Part +34

2.1K 327 186
                                    

Morning Sickness adalah masa yang melelahkan bagi wanita yang sedang hamil. Mengalami muntah dan mual membuat Irene manjadi sangat manja seperti sekarang.

"Ayolah, aku harus berkerja," keluh Taehyung melihat istrinya yang tidak ingin melepas dirinya.

Irene dengan nyaman duduk dipangkuan Taehyung menghadap samping dengan lengan yang mengalung pada leher suaminya. "Aku masih mau begini," ucap Irene pelan dengan memejamkan mata.

"Kau tidak membuka tokomu?"

"Tidak!" jawab Irene tegas, ia lebih suka mendengar detak jantung Taehyung dari pada harus merangkai bunga. Kali ini, ia lebih memilih Taehyung dari pada toko kesayangannya. Biasanya, Taehyung adalah nomor sekian ketika ia melihat bunga.

"Istriku..." Taehyung mengatur suaranya, "aku senang kau begini tapi aku harus bekerja untukmu dan untuk kelahiran anak kita."

Irene cemberut dan mengerutkan bibirnya. Memasang wajah kesal dan menarik lengannya pada leher Taehyung. Lalu, melipat tangannya di depan dada masih dengan duduk di atas pangkuan lelaki itu.

Melihat itu malah membuat Taehyung menjadi gemas dan ingin sekali mencubit pipi sang istri. Namun ia tahan, Irene amat sensitive sekarang.

"Kau tidak usah pulang saja sekalian biarkan aku hidup sendiri!"

Perkataan itu tidak membuat Taehyung takut sama sekali, justru perkataan itu membuatnya ingin tertawa dengan keras. Namun, lagi-lagi ia tahan. Lelaki itu memeluk tubuh Irene lebih erat dari sebelumnya. "Jangan marah..." lelaki itu mengusap pipi istrinya dengan sayang, "jadi, sekarang istriku yang cantik ini mau apa?"

Seketika raut wajah Irene berubah dan menatap Taehyung dengan berbinar. "Bisa kau cium aku di sini?" wanita itu menunjuk dahinya.

"Tentu saja." Tanpa diminta pun Taehyung pasti akan mencium istrinya, apalagi itu adalah rutinitas yang tidak pernah ketinggalan sebelum ia berangkat kerja. Kini bibir Taehyung telah mendarat sempurna pada dahi wanita yang memintanya. Setelah kecupan itu mendarat, Irene kini malah menunjuk pada pipi kanannya. "Lakukan di sini juga."

Siapa yang bisa menolak permintaan manis ini, tidak ada satupun seorang suami yang akan menolak permintaan istri yang mereka cintai.

"Di sini." Kali ini Irene menunjuk pipi kirinya.

"Lalu di sini." Taehyung tidak langsung bergerak ketika istrinya menunjuk bibirnya sendiri. Hal itu membuat Irene menjadi kesal kembali. "Kenapa tidak mau?" tanya wanita itu dengan cemberut.

"Dengar..." Taehyung menyelipkan rambut Irene ke belakang kuping dan mengusap sebentar pipi wanita itu, "jika aku mencium ini..." jari telunjuknya menunjuk bibir ranum istrinya, "suamimu ini akan terlambat," lelaki itu menangkup satu pipi Irene, "namun aku tidak bisa menolak maka bersiap-siaplah."

Dalam sekejap, lelaki itu mencium Irene dan ia tidak berniat untuk bermain sebentar. Wanita itu memancingnya, tidak mungkin ia hanya memberi kecupan biasa tanpa memberi yang luar biasa.

"Bisa kita pindah ke kamar?" pinta Irene ketika ia melepas ciuman mereka.

"Tentu saja, sayang. Kita habiskan pagi ini dengan indah."

.

.

.

Irene melangkah cepat membawa tas kerja milik Taehyung untuk ia berikan pada orangnya. Taehyung yang selesai memakai sepatu kini menunggu Irene diambang pintu utama sambil berkacak pinggang.

"Hari ini aku tidak ke toko, jadi kau langsung saja pulang tidak usah ke sana," ucap Irene ketika sudah berada di depan suaminya.

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik." Taehyung mengecup kening Irene sebentar lalu pergi dengan tergesa-gesa mengejar keterlambatan yang cukup lama.

Related ✔️ [MASA REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang