Jooheon dan ibunya sudah kembali ke rumah asal mereka. Rumah yang besar tapi tidak sebesar rumah Hyunwoo. Disana sudah ada yang menunggu mereka. Seorang pria dengan pakaian formal, bersama seorang gadis kecil yang usianya dua tahun lebih muda dari Jooheon. Gadis itu tersenyum saat melihat Jooheon dan ibunya sudah pulang, tapi senyuman itu perlahan memudar saat gadis itu tidak menemukan Jihoo bersama mereka.
Pria itu adalah ayah tiri Jooheon dan Jihoo, karena ayah kandung mereka sudah tiada karena kecelakaan pesawat. Dan gadis itu adalah putri pria itu, dan sekarang menjadi adik tiri Jooheon.
"Jooheon oppa, mana Jihoo oppa?" tanya Seona, adik tiri Jooheon. Jooheon tak menjawabnya, ia langsung masuk ke rumah itu tanpa menyapa siapapun termasuk pria itu
"Ibu..."
"Ayo kita masuk, kita bicara di dalam saja" ucap Theresa
"Kemana Jihoo?" tanya Yongguk
"I-ia sudah pergi" jawab Theresa sembari menahan tangis
"Pergi? Kemana?"
"Ia sudah tiada" tangisan Theresa pecah, Yongguk segera memeluk istrinya itu, ia tidak percaya bahwa Jihoo sudah tiada
Disisi lain. Jooheon berusaha menahan tangisnya. Ia tidak ingin memperlihatkan kesedihannya pada adik perempuannya. Seona duduk di samping Jooheon, ia mengusap ngusap punggung Jooheon. Seona juga sama sedihnya, ia harus kehilangan salah satu kakak kesayangannya.
"Oppa, jika kau ingin menangis, menangislah, jangan kau tahan, itu akan membuatmu semakin sakit" ucap Seona, Jooheon menghadapkan dirinya dengan Seona, ia melihat wajah adiknya sudah memerah karena menangis. Jooheon menggigit bibir bawahnya, tak lama kemudian ia menangis
"Aku... hiks.... aku saudara yang buruk, aku tidak bisa menjaganya maafkan aku"
"Oppa, jangan menyalahkan dirimu"
"Ini memang salahku! Aku bodoh! Aku tidak bisa menjaga Jihoo, hiks.... Ini semua, ini semua karena pria brengsek itu! Ia telah membunuh Jihoo, tanpa sepengetahuanku!" teriak Jooheon
"S-siapa?" Seona mulai takut jika Jooheon sudah berteriak
"Son Hyunwoo...... Aku tak akan pernah memaafkannya tidak akan pernah bahkan sampai aku mati pun aku tidak akan pernah memaafkan manusia itu! cih! Apakah ia pantas disebut manusia? Bahkan ia lebih buruk dari setan" ucap Jooheon
Seona tak pernah melihat kakaknya semarah ini. Gadis itu sedikit menjauhi Jooheon. Matanya terus menatap wajah marah Jooheon yang sudah seperti singa kelaparan itu.
"Seona" panggil Jooheon
"Ah i-iya oppa?" jawab Seona gemetar
"Bantu aku"
"Apapun itu aku akan membantumu, aku berjanji padamu oppa"
Jooheon tersenyum miring
"Bagus"
Sudah beberapa hari ini Minhyuk selalu diganggu oleh Jihoo. Hal itu membuat Minhyuk hampir terbiasa dengan kedatangannya. Merangkak di dinding ataupun langit langit sambil meneteskan buih lengket dari mulutnya, tiba tiba ada di bawah ranjang Minhyuk, Minhyuk sudah tidak terlalu terkejut. Tapi ia tetap saja tidak merasa nyaman. Tentu hal ini diketahui oleh Changkyun, hanya Changkyun.
Dinding di lorong itu sudah kembali di tutup, kali ini dinding itu di tutup oleh beton. Namun tetap saja selalu ada gangguan disana. Bagaimana tidak, ruangan di balik dinding itu sudah menyimpan mayat seseorang. Dan foto itu, Changkyun sudah melihatnya di kamar Hyunwoo, foto milik Jooheon dan Jihoo. Saat itu juga, Changkyun tidak menganggap Hyunwoo dan juga Helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just let me in
Random"Apapun yang kita lakukan, tentu kita akan dapat balasannya, dan kini aku akan membalaskan perbuatanmu padaku" "Berawal dari mimpi. Kehidupanku menjadi berubah. Aku seperti melupakan semuanya, dan hanya terfokus pada dirimu. Aku akan menemukan dirim...