Bab 3 / Part 6

3.1K 553 73
                                    

Suasana tenang dengan malam yang penuh bintang. Taehyung masih duduk berdua bersama gadis yang terus berbicara sambil memegang gelas. Gadis itu menatap api yang menyala di depan. Entah, Taehyung tidak paham apa yang sedang gadis itu bicarakan, yang Taehyung lakukan hanya menatap wajah gadis itu tanpa menghayati ucapan sang gadis. Memandang dalam jarak yang dekat ternyata ada suatu kebahagiaan tersendiri. Taehyung tidak tahu mengapa bisa begitu mengagumi gadis yang sangat berbeda dengannya. Bukan hanya berbeda dengannya, tetapi juga berbeda dengan gadis-gadis yang pernah Taehyung temui.

“Kau ingin kopi lagi?”

Suara Irene yang lembut membuat Taehyung tersadar dan mengalihkan pandangan. Sedikit salah tingkah, takut jika Irene akan menyadari jika Taehyung terlalu mengagumi gadis itu. “Tidak, ini cukup,” ucapnya lalu meneguk kopi yang tersisa di gelas.

“Besok, aku akan kembali ke rumahku.”
Ucapan Irene membuat Taehyung menatap gadis itu kembali. “Apa yang ingin kau lakukan di sana?”

“Aku hanya ingin mengambil barang yang mungkin masih bisa aku pakai, seperti pakaian misalnya.”

“Aku bisa membelikanmu.” Tanpa sadar kalimat itu terucap dari mulut Taehyung. Memangnya siapa dirinya? Beraninya dia berkata seperti itu.

Irene menggeleng dan menaruh gelas yang sudah kosong. “Tidak. Lebih baik uangmu kau gunakan untuk membeli makanan. Orang-orang di sini lebih membutuhkan itu daripada harus membeli pakaian untukku.”

Taehyung terdiam sejenak. Api yang berkobar menjadi tempat pelarian dari pikirannya yanh rumit. Ada sesuatu yang membuatnya khawatir jika membiarkan gadis itu pergi sendirian. “Jika kau tidak keberatan. Apa aku boleh menemanimu besok?” Astaga, Taehyung adalah lelaki yang tidak tahu malu, sekali lagi ia tekankan SIAPA DIRINYA? Taehyung hanya lelaki yang baru akrab beberapa jam yang lalu. Dengan penuh percaya diri malah mengajukan diri untuk menemani gadis itu besok. Oh Tuhan, rasanya Taehyung tidak dapat melemaskan otot lehernya agar bisa menatap gadis itu sekarang. Apa yang akan dipikirkan gadis itu? Lelaki sok akrab? lelaki aneh? Lelaki yang membuat gadis itu geli?

Namun, apa yang dipikirkan Taehyung tidak seperti yang dikhawatirkan. Irene malah melempar senyum, “Kenapa tidak?” jawab gadis itu. Tubuh Taehyung menegang seakan-akan baru saja mendapat kabar bahagia. “Aku tunggu dirimu,” ucap gadis itu lagi, yang kali ini berhasil membuat jantung Taehyung berdetak tidak normal.


***

Lelaki yang telah rapi dengan kaos hitamnya menunggu di bawah teriknya baskara. Menanti kedatangan gadis yang membuatnya gila. Ketahuilah, sekarang Taehyung merasa sedikit gugup membayangkan bagaimana perjalanan mereka yang bisa dibilang cukup jauh. Duduk berdua di satu kuda. Khayalan Taehyung itu mampu membuatnya tersenyum geli. Seperti cinta abg yang baru tumbuh.

Tidak lama, dari kejauhan Taehyung melihat Irene yang berjalan ke arahnya. Memakai dress yang sama dengan sebelumnya, Taehyung tidak perlu heran untuk hal itu. Tapi yang lebih menarik adalah tudung kepala Irene terus terlepas karena angin yang berembus cukup kencang. “Ayo!” ajaknya ketika Irene telah berada di hadapan. Lelaki itu telah mengisyaratkan Irene untuk naik pada kuda. Namun, sebuah gelengan membuat Taehyung membingung.

“Kau ingin menaiki kuda itu?” Irene menunjuk kuda yang akan dinaiki oleh Taehyung. “Apa kau bermaksud kita pergi dengan satu kuda saja?” Yang langsung dijawab  tanpa ragu oleh Taehyung lewat mengangguk.

“Aku ingin naik kuda sendiri,” ujar Irene berbalik menuju kuda yang lain. Lelaki yang sudah berhasrat ingin menaiki kuda yang sama itu menghela napas kecewa. Oh, ayolah Taehyung! Siapa dirimu!
Suara langkah berirama, diiringi dengan debu yang berterbangan setiap melintas. Berjam-jam sudah mereka menunggangi kuda. Keringat yang telah membasahi keduanya, tidak mematahkan semangat Irene maupun Taehyung untuk segera sampai pada tujuan. Ya, itu karena kota yang dituju telah terlihat dari ujung pandang.

Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang