Aku malu," ucap Irene dengan pipi merah mudanya. Matanya pun masih tidak berani untuk menatap suaminya.

Taehyung terkekeh lagi. "Kenapa? Apa karena tadi malam?"

Irene mengangguk cepat. Astaga, wanita itu kini memainkan gaun tipisnya dengan malu-malu di depan Taehyung.

"Kau tau? Aku tidak bisa berkata apa-apa karena terlalu gemas denganmu."

Seketika Irene mendongak menatap Taehyung dengan tersenyum. Ia jadi ingat tujuan awalnya yang ingin mengajak suaminya itu untuk sarapan bersama. "Ayo kita sarapan, aku sudah membuatkanmu sarapan yang enak." Irene menarik lelaki itu dengan kedua tangannya, membawa suaminya itu ke dapur yang tidak jauh dari kamar mereka.

"Kau membuat apa?"

"Aku membuat masakan yang paling terkenal di Irak dan Jin juga memuji masakanku."

Saat itu juga, Taehyung terhenti dari langkahnya. "Kau memasakkan lelaki itu juga?"

"Iya, karena ia sering menemaniku belanja." Tampaknya wanita itu tidak menyadari jika suaminya itu sedang cemburu. Senyum yang sebelumnya tergaris indah di wajah lelaki itu kini hilang di bawa oleh cemburu. Ayolah, Taehyung sekarang cemburu hanya karena itu. "Lain kali aku tidak ingin mendengar namanya lagi," ucap Taehyung.

"Kenapa? Dia lelaki baik. Aku senang berteman dengannya." Irene mendorong Taehyung pelan untuk duduk di kursi meja makan, "tunggu disini! Aku akan mengambilkan baju untukmu." Ia berlari kecil ke kamar. Sedangkan Taehyung, ia berdecak kesal ketika istrinya memuji lelaki lain yang bernama Jin tersebut.

"TIDAK MUNGKIN LAKI-LAKI ITU TIDAK PUNYA PERASAAN PADAMU YANG TERLALU BAIK PADANYA!" Taehyung berteriak nyaring agar istrinya itu mendengar. Hatinya begitu panas saat mulut Irene mengeluarkan nama lelaki lain.

Irene datang dengan membawa baju di tangannya. "Jangan berteriak begitu pagi-pagi begini," Irene memperingatkan," nanti tetangga dengar."

"Aku akan menembak lelaki yang bernama Jin itu jika bertemu!"

"Sudah, jangan marah." Irene mengecup pelan pipi Taehyung membuat perasaan lelaki itu sedikit lebih baik dan seketika melupakan kekesalannya. Irene duduk di kursi seberang Taehyung setelah memberi baju pada suaminya lalu melayani suaminya itu dengan baik.

"Kau ingin kacangnya?" tanya Irene.

"Tuangkan saja."

Ketika tiba saatnya untuk menyantap makanan. Keduanya hening seraya menunduk. Irene mulai mengandahkan tangannya sedangkan Taehyung mulai membuat tanda salib. Taehyung maupun Irene mulai larut dalam doa mereka yang mewakili keyakinan mereka masing-masing.

Kegiatan ini akan selalu menghiasi rumah tangga mereka. Tidak akan ada yang berubah sampai kapan pun. Irene tidak akan memulai doa dengan tanda salib dan Taehyung tidak akan mengandahkan tangannya ketika berdoa.

Cinta tidak harus merubah keyakinan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang