V - pt.2

384 46 8
                                    

"Jangan! Jangan sakiti aku lagi"

"Jangan berisik"

"Ia sudah melihatku"

"Siapa?"

"T-tidak tau"

"Jawab aku, siapa yang melihatmu?"

"Aku bilang aku tidak tau! Apa kau tak mendengar perkataanku?!"

*plak

Ia menampar pipi orang itu. Terlihat kemarahan dari mata orang itu. Namun ia tak bisa melakukan apapun. Ia tak memiliki kekuatan. Ia lemah, amat sangat lemah. Orang itu membaringkan tubuhnya di sebuah ranjang yang kotor, lembab dan bau, bahkan ada noda darah di ranjang itu, noda darah yang sudah kering, entah berapa lama noda itu menempel di tempat tidur itu. Ia menghadap ke arah seseorang yang sedang berbaring di sebelahnya. Sepertinya orang itu tidur sangat nyenyak. Ia menggenggam tangan kurus orang yang tidur itu, bahkan tangannya juga kurus, namun tak sekurus orang yang tidur itu.

Ia menangis, menangis sangat keras. Berharap orang yang di sebelahnya bangun dan memeluknya.






Changkyun tak terlihat menikmati makanannya. Ia duduk di sebuah bangku dekat halaman sekolahnya. Di temani oleh Kihyun. Changkyun tidak lapar, hanya saja ia dipaksa makan oleh Wonho.

"Kunyah makananmu dengan benar" ucap Kihyun

"Hyung, aku tidak lapar" jawab Changkyun tanpa menoleh pada Kihyun

"Yasudah sini buatku saja, aku masih lapar, nanti aku akan bilang pada Wonho hyung jika makanannya kau yang habiskan, oke, hei aku membantumu tau" ucap Kihyun

"Yasudah, ini" Changkyun memberikan kotak makannya yang masih penuh pada Kihyun

"Oh ya hyung, apakah di dekat kamarku ada kamar lagi?" tanya Changkyun

"Tak tau, terlalu malas untuk mengamati isi rumah" jawab Kihyun sembari mengunyah makanan Changkyun dengan lahap

"Jawabannya ada hyung, mungkin itu adalah ruang rahasia, aku melihat ada seseorang yang tinggal di kamar itu, tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya"

"Mungkin anak salah satu pelayan kita, kau tau siapa saja pelayan yang tinggal di rumah kita?"

"Yang aku tau hanya bibi Eun"

"Mungkin saja itu anak bibi Eun"

"Tidak hyung, anak bibi Eun adalah seorang perempuan, yang aku lihat adalah laki laki hyung, apa itu Jooheon?" ucap Changkyun

"Jooheon? Siapa?" Kihyun menghentikan makannya

"Bagaimana aku bilangnya ya, ia... ia itu... aku mengenalnya hyung"

"Ya siapa? Bicaramu tidak jelas"

"Haruskah aku jelaskan? Pasti kau tidak akan percaya hyung"

"Yasudah, tapi aku benar benar penasaran Kyun"

"Aku juga"










Malam harinya. Changkyun membuka jendelanya dan duduk di dekat jendela itu. Mungkin Changkyun menjadikan kegiatan itu sebagai kebiasaan malam harinya. Ia berharap jika jendela di sisi kirinya itu terbuka dan memperlihatkan seorang anak yang sedang termenung.

Sudah beberapa menit Changkyun duduk di dekat jendela itu. Namun belum ada tanda tanda kemunculan anak itu. Ia merasa kecewa. Saat Changkyun akan menutup jendelanya ia mendengar sesuatu membentur kaca jendelanya. Anak itu, anak yang Changkyun tunggu tunggu. Tangan anak itu melambai pada Changkyun, karena refleks tangan Changkyun pun ikut melambai pada anak itu.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang