XXV - pt.1

435 55 9
                                    

Hanbin berlari dengan kencang untuk menyelamatkan dirinya. Ia tidak mau berakhir seperti Youngjae dan Namjoo. Sedangkan Jihoo, bukan, ia bukan Jihoo, orang itu terus berjalan mengikuti kemana Hanbin pergi, dengan sebuah gunting berukuran besar.

Hanbin tidak tau harus kemana, langit sudah gelap, bahkan jalananpun sudah sangat sepi. Hanbin terus mendengar orang itu meneriaki namanya yang membuat Hanbin semakin takut.

Karena kehabisan tenaga, ia terpaksa bersembunyi dibalik kotak kotak sampah. Ia menutup mulutnya supaya tidak menimbulkan suara apapun. Yang bisa Hanbin dengar saat ini hanyalah sebuah langkah kaki yang semakin mendekat, serta suara besi yang diseret.

Kemudian hening. Bahkan suara detak jantung Hanbinpun terdengar. Suara langkah kaki dan benda yang diseret tak ada lagi terdengar oleh Hanbin. Untuk memeriksa orang itu masih ada atau tidak, Hanbin berdiri perlahan lahan, melihat sekitar. Namun tiba tiba ada yang berbisik

"Melihat apa?"

Suara bisikan itu pun berhasil membuat Hanbin terkejut hingga terjatuh. Ingin rasanya Hanbin berteriak, namun seperti ada yang menahannya. Ia mencoba untuk berdiri namun orang itu menendangnya hingga Hanbin tersungkur.

"Jihoo, j-jangan l-lakukan itu kumohon" lirih Hanbin

Jihoo tak mendengarkan perkataan Hanbin. Ia menarik rambut Hanbin hingga posisi Hanbin sekarang berlutut dihadapan Jihoo. Jihoo mengangkat benda tajam yang ada ditangannya. Wajahnya mengukir sebuah seringaian.

"Jihoo! Kembalilah! Ku.... Mohon- arrkkhhh"

Begitulah ucapan Hanbin, sebelum kepalanya terpisah dari tubuhnya. Keadaan kembali hening, hanya suara aliran darah dari kepala dan tubuh Hanbin yang terdengar malam itu.







"Jihoo, kapan kau akan membebaskanku?" ucap Seona, kini keadaan gadis itu sangatlah buruk. Ini hari ke 15nya ia dikurung oleh Jihoo.

"Setelah aku bebas" jawabnya

"Jihoo, perutku sakit" ringis Seona

"Nanti sakitnya juga akan hilang"

"Tapi ini sakit sekali"

"Aku juga sakit Seona, tubuhku sakit"

"Apa pria besar itu yang membuatmu begini?"

"Ya, jika aku tidak membiarkan ia masuk, aku tak akan bisa bertemu dengan Daniel"




Jihoo sudah menceritakan apa yang terjadi padanya pada Seona. Sehingga Seona tak lagi membenci Jihoo, ia membenci sosok yang masuk ke dalam tubuh Jihoo. Karena sosok itulah yang mengendalikan Jihoo, apapun yang Jihoo lakukan itu adalah ulah sosok itu.

Bahkan keadaan Jihoo pun tak kalah buruknya dari Seona. Tubuhnya dipenuhi oleh luka memar dan bekas sobekan, tentu itu adalah ulah sosok pria besar itu. Jika Jihoo menolak sosok itu untuk masuk, ia akan disakiti.








Tepat sebulan setelah kematian Changkyun, Jihoo lebih banyak menghabiskan waktunya diam di kamarnya. Bahkan ia mengusir siapa saja yang berani masuk ataupun memanggil namanya. Kini ia memutuskan untuk membenci semua orang.

Hingga suatu saat, pria besar itu datang dan memberikan Jihoo pilihan.

"Kau akan bertemu dengan Daniel, tapi... Sebelum itu, biarkan aku memasukimu, jika tidak, kau tak akan pernah lagi melihat Danielmu itu" ucap pria besar dengan suara yang berat

"Apa aku akan seperti Kihyun hyung?" tanya Jihoo

"Tidak, aku tidak akan membuatmu separah itu, aku butuh tubuh seseorang untuk melakukan sesuatu"

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang