XXXVII - pt.2

304 28 6
                                    

Changkyun dan Jooheon sedang berada di halaman belakang kediaman Changkyun. Membaringkan diri mereka di atas rumput hijau. Menatap langit yang ditemani oleh bulan dan bintang.

Jooheon teringat saat ia masih berada di ruangan itu. Tiap malam ia selalu menatap langit, dan berbicara pada bulan. Menceritakan apa yang ada di hatinya.

Tiba tiba ia meneteskan air matanya. Setiap ia memandangi langit malam ia selalu membayangkan Jihoo. Andai saja Jihoo ada di sampingnya saat ini. Sama sama memandangi langit dan berbicara pada bulan.

"Hei bulan, lihatlah bintang bintang di sekitarmu, kau tidak merasa kesepian kan? Aku juga, setelah ada Changkyun aku tidak merasa kesepian, tapi, aku tetap merasakan kerinduan itu, kerinduanku pada Jihoo, aku tau, Jihoo pasti sedang menemaniku sekarang, ia memperhatikanku, dari atas, jika bisa, aku ingin meminta pada tuhan, meminta untuk membiarkan Jihoo kembali padaku, meminta supaya ia selalu bersamaku, aku benar benar merindukannya" ucap Jooheon dengan air mata yang terus mengalir namun bibirnya masih bisa tersenyum

Changkyun yang mendengar curahan hati Jooheon ikut menangis. Ia bisa merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang sangat disayangi dan dicintai. Ia sedih sekaligus senang.

Sedih karena Jooheon kembali merasa kehilangan orang yang ia sayangi, dan senang karena Jooheon tidak merasa kesepian karena dirinya.

Ia, Changkyun menggenggam tangan Jooheon. Mencoba menguatkan Jooheon.

"Aku mengerti perasaanmu sekarang Jooheon" ucap Changkyun, Jooheon menghadapkan dirinya pada Changkyun lalu tersenyum. Sangat manis walaupun ia habis menangis, pikir Changkyun.

"Eum... Jooheon, bolehkah aku bertanya sesuatu?" ucap Changkyun

"Tentu, tanyakan saja" ucap Jooheon

"Apakah, kau menyukai seorang gadis? Maksudku, apakah kau sedang menyukai seseorang?" tanya Changkyun

"Hmm.... Sejauh ini belum, aku belum menyukai seseorang" jawab Jooheon

"Jika ada yang menyukai dirimu, apakah kau akan membalasnya?" tanya Changkyun lagi

"Tergantung" jawab Jooheon

"Bagaimana tipemu?" tanya Changkyun

"Kenapa bertanya begitu?"

"Tidak, mungkin saja aku bisa mencarikanmu pasangan" ucap Changkyun diakhiri dengan kekehan

"Aish... Entahlah, aku bahkan tak memikirkan itu" jawab Jooheon

"Jooheon" ucap Changkyun sembari memposisikan dirinya duduk

"Ya?"

"Duduklah" ucap Changkyun, dan Jooheon menuruti perkataan Changkyun

"Ada apa?" tanya Jooheon

"Jangan terkejut ya" ucap Changkyun, dan Jooheon terlihat heran dengan Changkyun

Cup

Jooheon membelalakan matanya saat bibir Changkyun menempel pada bibirnya. Jooheon mencoba mendorong Changkyun namun Changkyun tak membiarkannya. Ia menahan kepala Jooheon.

Jooheon mencoba memalingkan wajahnya namun Changkyun menarik kembali. Lama kelamaan Jooheon mulai menerima ciuman itu. Ia membalas ciuman Changkyun dan sekarang mereka saling melumat satu sama lain.

Tangan Jooheon yang tadinya mencoba mendorong Changkyun untuk melepaskan ciuman itu, kini dilingkarkan pada pinggang Changkyun. Beberapa menit mereka begitu menikmati ciuman itu, sampai ciuman mereka terhenti oleh sebuah suara.

"Changkyun! Jooheon!" teriak Wonho

Mereka berdua membulatkan matanya dan saling menjauh satu sama lain lalu berdiri. Terlihat kemarahan di wajah Wonho. Wonho pun menghampiri mereka berdua. Dan menampar Changkyun, lalu setelah itu ia menampar Jooheon.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang