XII - pt.1

523 78 11
                                    

"Kau mau kemana?" tanya Jooheon yang sedang duduk memerhatikan Changkyun yang sedari tadi tidak mau diam

"Pulang ke Jepang, semenjak aku datang kesini keadaan semakin buruk Jooheon" Changkyun masih fokus membereskan pakaiannya

"Jadi... Kau akan meninggalkanku?" tanya Jooheon memelas

"Memangnya kenapa?"

"Nanti aku tidak bisa bermain denganmu lagi" ucap Jooheon hampir menangis

"Bermain apanya? Kerjaanmu hanya membunuh orang"

"Kumohon Changkyun tetaplah bersamaku, kau kan sudah berjanji, jangan tinggalkan aku" ucap Jooheon sambil menangis

"Aargghhh... Kau menyulitkanku!" teriak Changkyun, sedangkan Jooheon masih menangis

"Aish jangan menangis maafkan aku" lanjut Changkyun

"Jangan pergi dulu Changkyun, bantulah aku dulu"

"Aku sudah mengorbankan dua kakakku untuk menyelesaikan balas dendammu, sekarang apalagi?"

Jooheon hanya menggeleng saja.

"Kenapa kau selalu memarahiku?"

"Karena kau salah Jooheon"

"Salah salah dan salah, tidak hidup tidak mati selalu saja disalahkan, aku hanya ingin menyelesaikan masalah sewaktu aku hidup, huft.... Kenapa aku selalu merasa tersiksa bahkan saat sudah mati pun" keluh Jooheon lalu ia meninggalkan Changkyun, entah kemana






Hyunwoo menatap buku pemberian Jooheon, ia tidak jadi membuangnya karena permohonan Changkyun. Ia membuka lembar demi lembar, membaca setiap tulisan yang ada di lembaran itu.

"Hari ini ayah memarahiku karena aku keluar kamar, padahal aku hanya ingin bertemu dengan bibi Eun :( "

Hyunwoo membuka lembaran selanjutnya, ia menemukan sebuah kertas yang dilipat tidak beraturan. Ia membuka kertas itu, sebuah gambaran yang Jooheon buat. Hyunwoo membalik kertas itu dan terdapat sebuah tulisan.

'Ini ayahku, ia sangat tampan, ia juga baik, tapi bukan padaku, aku ingin bilang padanya jika aku menyayanginya dan Ingin disayangi olehnya, tapi ia malah membenciku, saat sudah besar aku ingin seperti ayah, tapi tidak jahat, aku akan menyayangi orang disekitarku'

Entah kenapa, Hyunwoo merasakan sedikit sakit di hatinya, bukan berarti ia akan meminta maaf pada Jooheon. Ia melempar buku dan gambaran itu di mejanya.








"Hyung" panggil Changkyun

Kihyun hanya menoleh. Changkyun memasuki kamar Kihyun walaupun Kihyun belum mengizinkannya.

"Hyung, apa kau marah padaku?" tanya Changkyun

"Entahlah" jawab Kihyun tanpa menatap Changkyun

"bukankah aku sudah jujur? Apa kalian tidak percaya padaku?"

Kihyun hanya diam. Ia sendiri pun bahkan bingung. Changkyun sedikit kesal, ia keluar dari kamar Kihyun lalu menutup pintu kamar dengan kasar tanda kalau ia sedang marah.










"Ayah aku menyayangimu" anak itu memeluk tubuh Hyunwoo, anehnya tubuh Hyunwoo seolah olah terikat, ia tidak bisa bergerak

"Jangan menyentuhku, aku akan membuatmu mati dua kali" ucap Hyunwoo dengan wajah yang tenang

"Tak apa, asal bersama ayah"

Anak itu menatap Hyunwoo dengan mata yang berkaca kaca. Wajah pucatnya terlihat sangat sedih.

"Apa maksudmu? Lepaskan pelukanmu!"

Anak itu hanya menggeleng tanda menolak. Ini adalah sesuatu yang ia inginkan sedari dulu. Memeluk sang ayah.

"Ayah, beri aku kesempatan untuk diperlakukan seperti anakmu yang lain, aku ingin merasakan bagaimana rasanya dipeluk oleh seorang ayah, aku belum pernah dipeluk oleh ibu dan juga ayah, ibu sangat marah padaku, ia tidak ingin menemuiku, disana aku juga bertemu dengan bibi Eun, ia juga marah padaku, jadi mereka tidak bisa memelukku, biasanya saat aku sedang sedih bibi Eun selalu memelukku, sekarang aku mohon ayah peluklah aku untuk yang terakhir kali, dengan itu aku akan membebaskanmu" ucap anak itu sambil meneteskan air mata

"Kau sudah mati, pergilah ke duniamu yang sekarang! Jangan mengganggu keluargaku lagi, aku tau kau yang membunuh Minhyuk, jadi sekarang jauhi keluargaku"

Anak itu membuka matanya perlahan. Ia melepas pelukannya pada Hyunwoo. Wajah yang tadinya sedih kini berubah penuh amarah. Ia merubah wujudnya seperti saat ia mati. Tubuh bersih itu kini kotor oleh darah. Barang yang tertata rapi pada tempatnya kini berjatuhan dengan sendirinya. Hyunwoo terkejut saat cermin yang berada di kamarnya pecah, ia memundurkan tubuhnya ke tembok. Matanya fokus menatap sosok yang menyeramkan dihadapannya yang siap untuk membunuhnya. Tak perlu merasuki tubuh Changkyun, kali ini ia melakukannya sendiri.

Hyunwoo tersenyum remeh. Bukankah ia seorang iblis? Ia tidak akan kalah oleh hantu anak kecil bukan? Ia mengambil potongan kayu yang terjatuh di lantai, lalu menghampiri sosok itu dengan tenang, tanpa ada rasa takut.

"Kau ingin membunuhku? Maka lakukanlah, aku bukan orang yang takut pada kematian, dan asal kau tau, lebih baik tertusuk oleh kayu ini dari pada harus memelukmu...... Anak haram, kau pikir dengan semua yang kau tulis di buku bodohmu itu akan membuat hatiku melemah? Tidak semudah itu"

Lantas ia mengangkat potongan kayu itu lalu menusukannya tepat di perutnya sendiri, ya, Hyunwoo membunuh dirinya sendiri di hadapan Jooheon. Melihat itu, sebuah seringaian terukir di wajah anak itu seolah olah sangat puas dengan apa yang ia lihat. Jooheon merangkak dengan cepat mendekati Hyunwoo yang sudah mati. Tangannya merobek dada Hyunwoo lalu mengambil jantungnya dan memakannya, sangat rakus, seperti hewan buas kelaparan yang sedang memakan mangsanya.









Di dapur, Changkyun terus mengobrak abrik peralatan memasak, dan oh ya, tidak ada pelayan lagi disana setelah ada orang yang mati di rumah itu. Para pelayan mengundurkan diri karena mengeluh selalu diganggu oleh arwah orang yang mati disana termasuk Minhyuk. Salah satu pelayan pernah didatangi oleh Minhyuk yang meminta tolong padanya untuk melepaskan tali yang melilit di lehernya.

"Untuk apa aku mencari benda itu?" gumam Changkyun, ia lantas pergi dari dapur






"Changkyun"

"Hmm? Kau kotor sekali, apa yang kau lakukan?"

"Melihat ayah bunuh diri, itu menyenangkan, dan ini, aku sisakan untukmu, rasanya sangat enak" Jooheon memberikan setengah jantung Hyunwoo pada Changkyun, oh, ia masih memperlihatkan wujud menyeramkannya yang membuat Changkyun tidak suka

Changkyun membelalakan matanya, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia menatap Jooheon dan jantung yang dipegangnya secara bergantian.

"A-ayah?" ucap Changkyun lalu ia berlari menuju kamar Hyunwoo.

Dan benar saja, Hyunwoo sudah tergeletak tak bernyawa dengan bersimbah darah. Aroma darah memenuhi ruangan itu yang membuat Changkyun mual. Ia hanya menatap mayat ayahnya itu sambil menutup hidungnya. Tapi anehnya, ia tidak menangis, bahkan terlihat sedihpun tidak.

"Sudah sepantasnya iblis kembali ke neraka" gumam Changkyun lalu menutup pintu kamar Hyunwoo Dan menguncinya

"Jangan sampai Hyungwon hyung dan Kihyun hyung mengetahuinya" lanjut Changkyun

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang