Part +58

1.4K 265 134
                                    

Dengan hati senang Taehyung melangkah memasuki rumah besarnya yang ia tinggalkan selama beberapa bulan. Dirinya tersenyum kala akan bertemu dengan buah hati dan istri tercintanya. Membuka pintu kamar dengan pelan berharap istrinya sedikit terkejut dan berlari ke pelukannya.

Pintu terbuka dan menampakkan Val yang sedang sibuk bermain game lewat ponsel.

"Halo, anakku," panggil Taehyung.

Val menoleh dengan mata yang melebar. "Ayah!" anak itu turun dari ranjang dengan segera. Berlari cepat menabrakkan dirinya pada Taehyung yang terkekeh geli. Ayah dari anak itu mengusap-usap punggung anaknya dengan pelan meresapi kerinduan yang ia tahan selama bertugas. Perlahan-lahan pelukan dari anaknya itu membuatnya bingung, bahu Val bergetar dalam pelukannya. Ia hanya bisa terkekeh pelan seraya berucap, "Kau begitu rindu ayah sampai menangis begini. Ini bukan sepertimu," sedikit ejekan dari lelaki pada anaknya.

"Ayah, Val menangis karena Val punya adik."

Taehyung terdiam sejenak. Ia tidak salah dengar, kan? Ini kabar bahagia. "Di mana ibumu?" Ia terlihat semangat untuk segera mencari istrinya yang belum menyambutnya sedari tadi. "Irene!" panggilnya. Taehyung mencari ke kamar mandi yang berada di kamarnya. "Ayo sayang, apa ini kabar bahagia yang ingin kau ucap, kan? Sekarang suamimu ini sudah pulang," ucapnya yang merasa bahwa Irene bersembunyi karena sejak ia memasuki rumah, dirinya hanya melihat ayahnya yang duduk membaca kertas-kertas di meja makan.

Tidak henti-hentinya Taehyung tersenyum meneriaki nama Irene agar segera keluar dari persembunyian. "Val, ibumu ini nakal sekali bersembunyi saat ayah pulang," celetuknya bahagia.

Val hanya diam dan memandangi ayahnya dengan sedih. Berbanding terbalik sekali dengan ayahnya yang terlihat bahagia karena baru mendengar kabar yang bagus.

"Val, ayo beritahu ayah di mana ibumu bersembunyi?"

"Jauh," jawab Val.

"Sejauh apapun ayah akan mencari ibumu bahkan di ujung dunia sekali pun," sahut Taehyung dengan nada bercanda.

Val makin bersedih karena tidak tega untuk memberitahu ayahnya bahwa ibunya telah pergi lama. "Ayah," panggil Val ragu.

"Cepat beritahu ayah. Ayah harus memeluk ibumu karena telah berhasil membuat ayah penasaran selama bertugas."

Lagi-lagi Val terdiam sejenak karena terlalu ragu untuk memberitahu. "Apa ayah akan marah pada Val jika Val memberitahu ke mana ibu?" 

"Tidak. Ayah ini lagi bahagia mana mungkin akan marah."

Val memainkan ujung bajunya sembari menatap mata ayahnya yang berbinar. "Ibu pergi diusir kakek sejak lama."

"Apa?" Taehyung tampak tidak percaya. "Jangan bercanda Val, ayah tidak suka dengan candaanmu itu."

"Val benar, Ayah. Ibu berkata kalau ibu pergi dengan pilihan yang berat."

Raut wajah Taehyung berubah. Otaknya mencerna setiap perkataan dari Val. Pantas saja, terakhir kali ia menelepon hanya ayahnya yang menjawab. Bibir Taehyung terkatup rapat dengan mata yang memerah karena menahan emosi. Urat-urat di keningnya timbul dengan amarahnya yang memuncak. "BRENGSEK!"

Taehyung membuka pintu kamarnya dengan kasar. Berjalan cepat menuju dapur di mana ayahnya berada. Detak jantungnya berdetak kencang diiringi dengan napasnya yang memburu. Kepalan tangannya semakin kuat saat semakin dekat langkahnya pada ruang dapur. Dari jauh ia sudah melihat ayahnya yang duduk dengan tenang tanpa berdosa sedikit pun. Ia tidak ingin membenci manusia tua itu tetapi manusia tua itulah yang membuatnya menjadi benci.

Taehyung meraih sebuah guci yang terletak dengan indahnya di atas nakas, memegangnya dengan erat sebelum ia melemparkan guci itu pada ayahnya.

PRAK!

Peralatan dapur yang menjadi hantaman dari guci yang Taehyung lempar menjadi saksi bahwa lelaki itu tidak main-main dengan amarahnya. Ia sengaja tidak mengenakan guci itu pada ayahnya, karena ia sadar pada siapa dirinya marah.

"BERHENTI MENGUSIK KEBAHAGIAANKU PAK VINCENT!" teriak Taehyung dengan kedua tangannya yang mencengkram kuat leher baju ayahnya.

"KAU TAU ISTRIKU SEDANG HAMIL! DI MANA ISTRIKU!" Taehyung menjatuhkan ayahnya ke lantai bahkan ia berniat untuk meninju wajah tua itu, namun ia kembali sadar dan beralih meninju lantai di sisi kepala Tn. Vincent.

Tn. Vincent hanya terkekeh kecil, menertawakan anaknya yang ingin meninju ayahnya sendiri. "Aku mengusirnya empat bulan yang lalu."

Taehyung bangkit dan membanting kursi untuk melampiaskan kekesalannya. Ia bahkan berteriak kencang agar menyadarkan dirinya bahwa ayahlah yang ingin ia bunuh. "CUKUP AYAH! APA KAU TIDAK BISA MEMBIARKANKU BAHAGIA!"

Tn. Vincent bangun dan melangkah mendekati Taehyung. Tanpa segan tangan Tn. Vincent menampar pipi kanan Taehyung dengan keras. Memandang anaknya dengan tajam. "Sadarkan dirimu pada siapa kau marah," ucap Tn. Vincent.

Taehyung membuang wajahnya, takut-takut jika emosinya kembali menguasai dirinya. Jika seandainya lelaki tua ini bukan ayahnya, mungkin saat ini juga ia akan mencabik-cabik tubuh itu dengan pisau yang ada di sana. "Aku tidak akan begini jika kau tidak memulai!"

PLAK!

Satu tamparan lagi untuk pipi kiri Taehyung. "Harusnya aku yang berbicara begitu. Bukankah kau juga tau jika kau sudah ditentukan akan menikah dengan wanita pilihanku? Tapi kau sendiri yang malah terpikat dengan wanita lain. Bukan salahku jika aku tidak suka dan membuangnya. Aku ini ayahmu! Aku tau mana yang terbaik untukmu!"

"Apa pantas disebut ayah jika ia merusak rumah tangga anaknya? APA ITU YANG DISEBUT SEORANG AYAH!" Taehyung kini kembali mencengkram kerah baju ayahnya. Dirinya sangat muak dengan ayahnya yang tidak pernah memahami kehendaknya. Selalu mementingkan ego dan martabatnya sendiri. Ia kira dengan kebaikan hati Irene, ayahnya ini akan terbuka hatinya jika Irene bukanlah wanita buruk seperti pikirannya.

"Jangan kurang ajar kau, Kim Taehyung!"

Taehyung menghempaskan napas kasar dan melepas cengkeraman tangannya dengan kasar pula. "Aku akan membawa istriku kembali, mau ayah suka atau tidak." Taehyung berniat untuk melangkah mencari istrinya, namun suara ayahnya menghentikan niatnya.

"Mau kau bujuk sekeras apapun, dia tidak akan mau kembali bersamamu."

"Itu tidak mungkin. Aku mengenal Irene lebih dari siapapun."

"Baca!" Tn. Vincent melempar beberapa kertas hingga mengenai tubuh Taehyung. "Wanita itu menggugat ceraimu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang