Minhyuk dan Hyungwon bersiap untuk membereskan kamar Hyunwoo. Sudah beberapa hari mereka membiarkan kamar ayahnya itu berantakan akibat terbakar.
Saat Hyungwon menyapu sisa sisa abu dilantai, ia tidak sengaja menemukan sebuah foto. Foto itu setengah terbakar. Ia memperhatikan foto itu. Seorang wanita. Hyungwon memperhatikan foto itu dengan fokus, seperti tidak asing.
Itu bukan Helena, lalu siapa? Pikir Hyungwon. Kenapa ayahnya menyimpan foto wanita lain selain Helena?
Ia memanggil Minhyuk untuk menunjukan foto yang ia temukan.
"Kau menemukannya dimana?" tanya Minhyuk
"Disana, saat aku menyapu" jawab Hyungwon
"Siapa ini?" Minhyuk mengambil foto itu dari tangan Hyungwon
"Wanita itu seperti tidak asing untukku, apa kau tau? Maksudku, apa kau pernah melihatnya?" ucap Hyungwon
"Hmm.... Hei! Bukankah ini wanita pelayan-maksudku, wanita yang menyamar sebagai pelayan, ini ibunya Jooheon" ucap Minhyuk
"Benarkah? Kenapa ayah menyimpan fotonya?"
"Mungkin saja ibu yang menyimpannya, wanita itu menemui ibu pertama kali saat ia kesini kan? Mungkin saja wanita itu memberikan fotonya pada ibu" jawab Minhyuk
"Haruskah kita beri tau Wonho hyung?"
"Iya, tapi sebelum itu kita bereskan lalu rapikan lagi kamar ini, mungkin kita harus mengecat ulang kamar ini" ucap Minhyuk dibalas anggukan oleh Hyungwon
Changkyun mengajak Jooheon pergi untuk berjalan jalan. Changkyun melihat Jooheon semakin hari semakin memburuk, dan Jooheon pasti membutuhkan liburan bukan?
"Kau akan membawaku kemana?" tanya Jooheon
"Kemana saja"
"Kenapa kita tidak pakai mobil saja? Kakiku sakit berjalan terus" keluh Jooheon, dan itu membuat Changkyun gemas padanya
"Sudah jangan banyak bicara, ikuti aku saja"
"Apa kau akan menculikku?"
"Iya, aku akan menculikmu lalu mengurungm- m-maaf" Changkyun memukul kepalanya sendiri
"Sudahlah, sebelum itu, carikan tempat makan untukku, aku lapar" Jooheon berjalan mendahului Changkyun
"Ah iya, akan aku carikan" Changkyun mempercepat langkahnya untuk menyusul Jooheon
Changkyun terus memperhatikan Jooheon yang sedang makan. Di dalam hatinya ia terus tertawa karena melihat Jooheon yang makan seperti anak kecil.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak punya kerjaan apa? Memperhatikanku sedang makan" protes Jooheon
"Hihi, kau menggemaskan"
"Kenapa kau menjadi begini? Setauku kau sangat dingin dan tidak peduli pada hal seperti itu, oh ya, apa kau yakin aku menggemaskan? Aku sudah pernah membunuh orang, jika kau lupa" ucap Jooheon sembari melanjutkan makannya
"Lalu? Dengar, mulai saat ini, aku tidak akan bersikap dingin, aku sudah berjanji pada ayahku untuk menjadi lebih baik"
Jooheon hanya tersenyum mendengar perkataan Changkyun.
Saat mereka sedang menikmati jalan kaki mereka, mereka mendengar suara tangisan anak kecil. Anak kecil itu tidak jauh dari mereka, dan mereka menghampirinya.
Seorang anak laki laki berusia sekitar 3 tahun, sedang menangis sembari memegangi lututnya yang terluka. Changkyun segera mengambil sebuah plester di saku jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just let me in
Acak"Apapun yang kita lakukan, tentu kita akan dapat balasannya, dan kini aku akan membalaskan perbuatanmu padaku" "Berawal dari mimpi. Kehidupanku menjadi berubah. Aku seperti melupakan semuanya, dan hanya terfokus pada dirimu. Aku akan menemukan dirim...