XVIII - pt.1

451 67 11
                                    

Berjalan jalan di tepi sungai disuguhi pemandangan yang indah, membuat dua orang itu terlihat nyaman. Sedari tadi Jihoo terus berbicara dan tertawa menceritakan kejadian kejadian di sekolah, tentu Changkyun menyukainya, ia senang melihat Jihoo seceria ini, ia mengalami sebuah perubahan secara tiba tiba.

Langkah mereka terhenti saat melihat seorang anak kecil menangis di tepi jalan. Mereka pun menghampiri anak kecil itu. Mungkin saja ia terpisah dengan orang tuanya.

"Hei, kau kenapa?" tanya Changkyun, namun anak itu masih menundukan kepalanya

"Apa kau tersesat? Kau butuh bantuan?" tanya Changkyun sekali lagi, akhirnya anak itu mengangkat kepalanya, mata yang terus mengeluarkan cairan bening menatap Changkyun

Jihoo terus memperhatikan anak itu, entah kenapa, ia seperti memiliki sebuah ikatan dengan anak itu. Ada sesuatu yang menarik perhatian Changkyun pada anak itu, yaitu sebuah tas merah, sama seperti milik Jihoo.

"H-hyung? Kau kah itu?" ucap anak itu

"Hyung? Siapa? Aku?" ucap Jihoo

"Iya hyung, hyung itu benar kau" lalu anak itu memeluk Jihoo dengan sangat erat

"Hyung aku merindukanmu" lanjut anak itu

Suara anak itu mirip seperti yang ada dimimpi Jihoo. Jihoo berpikir, mungkinkah ini anak yang ada didalam mimpinya, anak yang bernama Daniel yang pergi meninggalkannya.

"Daniel? Apa kau Daniel?" tanya Jihoo

"Iya, ini aku hyung, apa hyung sama sepertiku? Apa pria ini membelimu dari ibu?" ucap Daniel

"Membeli? Tidak tidak! Dia Changkyun hyung, dia yang menolongku"

"Tunggu.... " ucap Changkyun

"Apa... Kau dijual oleh orang tuamu?" lanjut Changkyun

"Dia bukan orang tua kami, dia pengasuh kami, kami sebelumnya tinggal disebuah panti asuhan, disana kami selalu diperlakukan kasar oleh ibu dan anak anaknya, bukan kami saja yang mendapat perlakuan kasar tetapi anak anak lain juga kecuali anak kandung dari pengasuh kami yang kami panggil ibu" jelas Daniel

Jihoo masih menatap Daniel. Ia berusaha mengingat apapun yang pernah terjadi padanya. Dan mungkin, mimpi itu adalah salah satu ingatannya yang hilang.

"Sekarang kau tinggal dimana?" tanya Changkyun

"Aku tinggal bersama orang tua angkatku, mereka membeliku dari ibu" jawab Daniel

Namun tiba tiba seorang wanita menghampiri mereka. Jika dilihat lihat orangnya sangat tidak bersahabat.

"Daniel! Sudah kubilang jangan berbicara pada orang asing!" ucap wanita itu kasar

"Maaf nyonya, bisakah kau berbicara lembut pada anak kecil? Lagipula, kami bukan orang jahat" ucap Changkyun

Wanita itu hanya menatap Changkyun sinis, lalu menarik tangan Daniel dengan kasar. Namun Jihoo menahannya.

"Daniel!" panggil Jihoo

"Hyung, aku ingin bersama hyung" ucap Daniel, namun anak itu semakin menjauh, Jihoo tidak terlalu kuat untuk menahan Daniel

"Daniel! Aku berjanji akan menemui lagi" teriak Jihoo pada Daniel yang sudah menghilang dari pandangannya

Changkyun merangkul pundak Jihoo.

"Kita akan menemuinya, mengajaknya untuk tinggal bersama kita" ucap Changkyun

"Akhh kepalaku..... Sakit hyung" Jihoo meringis sambil memegangi kepalanya

"K-kau kenapa? Jihoo! Kita pulang, biar kugendong" ucap Changkyun panik

Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.



"Hyung"

"Hm?"

"Aku masih ingin berjalan jalan" ucap Jihoo yang berada di gendongan changkyun

"Sudahlah pulang saja, lagi pula kepalamu sakit kan?" ucap Changkyun

"Sekarang sudah tidak"

"Kalau begitu turun lah, kau berat"

Sepanjang perjalanan pulang, mereka tak bicara lagi. Hanya menatap indahnya sungai saat sore hari. Namun, Jihoo masih memikirkan anak yang bernama Daniel. Entah kenapa, mulut Jihoo mengeluarkan kata kata janji pada Daniel. Kata kata itu keluar begitu saja.





Sesampainya dirumah. Keadaan rumah terlihat kacau saat kedatangan mereka. Dan Changkyun tidak menemukan anak anak yang lain. Changkyun segera berlari ke ruang bermain, tempat dimana anak anak berkumpul. Namun, tak ada juga. Ruang bermain kosong, itu membuat Changkyun semakin panik. Seluruh ruangan ia telusuri untuk mencari anak anak. Dan, satu satunya ruangan yang belum ia periksa adalah kamar Kihyun. Tanpa berpikir panjang, Changkyun pergi menuju kamar Kihyun. Dan benar saja, mereka ada disana, bersama Kihyun.

"Anak anak!" teriak Changkyun

Mereka pun menoleh pada Changkyun tanpa menjawab teriakan Changkyun. Ia melihat tubuh kecil sedang berbaring di ranjang Kihyun, ia adalah Hanbin. Changkyun dengan segera menghampiri Hanbin.

"A-ada apa ini? Apa yang terjadi padanya?" tanya Changkyun panik

"Kami tidak tau hyung, tiba tiba ia berteriak sangat keras sebelum pingsan" ucap Namjoo

"Apa ia terluka? Apa ia sakit?" tanya Changkyun

"Kami tidak tau hyung, sebelumnya ia baik baik saja kok" ucap Youngjae

"Ia dirasuki" ucap Kihyun, dengan segera, Changkyun menoleh pada Kihyun

"Apa maksudmu hyung?" ucap Changkyun

"Ia dirasuki oleh salah satu arwah orang yang mati disini"

Changkyun hanya diam.

"Dengar Changkyun, aku bisa melihatnya, setelah bertahun tahun aku menutup mataku, dan aku membukanya, aku bisa melihat mereka, melihat ayah dan saudara saudara kita" ucap Kihyun

Changkyun masih diam, ia hanya menatap Kihyun.

Tiba tiba Jihoo berlari menghampiri Changkyun. Wajahnya terlihat ketakutan.

"Ada apa Jihoo?" tanya Changkyun

"A-ada seseorang h-hyung" jawab Jihoo gugup

"Siapa?"

"Seseorang dengan kalung besar itu hyung, ia mengikutiku terus, dan kupikir........ Ia bukan manusia hyung" jawab Jihoo yang hampir menangis

Changkyun langsung terdiam mendengar apa yang Jihoo ucapkan.

"M-Minhyuk.... Hyung" ucap Changkyun, pelan sekali

"Mereka..... Menginginkan tubuh seseorang Changkyun, Mereka mengincar anak anak, supaya mereka bisa bersemayam di tubuh anak anak, Jihoo..... Dan Hanbin sudah diincar oleh mereka" ucap Kihyun

"Jadi, Minhyuk hyung mengincar Jihoo? Lalu, siapa yang mengincar Hanbin?" tanya Changkyun

"Hyung! Bukankah Hanbin bilang ia pernah melihat hantu yang kepalanya hampir hancur? Mungkinkah dia?" ucap Namjoo

"Wonho hyung?" gumam Changkyun

"Masing masing anak yang sudah diincar akan mendapatkan tanda, tanda itu adalah luka saat mereka mati" jelas Kihyun

"Arwah yang mengincar Hanbin sudah memberi tanda padanya, sebuah luka di kepala, sama seperti arwah itu" lanjut Kihyun

"Bagaimana aku menghentikan mereka hyung? Aku tidak bisa membiarkan anak anak diambil oleh mereka" ucap Changkyun

"Membunuh anak anak"

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang