V - pt.1

895 129 16
                                    

"Kau selalu begini?" tanya Changkyun

"Diam di jendela?"

"Ya, menurutku ini bosan, melihat ke luar dan tidak melakukan apapun, padahal kau main saja keluar"

"Tidak mau, Kau tau kan waktu itu aku keluar untuk pertama kalinya, hyungmu malah membuliku" ucap Jooheon yang fokus dengan pensil dan sebuah kertas

"Hmm, mungkin jika bersamaku tidak akan"

"Tetap saja aku tidak mau"

"Hmmm" Changkyun memutarkan bola matanya malas

"Selesaaaiiiii"

"Apa?"

Jooheon memberikan kertas. Itu adalah hasil gambaran Jooheon. Ia menggambar Changkyun bersama para hyungnya. Mata Changkyun berbinar saat Jooheon menggambar dirinya bersama hyungnya. Ia-Changkyun mengambil sebuah pensil, ia menggambar seorang lelaki disebelahnya, Jooheon. Jooheon nampak bingung dengan yang Changkyun lakukan. Entah kenapa saat melihat Changkyun sedang fokus melakukan sesuatu, membuat Jooheon sangat gemas pada anak itu, menurutnya Changkyun sangat imut.

"Selesai, ini" Changkyun memberikan kertas itu pada Jooheon

"Apa yang kau lakukan?"

"Menggambar dirimu, sekarang kau bagian dari kami"

Jooheon hanya tersenyum tipis melihat gambar itu, entah kenapa terasa sedikit menyakitkan. Apa yang ada di gambar dan di dunia nyata sangat lah berbeda.



Seharian mereka berdiam diri di kamar, menggambar, membuat sebuah kerajinan, membaca buku, itu membuat Changkyun bosan. Biasanya ia selalu bermain keluar bersama para hyungnya. Sekarang yang ia lakukan hanya berguling guling di lantai, ia benar benar bosan.

"Hei Joo"

"Hmm?"

"Oh ayo lah apa kau tidak bosan berdiam diri di jendela seperti itu? Aku yang melihatnya saja bosan, ayo kita keluar, aku lapar sejak semalam aku belum makan" ucap Changkyun sambil mempoutkan bibirnya

"Jika kita keluar, bagaimana jika ayahmu melihatku?"

"Kita keluar diam diam"

"Ish, baiklah baiklah" ucap Jooheon malas

Mereka pun keluar kamar, melihat sekitar seperti seorang pencuri. Tibalah mereka di dapur, untuk mengambil makanan dengan sembunyi sembunyi. Tangan Changkyun sibuk mencari roti namun tiba tiba sebuah tangan menyentuh tangan Changkyun yang membuat ia terkejut dan berteriak.

"Changkyun! Wonho hyung aku menemukan Changkyun" teriak Hyungwon

"Mana?" ucap Wonho menghampiri Hyungwon

"Ini, dia bersama........ Anak itu" Hyungwon menatap Jooheon sinis

"Dari mana kau Kyun? Kami mencarimu" ucap Wonho sambil memeluk tubuh Changkyun

"H-hyung lepaskan, pelukanmu membuatku sesak"

"Hehe maaf"

"Pasti Changkyun diajak oleh anak itu" ucap Hyungwon

"Hei kau! Berani sekali mendekati Changkyun!" teriak Minhyuk

"Hyung! Jangan kasar padanya, aku yang menghampirinya" bela Changkyun

"Diam Changkyun! Dia memiliki niat jahat" ucap Minhyuk

"Sudahlah kalian jangan ribut di dapur, kihyun bawa Changkyun ke kamarnya" ucap Wonho

"Baik hyung, ayo Kyunie"

Changkyun sebenarnya tidak mau, tapi ya mau bagaimana lagi, ia pun mengikuti Kihyun.

"Dan kau! Jangan pernah bertemu dengan Changkyun lagi" ucap Wonho pada Jooheon, lalu anak itu pergi meninggalkan Jooheon di dapur






Jooheon masih menatap gambar yang ia buat, ia sungguh muak dengan perlakuan mereka. Ia merobek gambaran itu lalu membuangnya ke sembarang tempat.

Ia membencinya, benci semua orang. Ayahnya dan saudara saudaranya. ia menangis, kenapa ia tidak bisa merasa bahagia, kebahagiaannya selalu direnggut. Ia mengambil sebuah kertas, lalu menulis.

Malam harinya, saat semua orang sudah tidur, Jooheon keluar dari kamarnya, ia pergi menuju kamar Changkyun. Ia agak ragu untuk mengetuk pintu kamar Changkyun, alhasil ia masukan surat yang ia tulis lewat bawah pintu.




Keesokan harinya. Saat akan pergi sekolah, Changkyun menemukan sebuah surat di lantai, ia pun mengambilnya dan membacanya.

"Changkyun, aku sangat sedih, para hyungmu melarangku untuk bermain bersamamu lagi, kau tau kan jika aku tidak menuruti perintah mereka? Aku akan ditampar atau dipukuli, aku tidak mau merasakan itu lagi Kyunie, jadi aku tidak akan bermain bersamamu lagi, maaf ya. Terima kasih karena sudah mau berteman denganku hihi :D oh iya, apa kau tau? Saat kau sedang fokus melakukan sesuatu aku selalu memperhatikanmu hehe, kau terlihat menggemaskan, tapi sekarang mungkin aku tidak akan melihatmu yang menggemaskan itu lagi, tapi aku harap sih masih bisa, sekali lagi terima kasih ya Changkyunie, sampai jumpa, semoga kau selalu bahagia yaa :) "

Changkyun menangis setelah membaca surat itu, ia tidak ingin berpisah dengan temannya itu, mungkin mereka masih satu rumah, namun tetap saja mereka tidak bisa bertemu. Ia pasti akan merasa kesepian.

Changkyun bertekad untuk menemui Jooheon, mungkin untuk yang terakhir kali, ia tidak peduli para hyungnya akan memarahinya, ia akan membela Jooheon. Ia membuka pintu yang tidak terkunci itu. Gelap dan dingin. Ia belum menemukan sosok yang ia cari, ia memencet saklar lampu namun tidak kunjung menyala, tapi ia melihat sedikit cahaya dari jendela yang tertutup oleh tirai. Dibukalah tirai itu oleh Changkyun. Ruangan yang tadinya gelap menjadi lebih terang, namun apa yang Changkyun lihat sungguh menyakitkan, ia menemukan sosok yang ia cari, namun tidak dalam keadaan hidup, melainkan sudah tidak bernyawa, tubuh itu penuh dengan darah yang membuat Changkyun membatu, ia sungguh tidak percaya dengan apa yang ia lihat, ia berpikir bahwa ini hanyalah mimpi, ia memukul kepalanya sendiri untuk memastikan ini hanya mimpi, namun tidak, ini nyata.

Changkyun menghampiri tubuh itu, mengangkat wajah pucat itu, memeluknya lalu menangis. Ia memanggil seseorang berharap ada yang datang. Datanglah seorang pria agak tinggi dan besar, mungkin dia adalah penjaga rumah.

"Ada apa ini tuan? Oh ya tuhaann" pria itu terkejut melihat tubuh Jooheon yang berlumuran darah dan sudah tidak bernyawa

"T-tolong hiks panggilkan hyungku"

"B-baik t-tuan"









Di sebuah pemakaman. Changkyun terus menangis, ia terus duduk disebelah sebuah makam yang masih baru, tempat Jooheon beristirahat untuk yang terakhir, seakan kakinya tidak bisa berdiri. Wonho, Minhyuk, Kihyun dan Hyungwon hanya menatapnya datar.

"Sudah sepantasnya ia mati" ucap Minhyuk

"Dia hidup juga tidak berguna, hanya merusak nama baik keluarga kita" ucap Hyungwon

"Aku memang membenci anak itu, namun kasihan juga" ucap Kihyun

Minhyuk, Hyungwon dan Kihyun meninggalkan Wonho dan Changkyun, sudah satu jam mereka berdiam disana. Wonho menghampiri Changkyun, mengelus pundaknya dengan penuh kasih sayang.

"Kyun, ayo kita pulang sebentar lagi hujan" ucap Wonho lembut

"Apa yang telah ia lakukan padamu hyung? Sampai kau membencinya?" ucap Changkyun

Wonho hanya bisa diam

"Jawab aku hyung!" teriak Changkyun

"M-maafkan hyung"

"Tidak! Aku tidak akan memaafkanmu dan yang lainnya, begitu juga dengan ayah! Aku benci kalian!" teriak Changkyun lalu pergi meninggalkan Wonho

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang