XXVI (END - pt.1)

656 70 26
                                    

Jihoo sibuk menggali tanah di halaman belakang panti. Ia pernah melihat Changkyun mengubur sebuah kotak di halaman belakang panti. Ia menemukan sebuah kotak besar, diangkatnya kotak itu.

Saat Jihoo membuka kotak itu, ia sungguh terkejut. Di dalam kotak itu terdapat tulang manusia yang tidak lain adalah milik Hyunwoo dan Hyungwon.

"Ini, pasti ada hubungannya dengan pria besar itu" ucap Jihoo

"Oh yatuhan! M-Matthew a-apa itu?" ucap Daniel, tubuhnya sudah bergetar karena ketakutan

"Daniel, kau membawa korek kan? Dan minyak tanahnya?"

Daniel hanya mengangguk, lalu memberikan korek dan minyak tanahnya pada Jihoo.

"Dia harus musnah, ia tidak bisa terus memakai tubuhku" ucap Jihoo

Disiramnya kotak itu dengan minyak tanah. Namun tiba tiba sosok itu datang, dengan wajah yang penuh amarah. Mata yang tadinya hitam berubah menjadi merah. Tangannya berusaha untuk mencakar Jihoo.

Tapi, dengan segera Jihoo menyalakan korek dan melemparkannya ke kotak itu. Sosok itu meraung saat api merambat ke tubuhnya. Ya, sosok itu adalah Hyunwoo.

"Pergilah ke neraka" ucap Jihoo

Sedangkan Daniel hanya bisa diam tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Hantu Hyunwoo itu masih meraung raung, ia berusaha menarik Jihoo. Setelah sosok itu hilang, Jihoo dan Daniel pergi dari panti itu.






Berjalan menyusuri jalan tak ada tujuan, itulah yang Jihoo dan Daniel lakukan.
Berhentilah mereka sejenak di sebuah pantai. Menikmati senja dan saling bertukar cerita. Melepas kerinduan yang mereka pendam selama bertahun tahun. Jihoo sudah bisa tersenyum kembali, senyuman yang begitu manis, begitupun Daniel.

"Matthew, aku tidak melihat Hanbin, Youngjae, Namjoo dan juga Changkyun hyung, kemana mereka?" tanya Daniel

Mendengar pertanyaan Daniel, membuat hati Jihoo terasa agak sakit. Beberapa detik kemudian Jihoo tersenyum pada Daniel

"Mereka disana" ucap Jihoo sambil menunjuk langit

"Oh? J-jadi me-reka.... "

"Ya, mereka sudah tiada, tapi mereka masih ada dihatiku, mungkin tubuh mereka sudah hilang, tapi kenanganku bersama mereka tak akan pernah hilang, aku harap aku tidak akan pernah lupa pada mereka, oh yaampun aku merindukan Changkyun hyung"

Daniel merangkul tubuh Jihoo. Ia bisa merasakan apa yang Jihoo rasakan. Kehilangan orang yang sangat disayang sangatlah menyakitkan. Tanpa disadari Daniel meneteskan air matanya.

Ia merasa bersalah pada Jihoo karena telah meninggalkannya dan tak pernah memberinya kabar.

"Maaf..... Karena telah meninggalkanmu" ucap Daniel

"Tak apa, sekarang kau ada disini, bersamaku, aku harap kau tidak akan pergi lagi"

"Tidak, aku tidak akan pergi"

"Ikutlah denganku"

Jihoo membawa Daniel ke suatu bangunan. Duduklah mereka disebuah bangku yang ada di rooftop bangunan tersebut. Menatap langit malam yang dipenuhi oleh bintang bintang. Membuat mereka lebih tenang.

"Changkyun hyung, kau benar, aku akan bertemu dengan Daniel, tapi.... Kapan kita akan bertemu? Aku sudah cukup merindukanmu, aku sangat tersiksa jika kau tidak ada dekatku, aku benar benar membutuhkanmu hyung, dan.... Hiks... Aku benar benar merasa kesepian... Hanbin, Namjoo, Youngjae.... Maafkan aku.. Hiks, aku tak bisa menolong kalian, aku bodoh, aku bodoh karena membiarkan iblis itu mengambil tubuhku.... Hiks.. Maaf" ucap Jihoo sambil menangis

"Matthew, aku bisa merasakan apa yang kau rasakan, aku tau rasanya sendirian, tapi kini kita sudah bersama seperti saat kita kecil dulu, kau dan aku tidak akan merasakan kesendirian lagi" ucap Daniel

"Kalau begitu, kita harus sama sama, bahkan saat kita mati"





Jihoo menggenggam tangan Daniel. Mereka sama sama menaiki pembatas. Saling menatap dan memberikan senyuman terbaik mereka. Supaya masing masing dari mereka bisa mengingat senyuman manis mereka untuk yang terakhir kali....... Sebelum mereka melompat dari rooftop yang berada di lantai 4.








Terdengar suara sirine mobil polisi dan juga ambulan. Dihadapan mereka sudah tergeletak dua orang yang sedang sekarat, namun masih bisa menunjukan sebuah senyuman. Dengan segera para perawat mengangkat mereka keatas stretcher. Namun detak jantung mereka sudah berhenti, tak bisa diselamatkan lagi.







"D-Daniel... Ki-kita harus... S-selalu bersama... Ya" ucap Jihoo dengan tersendat sendat

Darah sudah menggenang, mengalir dari kepala keduanya. Rambut pirang Jihoo dipenuhi darah. Bahkan Daniel beberapa kali memuntahkan darah dari mulutnya, namun masih terus berusaha untuk tersenyum, begitupun Jihoo. Jihoo menggenggam tangan Daniel dengan keras, seakan tak ingin lepas. Hingga saat polisi datangpun tangan Jihoo masih menggenggam dengan kuat.




Pandangan keduanya semakin buram. Pendengarannya sudah tidak berfungsi dengan baik. Bahkan suara orang orang yang mendatangi merekapun tak bisa mereka dengar, teriakan orang yang ketakutan melihat mereka, tak bisa mereka dengar. Hanya suara detak jantung yang semakin melemah yang mereka rasakan. Sentuhan sentuhan para perawat pun tak bisa mereka rasakan seakan semuanya mati rasa.

Hingga semuanya berakhir.

Detak jantungnya, nafasnya, semuanya berhenti. Bahkan kisah merekapun sudah berakhir.

Menemukan apa yang mereka cari. Menemukan yang kurang di hidup mereka. Namun mereka mengakhirinya dengan alasan 'takut'. Takut kehilangan..... Lagi.




















Akhirnya tamat juga :"")
Makasih buat yang udah baca :* makasih banyaakk :""

Bye bye 👋
Sampai jumpa dicerita selanjutnya :)

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang