I - pt.1

3.3K 187 12
                                    

*plakk* (suara tamparan)

"Bodoh! Bukankah sudah kubilang jangan keluar dari kamarmu! " teriak pria berbadan besar

"Maaf Ayah, aku hanya ingin-" pembicaraan anak itu dipotong oleh pria berbadan besar Itu

"Pergi kau! Mempermalukanku saja" kata pria berbadan besar itu sambil mendorong tubuh lelaki dihadapannya itu

Duduklah lelaki sipit itu di kursi dekat meja nakasnya, sambil menangis, namun tak bersuara. Begitulah setiap harinya, ia selalu diperlakukan buruk oleh ayahnya sendiri, terkadang perlakuan ayahnya tidak berperikemanusiaan. Ingin rasanya ia mengakhiri hidupnya, namun apakah penderitaannya akan berakhir? Tentu tidak.

Ia cepat beranjak dari duduknya dan mengusap air mata di pipinya saat terdengar suara pintu terbuka. Seorang lelaki yang nampak asing, jika dilihat lihat lelaki itu berumur sama dengan Jooheon.

"hyung kau disini?" ucap lelaki asing itu

"Si-siapa? " tanya Jooheon

"oh maaf, siapa kau? Aku baru melihatmu"

"oh?" Jooheon nampak bingung

"Oh jika boleh tau, siapa namamu?"

"A-aku... Lee Jooheon"

"Oh Jooheon, perkenalkan, aku Changkyun, Im Changkyun" kata lelaki yang bernama Changkyun itu sambil mengulurkan tangannya

"Aku jarang melihatmu Jooheon, bahkan saat kami sedang berkumpul aku tidak pernah melihatmu" lanjut Changkyun

"Itu- karena aku..."

"Changkyun" teriak seseorang dari arah dapur

"Oh iya hyung, ternyata hyungku ada di dapur, hehe" balas Changkyun

"Sampai jumpa Jooheon" Changkyun melambai

'Apakah ia salah satu saudaraku?' batin Jooheon





Hyunwoo memasuki lorong menuju kamar Jooheon dengan tenang, namun tidak hatinya, hatinya dipenuhi oleh amarah yang siap ia keluarkan pada anaknya. Ia membuka pintu dengan kencang sehingga mengeluarkan suara yang mengagetkan Jooheon yang sedang berbaring di ranjangnya. Anak itu segera bangkit, terlihat ketakutan yang besar diwajahnya.

"Apa kau berbicara pada seorang lelaki?" tanya Hyunwoo dingin

"Ti-tidak ayah, aku tidak ber-bicara pada si-siapapun" jawab Jooheon gugup sambil menundukan kepalanya

"Lalu siapa Changkyun?"

"A-aku tidak ta-tau"

*plakk* tamparan yang amat keras berhasil mendarat dipipi Jooheon sehingga meninggalkan bekas merah

"Bukankah sudah kubilang jangan menunjukan diri pada siapapun anak haram!" ucap Hyunwoo dengan nada sedikit tinggi

"Aku tidak menunjukan diriku ayah, ia sendiri yang menghampiriku, aku tidak bersalah aku tidak melakukan apapun hiks" ucap Jooheon yang sudah menangis

Hyunwoo pergi meninggalkan Jooheon yang sudah menangis. Bukan sekali dua kali Hyunwoo bersikap seperti itu pada Jooheon. Ia selalu bersikap manis pada anaknya yang lain, tidak pada Jooheon, hanya karena ia anak hasil hubungan gelap. Tentu itu semua kesalahan Hyunwoo, ia melakukan sesuatu yang terlarang dengan ibunya Jooheon, namun saat mengetahui ibunya Jooheon hamil, ia tak mau bertanggung jawab.

Hyunwoo memiliki enam orang anak, bukan dari satu wanita, ia sudah menikah dua kali namun rumah tangganya selalu tak pernah awet, ia memiliki dua orang anak dari istri pertamanya dan tiga orang anak dari istri keduanya, dan Jooheon, dia anak Hyunwoo yang tidak sah, namun tetap saja ia anak kandung Hyunwoo juga.


"Kihyun hyung" panggil lelaki yang bernama Changkyun

"Ya?" jawabnya

"Apa kau tau seseorang yang bernama Jooheon? Ia tinggal disini juga"

Semua orang yang ada di ruang makan terdiam, untungnya Hyunwoo tidak ikut makan bersama mereka, jika tidak, Changkyun akan dihabisi olehnya.

"Kenapa diam? Wonho hyung apa kau tau?" tanya Changkyun

"Lanjutkan makanmu, tidak baik berbicara saat makan" ucap Wonho

"Aishh aku hanya bertanya siapa Jooheon saja sulit" ucap Changkyun








Pagi harinya Jooheon terbangun oleh suara ketukan pintu. Ia pun turun dari ranjang dan membuka pintu. Terlihat lelaki yang kemarin bertemu dengannya, Changkyun. Melihat itu, Jooheon lantas menutup pintu itu, ia tak menghiraukan panggilan Changkyun. Bukannya apa, hanya saja ia takut.

"Jooheon, yak!" panggil Changkyun dari luar kamar

Sebenarnya Jooheon tak ingin melakukan ini, ia merasa sudah bersikap tidak sopan, tapi ia juga takut jika Hyunwoo melihatnya.


"Changkyun! Apa yang kau lakukan disitu hah?" tanya Wonho

"Hyung kemari, ini kamar anak yang bernama Jooheon yang kemarin aku bicarakan" ucap Changkyun polos

"Ayo kita sudah terlambat" Wonho menarik tangan Changkyun

"Hyung kenapa ia tak pergi sekolah? Apakah ia tidak sekolah? Lalu bagaimana ia bisa pintar?" tanya Changkyun masih dengan polosnya

"Changkyun!" teriak Wonho yang membuat Changkyun terkejut

"H-hyung... "

"Bisakah kau tidak menyebut namanya? Ia bukan siapa siapa mengerti!" ucap Wonho dengan nada tinggi yang membuat Changkyun berkaca kaca lalu menundukan kepalanya

Disisi lain. Jooheon menatap anak anak yang lain yang akan pergi sekolah dari jendela kamarnya. Ia sangat ingin bersekolah seperti yang lain, memakai seragam, dan memiliki banyak teman. Walaupun ia tak sekolah, ia Memiliki pengetahuan yang cukup bagus karena ia rajin membaca buku, dikamarnya terdapat rak buku yang besar dan ia suka membaca buku buku itu.

Lamunannya terganggu oleh suara langkah kaki seseorang yang memasuki kamarnya. Ia segera berbalik untuk mengetahui siapa yang memasuki kamarnya. Hyunwoo, dengan wajah datarnya.

"Pergi ke dapur, buatkan makanan untukku dan anak anakku" titahnya

"Baik ayah" ucap Jooheon pelan

Ia pun segera turun ke dapur dan menyiapkan bahan bahan makanan. Ia tidak memasak sendiri, tentu dibantu oleh para pelayan. Ada salah satu seorang pelayan yang baik hati pada Jooheon, ia selalu membuatkan makanan untuk Jooheon karena pelayan itu tau Hyunwoo tak memperbolehkan Jooheon makan bersama anak anak lain dan juga dirinya, bahkan Jooheon tak boleh mengambil makanan yang Jooheon buat sendiri walaupun hanya semangkuk.

"Apa kau lapar nak?" tanya bibi Eun, pelayan yang baik hati

"Sedikit, tapi aku bisa menahannya" jawab Jooheon dengan senyuman

Itu yang membuat bibi Eun merasa ingin melindungi anak itu, anak itu masih bisa tersenyum disaat seperti ini. Bibi Eun sudah menganggap Jooheon seperti anaknya dan Jooheon tak keberatan dengan itu, ia malah senang.

"Ikut aku nak" bibi Eun menarik tangan Jooheon, ia-bibi Eun membawanya ke ruangannya

"Ini makanlah" ucap bibi Eun sambil memberikan semangkuk nasi sup

"Waahh nasi sup, terima kasih bibi Eun" ucap Jooheon dengan mata yang berbinar binar, ia sangat senang saat diberi makan oleh bibi Eun

"Habiskan" ucap bibi Eun sambil mengusap kepala Jooheon






Tak terasa sudah siang, Jooheon yang sedang menggambar di ruangan bibi Eun segera menuju kamarnya karena anak anak lain akan segera pulang sekolah.

Ia melihat ke jendela kamarnya, sebuah bus sekolah yang baru saja mengantar anak anak lain pulang. Jooheon sangat senang saat melihat mereka walaupun tak diperbolehkan bertemu, ia sungguh ingin berteman dan bergabung dengan saudara saudaranya.

'Apakah aku bisa seperti mereka?'

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang