XVIII - pt.2

343 35 5
                                    

Changkyun terus melamun selama perjalanan pulang. Apakah ia akan melakukan hal yang sama seperti di mimpinya? Apakah ia akan membunuh semua saudaranya?

Bukankah ia menjadi egois? Ia tidak memikirkan orang lain, yang ia pikirkan hanyalah dirinya sendiri. Ia rela melukai saudaranya demi Jooheon yang sebenarnya adalah orang lain baginya, tak ada ikatan darah, dengan alasan ia takut kehilangan.

Ia sudah buta. Dibutakan oleh perasaan yang tidak jelas. Apakah Changkyun menyukai Jooheon? Oh ayolah mereka sama sama lelaki. Tapi, bukankah cinta datang begitu saja? Tidak peduli ia kaya atau miskin, dan juga tidak peduli ia pria atau wanita.

"Aku ingin kau membawa saudaramu kesini, tidak harus semuanya, bawa saja si Wonho itu"

Perkataan Jooheon terus mengiang ngiang di kepala Changkyun. Jooheon pasti ingin melakukan sesuatu pada kakaknya itu. Ia tidak ingin menyakiti saudara saudaranya, sungguh. Tetapi ia juga tidak ingin Jooheon merasa marah. Lagipula ia sudah berjanji pada Jooheon.

Changkyun berteriak frustasi. Ia menarik rambutnya dengan kasar. Lalu menendang pagar rumahnya hingga menimbulkan suara bising.

Semua sudah menunggu Changkyun untuk makan malam.

'Lihatlah senyuman mereka Changkyun, sangat tulus, mereka sangat menyayangimu, apakah kau tega menyakiti mereka? Apakah kau ingin mendengar teriakan mereka? Tidak ada yang menyayangimu setulus mereka Changkyun'

'Tidak, kau harus melakukannya Changkyun, dengan begitu maka Jooheonmu akan kembali padamu, dan kau mendapatkan kesempatan untuk menjaganya, kalian akan selalu bersama, bukankah itu yang kau inginkan?'

"Hei apa yang kau lakukan disitu? Kemarilah, nanti makanannya dingin, Kihyun sudah memasak ini" ucap Wonho

"Iya Kyun, makanlah" ucap Kihyun

"Changkyun, apa kau memikirkan Jooheon?" tanya Wonho

"T-tidak" jawab Changkyun

"Kyun, jangan terlalu percaya padanya, ia jahat! Ia bukan hanya ingin membunuh ayah tapi ia juga ingin membunuh kita" ucap Minhyuk

"Ia orang baik hyung! Aku yakin ia Jooheon yang berada di mimpiku"

"Ia tidak sebaik di mimpimu! Sudah aku bilang jangan hubungkan ini dengan mimpimu, itu hanya mimpi, tidak akan pernah terjadi" ucap Minhyuk

"Kejadian yang ada di mimpiku sudah terjadi hyung! Ayah! Di mimpiku ayah mengurung Jooheon dan itu benar benar terjadi, ayah mengurung Jooheon juga"

"Mungkin saja mimpimu itu adalah sebuah tanda" ucap Kihyun

"Maksudmu?" tanya Hyungwon

"Mimpi Changkyun itu adalah sebuah petunjuk, dengan Changkyun mengingat isi mimpi itu, ia bisa menyelamatkan Jooheon dan membongkar kejahatan ayah, benar begitu?" jelas Kihyun

Saat mereka mulai makan malam. Tiba tiba saja lampu ruang makan berkedip kedip, seperti akan rusak. Kursi di ujung sebelah kiri bergeser dengan sendirinya. Membuat mereka terkejut.

Sebuah tangan dengan jari jari yang panjang seperti ranting muncul dari bawah meja ke permukaan. Tak lama kemudian munculah kepala seseorang, tertutupi rambut hitam panjangnya yang basah, hanya memperlihatkan setengah wajahnya, matanya membulat, seperti akan keluar, dan mengeluarkan darah. Ia terduduk dengan tatapan lurus, lalu tertawa. Tangan yang seperti ranting itu terus meraba raba permukaan meja. Ia menggoyang goyangkan kepalanya dan mengeluarkan suara seperti tulang yang patah.

Semua yang ada disana menjauh darinya karena ketakutan. Hantu itu, Helena. Ia naik ke atas meja lalu merangkak seperti hewan. Air yang kotor dan bau bercampur darah menetes ke atas piring mereka yang masih dipenuhi makanan.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang