XXXVIII - pt.2

280 26 3
                                    

Jooheon terlihat sedang memasukan sebuah benda ke dalam saku bagian dalam jaketnya. Saat itu juga ponselnya bergetar. Changkyun meneleponnya.

"Kyun, a-ada apa? Siang tadi kita baru saja bertemu kenapa kau meneleponku? Ada masalah?"

"..."

"Eum... Baiklah, aku akan datang, kuharap mereka mulai menerimaku, haha"

"..."

"Ya, sampai jumpa"

Jooheon menatap benda yang ia masukan tadi.

"Mungkin aku akan melakukannya setelah makan malam di rumah Changkyun"






Wonho memperhatikan Changkyun yang sedang termenung di jendela kamarnya. Ia menghampiri adiknya itu. Ia masih tidak terima dengan apa yang adiknya lakukan. Namun, ia merasa bersalah karena telah menamparnya.

Wonho berdiri di samping Changkyun. Meskipun tau jika Wonho datang, Changkyun tak berbicara pada Wonho, juga tak menoleh, berpura pura tidak tau jika ada orang yang datang.

Wonho menyentuh pundak Changkyun, namun Changkyun menepisnya.

"Jangan menyentuhku" ucap Changkyun datar

"Maaf, karena telah menamparmu, tapi, Kyun yang kau lakukan itu-" ucapan Wonho dipotong oleh Changkyun

"Salah, iya kan?" ucap Changkyun tanpa menoleh pada kakaknya

"Changkyun, kau sudah besar sekarang, kau tau mana yang baik dan mana yang salah bukan? Kau sudah tau jika yang kau lakukan salah, tapi kenapa kau tetap melakukannya?" ucap Wonho dengan lembut

"Apakah jatuh cinta adalah perbuatan yang salah?" tanya Changkyun

"Tidak Kyun, hanya saja, kau jatuh cinta pada seorang laki laki, akan aku carikan seorang gadis untukmu Kyun, yang bisa merubah hidupmu, supaya kau bisa hidup normal" ucap Wonho, ia langsung keluar dari kamar Changkyun tanpa menunggu jawaban Changkyun

Sedangkan Changkyun, ia tidak begitu peduli pada perkataan Wonho. Tiba tiba, kejadian malam itu terlintas di pikiran Changkyun. Saat dirinya dan Jooheon berciuman di bawah sinar bulan. Ia masih bisa merasakan lembut dan hangatnya bibir tebal Jooheon, hingga tanpa sadar ia menggigit bibirnya sendiri saat ini, lalu tersenyum.

Hingga sebuah suara membuyarkan lamunannya. Kihyun, ia berteriak memanggil Changkyun, menyuruhnya untuk turun. Dengan malas Changkyun pun turun, jika tidak telinganya akan sakit karena terus menerus mendengar teriakan Kihyun.

Kihyun sudah berdiri di depan tangga, dengan melipat tangannya di dada. Menatap Changkyun tajam, seakan akan Kihyun akan mengeluarkan sinar laser dari matanya. Sedangkan Changkyun, ia melangkahkan kakinya menuruni tangga dan menatap Kihyun dengan malas.

"Ada apa hyung?" tanya Changkyun

"Bantu aku membersihkan halaman! Dari tadi kau diam terus di kamarmu" ucap Kihyun sembari menarik tangan Changkyun

Di halaman belakang, Kihyun mengambil sebuah sapu lalu dilemparkannya pada Changkyun.

"Bersihkan daun daun yang berjatuhan, aku akan menyiram tanaman" ucap Kihyun

"Kenapa kau tidak menyuruh Minhyuk hyung atau Hyungwon hyung?" ucap Changkyun yang mulai menyapu

"Mereka hanya akan menambah nambah pekerjaan" ucap Kihyun

"Aish!! Tidak tau apa jika aku sedang marah" ucap Changkyun

"Apa kau bilang?" ucap Kihyun

"Tidak" jawab Changkyun

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang