Part +72

1.5K 256 80
                                    

"DIAM!" Joy berteriak nyaring kala mendengar Val semakin keras menangis. Wanita itu menjambak rambut Val untuk ia tenggelamkan wajah imut itu ke air. Ia sudah terlalu kalap, ia tidak peduli jika anak ini akan mati di tangannya. Dirinya memegang kuat kepala Val dan bersiap-siap untuk ia tenggelamkan, namun belum sempat wajah anak itu menyentuh air. Seseorang menariknya dengan keras hingga punggungnya terbentur dinding kamar mandi.

"BRENGSEK! MATI SAJA KAU!"

Taehyung dengan wajah merahnya, mencekik leher Joy memakai kedua tangannya. Urat kepala bahkan tercetak dengan jelas di pelipisnya. Amarah yang ada pada dirinya seketika naik, naik sampai kepalanya akan pecah. Ingin rasanya ia menghantamkan kepalanya pada wajah Joy yang malah tersenyum mengejek. "BAJINGAN!" pantas saja, ia merasa ragu meninggalkan Val yang tingkahnya berubah. Semua terjawab sudah, pertanyaan yang membuatnya membatalkan untuk pergi bertugas.

Tidak ada rasa takut yang tersirat dalam diri wanita itu, bahkan lebih-lebih ia menertawakan sosok seorang ayah yang murka pada dirinya. Inilah yang ia cari, raut wajah marah, frustrasi, dan menyesal. Semua itu ada pada Taehyung yang sekarang mencekam lehernya. "Hadiah pernikahan satu tahun kita," ucap Joy diiringi dengan tawanya yang menggelegar.

Taehyung makin menekan leher itu hingga napas Joy seakan makin terlilit oleh tali. Bukannya merasa khawatir, Joy malah tertawa dengan sisa napasnya.

Mata Taehyung memerah, napas yang memburu dengan bisikan-bisikan yang menyelimuti kepalanya untuk menghabisi setan berupa wanita itu. Namun, ia benci dengan kenyataan. Kenapa harus seorang wanita yang ingin ia pukul? Mengapa ia selalu dihadapan dengan ketidakmampuan untuk melampiaskan semua yang ia rasakan. Ketika ia harus mengesampingkan amarah pada dirinya hanya demi sebuah derajat. Ini jelas-jelas kesalahan Joy, tetapi tangannya tidak bisa bergerak untuk melakukan hal yang sama seperti wanita itu lakukan pada anaknya. Kenapa? karena Joy seorang wanita. "SIAL!"

Taehyung meninju dinding di samping wajah Joy hingga membuat tangannya tergurat perih akibat hantaman itu. "PERGI KAU DARI HADAPANKU!" ia membangunkan tubuh Joy yang merosot, menghempaskan tubuh itu dengan kasar, sekasar dengan mulutnya yang kembali menyumpah. "BRENGSEK! PERGI KAU SIALAN! SEBELUM AKU KEHILANGAN AKAL!"

Joy berdiri perlahan. Sorot matanya tidak lepas dari kilatan mata tajam Taehyung yang menyuruhnya untuk pergi. Ia akan pergi. Ya, dia akan pergi setelah mengungkapkan isi hatinya pada lelaki itu. Lelaki yang membuat batinnya lelah. "Istri mana yang betah diperlakukan layaknya pengasuh! Jika bukan karena kau!" Joy menunjuk dada Taehyung. "Jika bukan karena perlakuanmu padaku, aku tidak akan begini pada anakmu! Kau pikir merawat anak yang bukan darah daging sendiri itu mudah! Apalagi kau selalu menyebut ibunya! IRENE! IRENE! IRENE! AKU INI JOY, ISTRIMU!"

Sepintas air mata turun dari sorot mata Joy yang putus asa, wanita itu langsung menghapusnya. "Apa kau tidak pernah berpikir untuk memandangku? kita bukan baru menikah, apa kita akan seperti ini terus tanpa perubahan! Aku lelah, Taehyung! Aku lelah! Aku lelah terus memahamimu!"

Taehyung tetap diam, masih dengan wajahnya yang tegas. Dadanya kini mulai basah akibat air mata Joy yang terus tumpah. Wanita itu memeluknya dengan isakan kecil yang memang benar menggambarkan perasaan lelah selama ini.

"Seandainya... seandainya kau menunjukkan sedikit peran suami padaku. Aku tidak akan melakukan ini pada anakmu..."

Taehyung mendorong tubuh Joy dengan paksa. "Melibatkan Val dalam urusan kita, apa aku bisa memaafkan ini? Kesalahanku tidak seharusnya kau lampiaskan pada Val. Kita akhiri saja drama rumah tangga ini."

Joy tiba-tiba tertawa, merasa lucu pada akhir dari perkataan Taehyung. "Drama? Kau menyebutnya drama?" lagi-lagi Joy tertawa kembali bahkan lebih nyaring dari sebelumnya. "Drama ini juga ulahmu! semua karenamu!"

"Ayah..."

Untuk sesaat Taehyung tersadar pada Val yang terbaring tidak berdaya. Ia mendekap tubuh basah Val dengan perasaan menyesal. Anak yang sangat ia jaga malah menderita akibat dirinya yang terlambat menyadari. Menyadari ulah Joy yang di luar batas. Ia menatap Joy yang juga menatapnya. "Aku beri kau kesempatan, pergi atau kau akan merasakan yang Val rasakan."

Joy tidak langsung pergi sampai Taehyung kembali geram. "PERGI!" teriak lelaki itu sampai urat lehernya mengencang dengan jelas.

Tawa wanita itu kembali mengema, dengan langkah mundurnya. Ia juga menatap Taehyung penuh dengan ejekan. "Jika suatu saat kau menikah dengan wanita lain lagi, percaya padaku... hal ini akan terulang kembali sampai kau sadar, rasa cinta yang kau simpan rapat itu akan melukai dirimu sendiri bahkan anakmu. Belajarlah menerima keadaan dan melihat seseorang yang ada di sampingmu saat ini, bukan terus menatap masa lalumu." Joy perlahan pergi meninggalkan ucapan yang mampu membekas di hati lelaki itu.

Semua tidak akan terjadi jika tidak ada sebab. Emosi yang ia tumpuk, berakhir tumpah dengan tindakan yang tidak bisa ia pikir memakai akal sehat. Semua terjadi dengan sendirinya, dipadu dengan dorongan batin yang tidak bisa ia tahan.

Joy berpapasan pada Tn.Vincent yang baru memasuki rumah. Lelaki tua yang menjebaknya untuk bertahan dalam kepedihan. Langkahnya terhenti ketika berdiri dihadapan orang yang ia hormati sebagai sahabat ayahnya. "Perjanjian anda dengan almarhum ayah sudah selesai. Setidaknya, kami sudah mewujudkan keinginan itu walau dengan waktu yang singkat. Hari ini, kami memutuskan untuk mengakhiri segalanya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang