XVII - pt.2

315 48 7
                                    

Hyunwoo menggeser tubuhnya mendekati Hanbin. Hyunwoo memperhatikan luka Hanbin yang sudah benar benar buruk. Tak ada harapan lagi untuk hidup. Ia hanya menunggu kematiannya.

"Apa yang Jooheon lakukan padamu?" tanya Hyunwoo, Hanbin tak menjawab, ia hanya menggeleng

"Bertahanlah, kita akan bebas" sekali lagi Hanbin menggeleng

"I-ia... akan... m-membunuh semua... anakmu" ucap Hanbin lemah






"Kenapa ayah belum pulang? Ini sudah jam 2 malam" ucap Kihyun

"Kenapa kalian begitu khawatir padanya" ucap Changkyun yang terlihat begitu tenang

"Dia ayah kita! Aku tidak mau terjadi sesuatu padanya" ucap Kihyun

*tok tok tok

Wonho segera membuka pintu, mungkin saja itu Hyunwoo, pikir Wonho.

"Jooheon? Untuk apa kau kesini larut malam begini?" tanya Wonho

"Bisakah aku ikut berteduh? Ibuku sakit dan aku harus membeli obat, tidak ada bus yang datang, dan aku ingat rumah Changkyun yang tidak terlalu jauh dari halte" ucap Jooheon

"Masuklah, akan aku ambilkan handuk" ucap Wonho

Jooheon menatap punggung Wonho. Ia tidak yakin dengan apa yang akan ia lakukan. Ia menyenderkan tubuhnya dan mengangkat kepalanya, menatap langit langit. Ia melihat seorang wanita memasuki ruangan di lantai atas. Wanita itu aneh. Cara berjalannya seperti ia menyeret salah satu kakinya. Jooheon tidak peduli, mungkin saja itu pelayan disini.

Beberapa menit kemudian Wonho datang bersama Changkyun, membawa handuk dan air hangat untuk Jooheon.

"Keringkan tubuhmu dan minum ini untuk menghangatkanmu" ucap Wonho ramah

"Terima kasih" jawab Jooheon

"Kau membeli obat pada jam 2 malam, kau sudah gila" ucap Changkyun

"Di dekat rumahku apotiknya sudah tutup jadi aku harus mencarinya lebih jauh, aku tidak membawa payung karena tadi hujannya reda, tetapi pada saat aku berjalan pulang hujan tiba tiba turun lagi" jelas Jooheon

"Mau aku antar pulang?" tanya Wonho

"Hyung ini sudah malam dan diluar juga hujan, biarkan ia menginap disini semalam" ucap Changkyun

Melihat sikap perhatian Changkyun, Jooheon semakin bingung. Ia semakin tidak yakin. Hanya untuk membalaskan dendamnya pada Hyunwoo ia harus menculik anak anak Hyunwoo.

Jooheon diajak oleh Wonho untuk ke ruang keluarga, berkumpul bersama yang lainnya. Jooheon disambut dengan hangat.

"Jooheon duduklah, kami sedang menunggu ayah pulang, ia pasti terjebak hujan, kau mau cemilan?" ucap Minhyuk

"Tidak terima kasih" jawab Jooheon

"Hanya saat keadaan seperti ini saja kami berkumpul disini, karena sibuk mengurusi urusan masing masing membuat kami jarang berkumpul bersama, apalagi setelah.... " Minhyuk menghentikan ucapannya

"Apalagi Changkyun sangat sulit diajak berkumpul seperti ini, ia lebih suka menyendiri" ucap Hyungwon

'Kenapa begini? Aku merasa iri pada mereka, mereka tidak pernah merasa kesepian karena memiliki saudara, sedangkan aku? Aku kesepian karena ayah mereka telah merenggut saudaraku, tertawa bersama, saling bertukar cerita, aku tidak bisa melakukannya, aku tidak suka, aku tidak suka jika ada orang yang bersenang senang sedangkan aku tidak, aku tidak suka melihat mereka tertawa bersama, aku benci situasi ini, mereka seolah olah memamerkan kebahagiaan mereka dengan tertawa bersama di depanku, aku sudah memutuskannya, aku akan membuat mereka merasa kesepian juga' hati Jooheon berbicara

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang