Part +36

2K 345 167
                                    

Waktu tidak bisa diperkirakan akan berjalan secepat ini. Taehyung masih sangat mengingat bagaimana awal mereka bertemu. Bertemu di situasi yang mungkin orang lain tidak akan percaya. Menjalin hubungan yang dilarang oleh keyakinan. Bersama-sama mencoba menghancurkan tembok dari orang-orang yang beranggapan mereka berbeda. Dan kini, semua itu telah terlewatkan dengan kesabaran dan perjuangan. Terbukti dengan Taehyung yang berdiri di sini menunggu dengan perasaan cemas dan khawatir.Istrinya, di dalam sana sedang berjuang untuk mengeluarkan bayi yang wanita itu kandung selama sembilan bulan.

"Mr.V silahkan masuk, istri anda menginginkan anda berada di sampingnya," ucap seorang dokter yang menangani Irene.

Mendengar itu tanpa menjawab ia langsung masuk ke dalam ruang bersalin, di mana ada Irene yang sedang kesakitan menunggu kelahiran.

"Kuat, kau harus kuat," ucap Taehyung yang sekarang sudah berada di sisi ranjang. Lelaki itu beberapa kali mengusap keringat Irene yang terus bercucuran. Remasan tangan Irene pada tangannya menandakan bahwa istrinya itu benar-benar merasa kesakitan.

"Ini sebentar lagi," ucap sang dokter.

Taehyung merasa bingung, apakah ia harus keluar atau tetap berada di sana melihat proses kelahiran anaknya. Ini pengalaman pertama sepanjang hidupnya sehingga ia bingung harus melakukan apa.

Dokter yang menangani seakan-akan mengerti ketika melihat gelagat bingung suami dari pasiennya, hingga akhirnya sang dokter pun berucap, "Tidak apa-apa, di sini saja. Itu lebih membantu istrimu untuk melahirkan."

Taehyung pun menarik kursi membawa dirinya duduk dengan bergenggaman pada Irene. Mencium kening istrinya sekadar untuk membantu meringankan beban sang istri. Namun dibalik itu, Irene masih tetap bisa tersenyum. Wanita itu kini menatap Taehyung merasa senang melihat suaminya ada di sisinya.

"Kau lihat, sebentar lagi bayinya akan keluar," ucap Irene tersenyum.

Taehyung ingin sekali marah namun ia sadar tidak seharusnya ia marah pada wanita yang kini sedang berjuang, bagaimana bisa istrinya masih tetap tersenyum dengan keadaan seperti ini. "Berhenti tersenyum, aku tidak suka melihatnya!"

"Kenapa?" tanya Irene polos.

"Di saat seperti ini, kau masih bisa tersenyum. Kau tau, di sini aku yang mengkhawatirkan dirimu."

Mendengar ucapan Taehyung, Irene makin mengembangkan senyumnya. "Ini harus dinikmati, bukan? Aku sekarang sedang menikmatinya agar suatu saat aku dapat menceritakan pada anakku, betapa aku berjuang untuknya."

Taehyung tidak tau harus berkata apa lagi ketika mendengar ucapan wanita itu. Ia tidak dapat mengelak karena perkataan Irene sangat benar.

"Aw," jerit Irene ketika perutnya semakin sakit.

"Ini saatnya," ucap sang dokter.

Jeritan-jeritan kecil Irene terdengar hingga membuat Taehyung merinding. Tampak sangat jelas bagaimana Irene yang berusaha untuk mendorong keluar dengan arahan dan bantuan sang dokter. Genggaman tangan Irene semakin kuat pada tangan suaminya, peluh yang jatuh membawa lelaki itu untuk mengusap kening Irene berkali-kali.

Bulir air mata tampak jatuh pada pipi Taehyung. Lihat, Taehyung bahkan menangis sekarang. Hanya dengan melihat Irene yang berjuang mati-matian itu mampu meruntuhkan kejantanannya.

"Ya, terus... kepalanya telah terlihat!"

Jeritan makin terdengar raut wajah Irene yang memerah, napas yang tersengal-sengal itu membuat Taehyung semakin tidak tega. Ia bahkan sampai berjanji di dalam hatinya, jika ia tidak akan meminta anak lagi pada Irene. Cukup satu, mau itu laki-laki atau perempuan.

Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang