XXXIII - pt.2

283 34 2
                                    

Di rumahnya, Jooheon sedang tertidur di kamarnya. Sebenarnya ini sudah menunjukan pukul 8 pagi, namun ia masih memejamkan matanya. Semalaman ia tidak tidur. Ia sengaja, karena ia takut akan tidur sembari berjalan dan menghancurkan dapur.

Ia mulai terusik saat sinar matahari menerpa wajahnya. Namun, ia tidak bisa bangun, tubuhnya tak bisa ia gerakan, seakan akan lumpuh. Ia mencoba menggerakan jemarinya, namun tetap saja tak bisa ia gerakan.

Saat ia melirikan matanya ke arah kanan, ia dibuat terkejut. Ia melihat seseorang, sedang duduk di sampingnya, dengan rambut yang menutupi wajahnya. Walaupun wajahnya tertutup rambut, Jooheon bisa merasakan jika orang itu sedang menatapnya.

Sosok itu, ia mengakat wajahnya, lalu memperlihatkan wajah 'tersenyum'nya, yang membuat Jooheon ketakutan. Tangan kurusnya yang seperti tulang yang hanya dibalut kulit, menyentuh wajah Jooheon. Jooheon tak bisa menghindar, karena ia tidak bisa menggerakan seluruh tubuhnya.

"Kukira kau sudah mati...."

"......Oppa"

Sosok itu berkata. Ternyata dia adalah Seona. Sosok yang selama ini selalu mengganggu dan merasuki Jooheon adalah Seona.

Mungkinkah ia ingin berbalas dendam pada kakaknya itu?

Perlahan lahan, Jooheon mulai bisa menggerakan tubuhnya. Ia langsung beranjak dari tempat tidurnya, lalu berlari keluar kamar.

Jooheon menjatuhkan dirinya di dekat tangga. Ia menangis. Sedangkan sosok itu, menghilang.

"Kumohon maafkan aku Seona, aku tidak bermaksud untuk membuatmu begini, aku sangat menyayangimu" ucap Jooheon sembari menangis.

Dua jam setelah kejadian itu. Jooheon yang sedang melamun di jendela kamarnya itu terganggu oleh suara ketukan pintu yang amat kasar. Ia dengan segera turun kebawah untuk membuka pintunya.

"Changkyun bisa-" Jooheon menghentikan ucapannya setelah melihat orang yang dihadapannya itu, bukan Changkyun.

"A-ayah?" ucap Jooheon. Tanpa menjawab perkataan Jooheon, Yongguk menarik kerah kemeja Jooheon dengan kasar.

"Apa yang telah kau lakukan pada anakku?! Apa yang telah kau lakukan?!!!" bentak Yongguk

"I-ini...a-aku aku bisa jelaskan" jawab Jooheon terbata bata

"Apa yang akan kau jelaskan huh?! Kau telah membuat Seona mati! Kau tidak bisa menjaga anakku!" teriak Yongguk

"Sebelum itu, kenapa kau dan ibu pergi meninggalkan kami? Jika kalian tidak pergi, ini semua tidak akan terjadi!" ucap Jooheon

"Kau yang tidak bisa menjaga anakmu!" lanjut Jooheon dengan membentak. Yongguk yang marah itu langsung mendorong Jooheon hingga tersungkur. Kepalanya membentur lantai sampai ia meringis kesakitan.

Yongguk mengambil sesuatu di saku celanyanya. Sebuah belati. Jooheon yang melihat itu terlihat panik. Ia mencoba untuk bangkit namun Yongguk menendangnya. Tanpa banyak bicara, Yongguk langsung mengambil kesempatan itu untuk menusuk perut sebelah kanan Jooheon.

*sleb

Belati itu berhasil menancap di perut Jooheon. Jooheon terlihat menahan sakit di bagian perutnya itu. Melihat Jooheon yang sudah tidak berdaya, Yongguk memutuskan untuk pergi, namun sebelum itu

"Kau tau Lee Jooheon? Aku tidak pernah menerimamu dan Jihoo sebagai anakku, sejak dulu, kebaikanku hanyalah tipuan saja, aku hanya mencintai Theresa, tidak dengan anak anaknya" ucap Yongguk dengan tersenyum miring, lalu ia melangkahkan kakinya keluar rumah yang pernah ia tinggali dulu.

Setelah Yongguk pergi, Jooheon mencoba melepaskan belati yang menancap itu. Sekali lagi ia harus merasa kesakitan. Darah mengalir dari luka tusukan itu. Tangan kanannya menahan luka, sedangkan tangan satunya lagi merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.

Tangan kirinya sibuk mencari nama Changkyun di kontaknya, dengan gemetar.

"Ada apa Joo?" tanya Changkyun

"C-Cha-Changkyun..... K-kumohon arkhh.... Kumohon t-to-tolong aku... Ini s-sakit"

"Jooheon! Apa yang terjadi?! A-aku akan segera kesana, bagaimanapun keadaanmu bertahanlah, aku akan akan datang dengan cepat"

"Ce-patlah..."

Beberapa menit kemudian, Changkyun datang dengan keadaan panik. Ia membuka pintu dan menemukan Jooheon yang tergeletak bersimbah darah di ruang tamunya. Jooheon masih sadar, tapi ia begitu lemah. Changkyun segera menghampiri Jooheon.

"Jooheon siapa yang melakukan ini?" tanya Changkyun

"A-ayah tiri-ku"

"Aku akan memapahmu, naik ke mobil kita akan ke rumah sakit"

Dengan bersusah payah, Jooheon mencoba untuk berdiri, dibantu oleh Changkyun. Memerlukan waktu beberapa menit untuk membawa Jooheon ke mobil. Lalu mereka pun pergi ke rumah sakit.









"Changkyun kenapa kau memanggilku untuk kesini?" tanya Wonho

"Hyung, Jooheon, ia terluka" jawab Changkyun

"Terluka? Apa yang terjadi padanya?"

"Ayah tirinya menusuknya hyung, saat aku ke rumahnya ia sudah tergeletak penuh darah"

"Apa ia selamat? Ia masih hidup?"

"Ia masih sadar saat aku datang ke rumahnya, hyung aku takut" Changkyun segera memeluk Wonho dan Wonho pun balas memeluk adiknya itu

"Jangan khawatir, ia akan baik baik saja" ucap Wonho menenangkan Changkyun. Namun tiba tiba dokter yang menangani Jooheon keluar dari ruang perawatan dan menemui Changkyun.

"Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Wonho

"Luka tusukannya sangat parah dan mengenai organ dalam, kita harus melakukan operasi" ucap Dokter itu yang membuat Changkyun lemas

"Lakukan apapun yang membuat ia tetap hidup! Aku ingin ia hidup!" teriak Changkyun

"Kyun tenang lah"

"Bagaimana aku bisa tenang hyung!" ucap Changkyun sembari menangis

"Dokter, jika itu bisa menyelamatkan Jooheon, maka lakukanlah" ucap Wonho









"Yongguk? Kau dari mana?" tanya Theresa

"Menyelesaikan suatu masalah, tapi tenang lah, masalahnya sudah teratasi" jawab Yongguk

"Oh ya, kau belum memberitahuku soal Seona, apa kau sudah menemukannya?" tanya Theresa

"Seona.......ia sudah tiada, ia dibunuh" jawab Yongguk

"Dibunuh?!  Oleh siapa?!"

"Seseorang, yang bernama Jooheon"

"Jooheon? Nama itu........"

"Theresa, ia seorang penjahat! Ia sudah membunuh putri kita" ucap Yongguk dengan meneteskan air mata buayanya, sedangkan Theresa mulai menangis di pelukan Yongguk

Dibalik tangisannya, Yongguk tersenyum, hatinya merasa senang saat ia membayangkan Theresa, yang ibunya Jooheon membenci anaknya sendiri. Yongguk memanfaatkan Theresa yang hilang ingatan sejak kecelakaan 2 tahun lalu.

Dan soal Jooheon, Yongguk memang tidak pernah menerima Jooheon dan Jihoo sebagai anaknya, ia hanya berpura pura saja untuk meyakinkan Theresa.

Selama 4 tahun itu, Yongguk dan Theresa tinggal di Jepang, itu adalah rencana Yongguk. Ia sengaja tidak membawa Seona supaya Jooheon tidak merasa curiga. Saat ia kembali, rencananya ia akan menjemput Seona dan tinggal ke Jepang, meninggalkan Jooheon sendirian.

Namun yang terjadi tidak sesuai apa yang ia rencanakan. Seona tewas, dan itu membuat Yongguk murka, apalagi saat ia tau kematian Seona ada hubungannya dengan Jooheon.

Tapi ia sedikit lega. Ia sudah menghabisi Jooheon. Ia harus merelakan Seona dan kembali ke Jepang bersama Theresa dan Hyunki.

Tapi ia tidak bisa pergi dengan begitu saja. Theresa mulai mengingat masa lalunya, semakin Yongguk melarang Theresa mengingat, semakin membuat Theresa penasaran dan ia pasti akan mencari tau lebih dalam. Dan Yongguk mengira pasti suatu saat nanti Theresa akan ingat dengan Jooheon.

Yang sekarang ia harus lakukan adalah membuat Theresa tidak mengingat masa lalunya, dan anaknya, Jooheon.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang