XXI - pt.2

280 32 0
                                    

Kihyun sedang memasak untuk menyiapkan makas siang. Entah kenapa siang itu terasa sangat dingin, atau hanya Kihyun yang merasakannya? Tetapi Kihyun tidak terlalu mempedulikannya, ia fokus pada masakannya.

Tiba tiba saja Kihyun merasa jika kepalanya terasa berat dan pening. Ia terkejut saat sesuatu yang basah jatuh ke wajahnya. Sesuatu yang lengket bau, dan itu membuat Kihyun muntah.

"Oh yaampun ini menjijikan" ucap Kihyun, saat  ia menatap ke atas tak ada apa apa. Lalu berasal dari mana cairan itu? Kihyun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.

Saat Kihyun meninggalkan dapur, ada sesuatu yang menggantung di langit langit dapur. Tubuh seorang wanita yang menggantung terbalik, mulutnya mengeluarkan cairan berwarna merah kehitaman, seperti cairan yang jatuh ke wajah Kihyun. Wajahnya hitam, seperti mayat yang membusuk, tetapi masih bisa dikenali siapa sosok itu. Sosok itu....... Helena.

"Maaf lama, tadi ada hal aneh yang terjadi" ucap Kihyun sembari menyimpan mangkuk di atas meja makan

"Makanannya gosong? Jadi kau memasaknya lagi?" ucap Hyungwon

"Bukan, sejak kapan aku gagal memasak?"

"Sudahlah aku lapar, nanti aku akan terlambat ke sekolah" ucap Changkyun

"Kihyun?" panggil Wonho

"Ya?" jawab Kihyun yang sedang menyiapkan susu untuk Changkyun

"Kau bilang kau tidak pernah gagal memasak, lalu ini apa?" Wonho memperlihatkan isi mangkuk yang Kihyun bawa tadi.

"Positif thinking saja, mungkin ia memasak sup hitam pffttt" ucap Hyungwon

"Hyung, aku memasak sup ayam kok"

"Buang" perintah Wonho

"I-iya, akan aku buatkan sereal saja" jawab Kihyun

Kihyun pun membuang sup itu, tidak, tidak membuangnya, hanya menyimpannya saja. Setelah sarapan selesai dan yang lainnya kembali ke kesibukan mereka masing masing, Minhyuk pergi ke dapur dan ia melihat mangkuk sup yang hampir saja dibuang. Minhyuk terkejut saat melihat itu.

"Eh? Ini sup yang tadi? Ini terlihat baik baik saja padahal tadi supnya terlihat seperti tumpukan sampah, apa Kihyun membuatkannya lagi?" gumam Minhyuk






Hyunwoo sedang berdiri di balkon kamarnya. Tatapannya kosong. Tangan kanannya menggenggam sebuah foto. Foto seorang wanita, bukan Helena. Tak lama kemudian ia meneteskan air mata. Mungkin ini tangisan pertamanya?

"Anak kita, Changkyun, ia sangat marah padaku, ia sudah tidak menganggapku sebagai ayahnya lagi, ia sekarang mengurungku di kamarku sendiri, ia benar benar membenciku, bahkan ia tak memanggilku ayah, aku tau, ini semua karena kesalahanku, aku menerimanya, tetapi aku tidak pernah menyesal telah mengurung anak anak dari Theresa, aku tidak akan meminta maaf padanya, Jooheon telah menghasut Changkyun supaya berpihak padanya, aku akan tetap membenci anak itu" Hyunwoo berbicara sendiri, sebenarnya tidak sendiri, ia berbicara pada foto itu. Foto seorang wanita yang tidak lain adalah ibu kandung Changkyun, Hyungwon dan Kihyun.








Seona nampak sedang merapikan bajunya. Ia memasukannya ke dalam koper. Tiba tiba ia mendengar suara orang yang berjalan, dengan salah satu kakinya yang diseret. Beberapa saat kemudian suara itu menghilang, Seona tak terlalu mempedulikannya. Tapi suara itu selalu muncul lagi dan suaranya semakin dekat, dan itu membuat Seona agak takut.

Ia keluar kamar untuk memeriksa siapa yang berjalan tadi. Kamar yang Seona tempati dekat dengan tangga, jadi ia bisa melihat lantai bawah dengan jelas. Ia memperhatikan sekitarnya.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang