Part +65

1.4K 239 32
                                    

Taehyung membuka pintu rumahnya dengan lesu. Memasuki rumahnya dengan tatapan yang kosong diiringi perasaan terluka. Ia masih menyakinkan dirinya bahwa ini semua belum berakhir bahkan tidak perlu ada kata akhir di antara mereka. Ia masih bisa merasakan bagaimana mata keterpaksaan dari Irene, tatapan mata yang berkata bahwa wanita itu pergi bukan karena tidak mencintainya lagi.

"Ayah," panggil Val saat Taehyung tanpa sadar jika ternyata anaknya berada di depannya. Ia menatap Val dalam diam sembari membayangkan bahwa Val akan tumbuh tanpa seorang ibu.

"Ayah darimana saja? Val tadi mencari ayah."

Taehyung kembali tersadar dan berucap, "Kau cepat tidur, ini sudah malam."

"Val ingin tidur dengan ayah."

"Ayah akan ke kamar setelah menemui kakek."

"Ya sudah." Val berbalik dengan segera meninggalkan ayahnya, tetapi saat baru beberapa langkah ayahnya itu malah bertanya.

"Val, kau tidak sedih ibumu pergi?"

Val menatap ayahnya. "Val selalu sedih tapi ibu mengatakan jika Val tidak boleh menangis dan mencarinya. Val hanya ingin menuruti kata ibu seperti yang selalu ayah ucapkan jika Val akan hidup dengan baik jika mendengarkan ibu. Begitukan, Ayah?"

Taehyung tersenyum paksa dan mengelus surai Val dengan sayang. "Kau benar. Sudah sana kembali ke kamar."

Taehyung menatap punggung kecil Val dengan pilu. Anak sekecil itu mengapa bisa menerima kenyataan sepahit ini. Ia tidak ingin menyalahkan Irene yang pergi meninggalkan Val, ia mengerti apa yang Irene pikirkan sehingga wanita itu memercayakan Val padanya. Ia mengusap wajahnya kasar dan melangkah menuju kamar ayahnya untuk membicarakan sesuatu.

Dirinya membuka pintu setelah mengetuk beberapa kali.

"Apa yang membuatmu kemari, anakku?" tanya Tn. Vincent sesekali melirik jam dinding. "Ini sudah malam," ucapnya sembari bersiap-siap untuk tidur.

"Apa kau sudah puas telah menghancurkan hidupku?"

Tn. Vincent menatap Taehyung dengan sedikit terkejut.

"Apa ini yang kau inginkan!" Taehyung membanting foto masa kecilnya yang berada dalam gendongan ayahnya. Foto yang berdiri rapi di atas nakas itu ia lempar dengan luka di hatinya. Buat apa ada foto yang memperlihatkan seorang ayah yang begitu menyayangi anaknya, namun pada kenyataannya perasaan sayang itu malah membuat anaknya menderita.

"Aku akan menikah dengan wanita itu sesuai keinginanmu! Aku ini hanya boneka! Aku ini hanya anak yang kau kendalikan! Aku muak dengan semua ini!" Taehyung menangis diiringi dengan kekesalan yang belum puas ia lampiaskan. Napasnya memburu dengan tangisan yang tidak dapat ia tahan. Selama ia hidup, tidak pernah ia terlihat selemah ini di depan ayahnya. Di depan seorang ayah yang angkuh dan egois. Seberapa benci ia pada ayahnya, lelaki tua itu tetaplah ayahnya. Ayah yang merawatnya tubuh hingga ia sedewasa sekarang. "Melawanmu sama saja dengan menderita, itulah yang ada dipikiranmu..." lirih Taehyung.

"Memang itulah yang selalu kupikirkan. Aku ini egois, kau harusnya tau itu. Jika kau tidak bertingkah macam-macam seperti kabur dari tugas dan nekat menikah dengan wanita itu maka ayahmu ini juga tidak mengacaukan hidupmu! ini semua berawal darimu dan kau harus menerima itu!"

Tanpa terduga Tn. Vincent menampar Taehyung dengan keras. "Ini untukmu karena telat menyadari semua ini. Jika aku tidak bertindak, apa kau akan tetap berada di jalan yang salah? Masih mending aku bisa menerima anakmu. Bagaimana jika aku juga membenci anakmu? Apa kau akan memutuskan hubunganmu denganku? Persiapkan dirimu untuk datang ke pengadilan, bercerai lalu menikah pada wanita seharusnya kau nikahi." Tn. Vincent merebahkan dirinya membiarkan Taehyung yang masih berdiri sembari memegang pipinya.

Terkadang orang tua juga harus paham apa yang anaknya inginkan. Tidak memaksa kehendaknya hanya demi kepentingan sendiri. Ya, kita tau baginya itu adalah yang terbaik, tapi kita juga punya pemahaman sendiri karena kita yang merasakan dan yang menjalankan. Jika kita berada di jalan yang salah maka ingatkan kita dengan baik, anak pasti akan mendengarkannya dengan baik pula. Bukan dengan melakukan tindakan yang malah membuat anak menjadi benci pada orang tuanya sendiri. Tapi dibalik itu, jauh dari lubuk hati yang paling dalam mereka hanya ingin melakukan yang terbaik untuk kita.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang