XXVIII - pt.2

273 33 5
                                    

Changkyun meneguk kembali teh yang Jooheon buat untuknya. Sudah 10 menit Jooheon meninggalkan Changkyun sendirian di ruang makan. Jooheon bilang ia akan ke kamarnya sebentar. Changkyun terlihat bosan, wajah datarnya menjadi marah, ia memukul meja makan dengan tangannya lalu beranjak dari ruang makan menuju kamar Jooheon.

Changkyun mendobrak pintu kamar Jooheon menggunakan kakinya. Ia benar benar kesal sekarang. Dalam keadaan seperti ini ia akan mudah marah walaupun hanya karena hal kecil.

Api itu mengenai tangan Jooheon. Namun Jooheon hanya menatapnya datar, ia seperti tak merasakan apapun. Changkyun segera mengambil kain untuk memadamkan api yang mengenai tangan Jooheon.

"Arkhh"

"Pantas saja kau lama, kau sedang membakar dirimu ya" ucap Changkyun dingin, asal kalian tau, Changkyun sedang menahan amarahnya

"A-apa? Aku tidak- sudahlah, maafkan aku, arkhh ini sakit sekali"

Tanpa mereka sadari, seseorang sedang memperhatikan mereka. Mengeluarkan suara yang menjijikan dan membuat ngilu, suara orang sekarat dengan darah yang keluar dari lehernya. Orang itu merayap di dinding, dengan mata yang melotot hampir keluar, sebuah senyuman, tidak, bukan senyuman, ia menyeringai, sebuah seringaian yang mengerikan (kalian tau jeff the killer? Wajahnya sama seperti itu, kalau tidak tau, searching google wkwk).

Kemanapun Jooheon bergerak, matanya selalu mengikuti. Anehnya, ia hanya mengikuti Jooheon saja. Terkadang, ia selalu menempel pada Jooheon. Tubuh kecil dan kurusnya memudahkan ia merayap dimana saja, bahkan di tubuh Jooheon.

Seringaian itu tidak pernah hilang. Terkadang ia tertawa sendiri. Namun Jooheon tidak menyadarinya, bukan tidak menyadarinya, Jooheon tidak tau jika ia ada.

Sosok yang anak kecil waktu itu takuti. Sosok yang mengikuti kemana pun Jooheon pergi. Sosok yang selalu menemani Jooheon saat tidur sembari menatap Jooheon yang terlelap, jangan lupakan seringaian lebarnya. Dan, sosok yang membuat Jooheon melukai dirinya sendiri.

Ya, itu adalah ulahnya. Ia akan masuk ke tubuh Jooheon, lalu melukainya. Seperti saat di dapur, ia mengiris jarinya, dan hampir membakar tangannya, itu semua ulah sosok itu.

Sosok itu tidak pernah hilang, ia selalu bersama Jooheon. Tentu ada alasannya. Ia mengincar Jooheon. Karena Jooheon lah yang membuat ia begitu. Walaupun sebelumnya ia sangat menyayangi Jooheon.

Sebenarnya, Changkyun akan pulang, namun ia khawatir jika Jooheon akan melukai dirinya lagi. Changkyun tidak tau saat Jooheon melukai dirinya sendiri, itu artinya ia sedang dirasuki.

"Jooheon, aku akan pulang dulu, tetapi aku khawatir jika kau akan melukai dirimu lagi" ucap Changkyun

"Aku tidak apa apa Changkyun, hyungmu pasti membutuhkanmu, jangan khawatirkan aku" ucap Jooheon sembari tersenyum

"Sebelumnya, bagaimana kau bisa menyakiti dirimu sendiri? Apakah ada tanda tandanya?"

"Aku tidak tau, mungkin aku selalu melamun dan banyak pikiran, tapi tenanglah, itu tak akan terjadi lagi, oke? Sekarang kau pulanglah" Changkyun hanya mengangguk lalu beranjak

"Oh ya Jooheon, jika kau membutuhkan sesuatu, hubungi aku saja"

"Eumm" jawab Jooheon dengan menangguk

Saat Changkyun sudah pulang, Jooheon kembali ke kamarnya. Namun ia mendengar suara langkah kaki. Seperti orang yang sedang berlari larian. Ia naik ke atas untuk memeriksanya. Namun tak ada siapapun, lagipula ia kan hanya tinggal sendiri.

Ia menjatuhkan dirinya di atas ranjang empuknya. Memejamkan matanya bermaksud untuk beristirahat sejenak. Tangannya masih terasa perih, namun ia mencoba menahannya. Rasa tidak tenang mengganggunya, ia membuka matanya, menatap langit langit kamar.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang