XV - pt.2

315 42 9
                                    

Hyunwoo mengangkat tangannya untuk menampar Changkyun, tetapi ia menghentikannya. Changkyun hanya menatap Hyunwoo, ia tidak takut. Hyunwoo menarik tangan Changkyun dengan kasar. Membawa Changkyun ke kamarnya lalu mendorongnya hingga kepala Changkyun membentur meja.

"Jangan keluar!" bentak Hyunwoo

"Kenapa? Kenapa kau begitu padaku?" tanya Changkyun dingin, Hyunwoo tak menjawabnya, ia keluar kamar lalu mengunci pintunya.

Sebenarnya Hyunwoo merasa takut, ia takut Changkyun melakukan sesuatu. Ia takut jika Changkyun akan melukainya. Hyunwoo masih diam di depan pintu kamar, hingga ia terkejut saat Changkyun mencoba mendobrak pintu itu hingga pintunya bergetar.

"Keluarkan aku! Hei! Aku tau kau masih disana! Keluarkan aku!" teriak Changkyun

"Diam!" bentak Hyunwoo

"Kenapa? Kau takut?"

"Aku bilang diam! Diam!"

"Ada apa?" tanya Hyungwon yang tiba tiba saja ada di belakang Hyunwoo

"Tidak ada, ini-"

"Hyung! Keluarkan aku dari sini!" teriak Changkyun sembari memukul mukul pintu, tak banyak bicara Hyungwon langsung membuka pintu kamar Changkyun

"Kyun? Kepalamu"

"Ini tidak sakit, terima kasih" ucap Changkyun, Changkyun menatap Hyunwoo datar lalu pergi meninggalkan Hyungwon dan Hyunwoo











"Astaga oppa! Kau mengagetkanku" ucap Seona

"Apa yang kau masukan?"

"Oh, ini? Hanya tali dan belati"

"Untuk apa?"

"Menculik seseorang" jawab Seona, Jooheon memutarkan bola matanya malas, lalu menarik Seona

"Ayo kita akan terlambat nanti"








*bugh

Hanbin tersungkur saat seseorang memukulnya dengan keras tepat di wajahnya. Hanbin mencoba untuk berdiri dan menghajar balik orang yang memukulnya namun tangan Hanbin ditepis oleh orang itu. Orang itu menendang Hanbin dan menginjak tangannya. Hanbin memekik. Hanbin tidak bisa mengenali orang itu karena wajahnya tertutup kain hitam.

Orang itu mengangkat kepala Hanbin dengan kasar untuk menatap wajahnya. Orang itu membuka kain yang menutupi setengah wajahnya.

"K-kau?" ucap Hanbin

"Sunbae, kau mengingatku?"

"A-apa yang k-kau lakukan?"

"Tentu menyingkirkanmu, apalagi?" Jawab Seona

"Kakakku tidak suka padamu, jika ada sesuatu yang kakakku tidak suka, aku harus menyingkirkannya atau tidak kakakku akan marah" lanjut Seona dengan tersenyum miring

"S-siapa kakak-mu?"

"Oh ya, dia teman barumu dan Changkyun"

"J-Jooheon?"

"Yup, benar sekali" setelahnya Seona menusuk perut Hanbin dengan belati yang ia bawa

"Tenang, aku tidak akan membiarakanmu mati, ini hanya luka kecil kan?" Hanbin bisa merasakan belati itu menusuknya sangat dalam, beberapa menit kemudian sebuah mobil datang.

"Kalian lama sekali, masukan dia cepat" perintah Seona









Hanbin membuka matanya perlahan. Ia merasakan udara dingin menusuk kulitnya. Tangannya terikat juga kakinya. Ia merasakan sakit di daerah perutnya. Seragam putihnya berubah merah karena darah yang keluar dari luka tusukan. Ia sekarat.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang