Part +32

2K 347 165
                                    

Irene tidak menyangka mempunyai seorang anak adalah tantangan terbesar dalam kehidupan rumah tangga. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana para Ibu begitu sabar dan yang pasti melelahkan ketika membesarkan anak-anak mereka. Dirinya tersenyum saat melihat anak yang dititipkan padanya terlelap dengan nyenyak dipangkuannya. Ada rasa puas ketika ia berhasil menidurkan anak tersebut.

"Kau senang?" tanya Taehyung pelan yang bersandar di bahunya. Tangan lelaki itu sibuk menggonta-ganti saluran televisi mencari sesuatu yang menarik untuk di tonton.

"Tentu. Ini pencapaian luar biasa," ucap Irene dengan penuh kemenangan.

Setelah itu, tidak ada lagi percakapan yang terjadi sehingga membuat Irene sedikit heran. Ia menoleh pada suaminya yang terlalu nyaman bersandar di bahunya. "Astaga, bayi besarku tidur juga," gumamnya pelan.

"Diam atau ku tembak!" seketika Taehyung berceletuk dengan nada mengancam dan itu membuat Irene terkejut. Irene mengelus dada beberapa kali akibat ulah suaminya yang iseng. "Sadar, aku istrimu."

"Ku tembak kau dengan cintaku..." Taehyung bangun dengan tertawa kencang mendekatkan bibirnya untuk mencium pipi istrinya. Wanita yang di cium oleh Taehyung kini membeku dengan pipi yang merah. Setelah Taehyung puas tertawa, lelaki itu membisikan sesuatu. "Aku suka melihatmu begini." Diiringi dengan kecupan lembut di leher Irene, wanita yang ia cintai.

Leher Irene serasa kaku ketika suaminya mulai bermain pada tubuhnya, pandangan lurusnya pun tidak dapat beralih. Ia ingin sekali menatap wajah suaminya, namun ia tidak bisa, ia tidak sanggup karena terlalu gugup. Tangan Taehyung menyentuh pipinya, memaksanya untuk menatap lelaki itu, pandangan mereka bertemu dengan wajah yang sedekat itu membuat dirinya merasakan napas hangat yang menerpa kulit wajahnya. Mata lelaki itu turun menatap bibirnya membuat wajahnya makin memerah, ia mengerti apa yang lelaki itu inginkan dan ia bermaksud ingin memberinya namun....

Tok... Tok... Tok...


Sontak Irene terkejut dan menatap pintu yang terketuk. "Aku rasa ibu anak ini yang datang."

Taehyung tersenyum tanpa menjauhkan wajahnya yang begitu dekat. "Aku menunggumu di kamar," bisik Taehyung yang membuat bulu kuduk wanitanya meremang. Lelaki itu berdiri meninggalkan Irene dengan langkah pelan menuju kamar. Sedangkan Irene, ia menepuk-nepuk pelan pipinya mencoba menormalkan kembali warna pipi dan detak jantungnya.

Taehyung memang sering melakukan itu padanya, namun tubuhnya selalu merespon seperti pertama kali melakukannya. Ia juga heran mengapa ia begini, ia tidak bisa bertingkah santai ketika Taehyung mencoba menggodanya. Sesegera mungkin ia menyadarkan diri dan berdiri mengendong anak yang sudah sangat terlelap. Dan seperti dugaannya, orang tua dari anak yang ia gendong tersenyum lebar menyambut Irene yang membukakan pintu.

"Terima kasih karena telah menjaga anak saya." Ibu itu berucap seraya mengambil alih anaknya dari gendongan Irene.

Irene yang tidak mengerti hanya mengangguk-angguk dan tersenyum.

"Karena saya telah merepotkan, ini bingkisan untukmu sebagai balasan."

Lagi-lagi Irene mengangguk dan menerimanya, bisa dilihat dengan jelas bahwa wanita itu sungguh sangat bingung.

"Katakan pada suamimu, semoga ia suka."

Anggukan Irene mengiringi perginya sang bibi beserta anaknya. Ia tersenyum cerah menatap bibi itu sampai keluar dari pagar rumahnya. Helaan napas Irene terdengar, merasa lega karena anak yang dititipkan sudah kembali pada ibunya. Ia menutup pintu dengan perlahan dan berjalan ke kamar dengan mengintip bingkisan yang ia dapat. Tangannya mencoba mengeluarkan isi dari bingkisan yang membuatnya penasaran. "Selendang?" Irene bertanya-tanya sendiri.

Ketika matanya dengan jeli melihat sebuah kain tipis yang ia yakini itu adalah selendang. Ia dibuat terkejut dengan kenyataan yang ia dapat, seketika pemikirannya itu dihempaskan begitu saja. Saat dirinya membentangkan baik-baik dengan kedua tangan, saat itu juga ia menelan ludahnya. "A-apa ini?" suara Irene keluar dengan gugup. Dan ia semakin gugup saat sebuah suara terdengar di kupingnya.

"Bingkisan yang bagus."

Irene menoleh pada Taehyung yang bersandar pada pintu kamar dengan tangan yang bersedekap.

"Hai suami! Sejak kapan kau di sana?" Itu hanyalah suara batin Irene, nyatanya wanita itu hanya menatap Taehyung dengan matanya yang lebar.

"Lingerie adalah hadiah yang bagus untuk suami sepertiku."

Irene menelan ludahnya berkali-kali, ia belum pernah memakai kain yang setipis ini. Dan lagi, ia takut jika Taehyung memintanya untuk...

"Bisa kau memakainya untukku malam ini?"

Irene memejamkan matanya seakan-akan tau apa yang akan suaminya itu minta.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang