IV - pt.1

976 141 12
                                    

"Aku merindukanmu, jika boleh, aku ingin ikut denganmu, disini seperti neraka, disiksa setiap hari, tak ada kebahagiaan, aku tidak merasakan hidup ataupun mati, aku tak punya tujuan, andai saja kau ada disini, kau pasti akan menuntunku, aku benar benar muak disini, aku tak bisa keluar, tapi aku juga tak bisa diam saja, apa yang aku lakukan selalu salah ibu, kumohon kembalilah"

Jooheon duduk dibawah pohon apel dihalaman rumahnya. Menangis, ia benar benar merindukan sosok ibunya. Ia bukan anak yang beruntung. Hidup di keluarga harmonis, disayangi oleh anggota keluarga lainnya, tidak bisa Jooheon dapatkan.

Ia menundukan kepalanya dilutut, tangannya memeluk lututnya. Ia terperanjat saat sebuah benda mengenai kakinya, sebuah buah apel yang sedikit busuk. Seseorang telah melemparinya. Ia mengangkat kepalanya, melihat tiga orang anak yang berdiri dihadapannya agak jauh, lalu mendekat.

"Oh oh oh... Siapa yang sedang ada disini huh?" tanya Hyungwon mengejek

"Sedang apa kau disini anak haram? Pergilah! Buatkan kami makanan, kami lapar" ucap Minhyuk, Jooheon hanya menatapnya

"Yak! Apa yang kau lihat? Cepat pergi! Jika kau terus duduk dibawah pohon ini, nanti pohonnya akan mati" ejek Hyungwon

"M-maaf hyung, aku-"

"Apa?! Hyung?! Siapa yang kau panggil hyung hah? Berani beraninya kau memanggil kami dengan sebutan hyung!" teriak Hyungwon

"Kami tidak mau memiliki adik sepertimu! Kau kotor" ucap Minhyuk

"Sudah, nanti dia akan menangis, nanti dia akan mengadu kepada siapa? Dia kan tidak memiliki orang tua, dia anak yang terbuang" ucap Wonho

Jooheon semakin merasa sakit hati dengan ejekan mereka. Akhirnya ia pergi meninggalkan mereka. Saat akan memasuki rumah, ia bertemu dengan Changkyun. Changkyun menatapnya.

"Joo, Jooheon, kau kenapa?" tanya Changkyun

"Ti-tidak apa apa" jawab Jooheon sambil tersenyum lalu kembali berjalan

"Aku sudah tau tentangmu" ucap Changkyun yang membuat langkah Jooheon terhenti

"Ya?"

"Minhyuk hyung yang memberitauku, sebenarnya, apa hubunganmu dengan kami?"

Pertanyaan Changkyun membuat Jooheon terdiam. Ia tidak bisa menjawabnya.

"Jika, aku memberitaumu, apakah kau akan memperlakukanku sama seperti mereka?" tanya Jooheon

"Mereka? Apa maksudmu?" Changkyun tak mengerti

"Kau lihat ini? Ayahmu yang melakukannya" ucap Jooheon sambil menunjukan bekas luka di tubuhnya

"Ayah? Apa yang ia lakukan?"

"Ia membenciku, ia tak menginginkanku namun ia juga tak membiarkan aku pergi, kau tau? Kenapa aku menjauhimu? Karena setiap kita bertemu, ayahmu selalu menyakitiku, ia menyiksaku, ia tidak suka jika aku bertemu atau memperlihatkan diriku pada kalian"

Changkyun terdiam. Ia tak bisa berkata apapun, dan tanpa sadar, air matanya menetes. Pantas saja saat Changkyun mengatakan nama Jooheon pada Hyunwoo, Hyunwoo sangat marah. Jooheon pergi meninggalkan Changkyun sendirian di ambang pintu.



Malamnya, Hyunwoo beserta kelima anaknya sedang makan malam. Namun, tiba tiba Changkyun melempar sumpitnya ke piring hingga mengeluarkan dentingan keras, yang lainnya menatap Changkyun.

"Kyunie, ada apa?" tanya Hyunwoo

"Apakah ada yang ayah sembunyikan dariku?"

"Apa maksudmu?"

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang