XXIX - pt.2

241 30 1
                                    

"Kau tidak marah? Biasanya, jika ada yang berani padamu kau tidak akan membiarkan orang itu hidup" ucap Changkyun

"Kau ingin aku menjadi seperti dulu?"

"Tidak, aku hanya-"

"Seona ingin aku dan dia hidup seperti biasa, bukan sebagai penjahat, aku akan merubah diriku menjadi lebih baik, untuk Seona"

Changkyun hanya tersenyum, lalu ia kembali memakan es krimnya lagi. Tiba tiba Jooheon merasa pandangannya kabur, kepalanya berdenyut. Changkyun yang melihat itu khawatir.

"Jooheon, kau kenapa?" tanya Changkyun, namun Jooheon tak menjawab. Sesaat kemudian ia memuntahkan cairan berwarna hijau lumut dari mulutnya, yang membuat seluruh pelanggan cafe merasa jijik. Seorang staff cafe tersebut terlihat mendekati Jooheon dan Changkyun.

"Maaf tuan, kau telah mengganggu kenyamanan pelanggan lainnya, silahkan tinggalkan cafe ini" ucap staff cafe tersebut

"Bicara yang sopan! Kau pikir kami tau jika ia akan muntah? Ayo Jooheon, kita pergi dari sini" Changkyun memapah Jooheon untuk keluar dari cafe tersebut

"Akan aku antarkan kau pulang, biar aku yang menyetir" ucap Changkyun

"Maafkan aku, membuatmu kerepotan"

"Sudah berapa kali kau minta maaf?"

"Entah kenapa, kepalaku terasa pusing tadi, sekarang sudah agak hilang, Changkyun aku bisa pulang sendiri, kau jaga Kihyun saja"

"Akan aku antar kau pulang terlebih dahulu, bagaimana jika nanti kau menabrakan mobilmu huh?"






Kihyun membuka matanya perlahan. Ia tidak mengenali tempat yang ia tempati saat ini. Cahaya lampu itu membuat mata Kihyun terasa sakit. Ia melihat Minhyuk yang sedang menjaganya, ia tertidur dengan posisi duduk. Kihyun memanggil Minhyuk dengan suara yang sangat serak, entah Minhyuk mendengarnya atau tidak.

Tangannya mencoba meraba lutut Minhyuk. Dan berhasil. Minhyuk terbangun dari tidurnya, dan ia terkejut saat Kihyun sudah sadar.

"Kihyun! K-kau bangun" ucap Minhyuk dengan senyuman di wajahnya. Kihyun mencoba melepas masker oksigen di wajahnya, karena ia merasa tidak nyaman.

"H-hyung....ayah"

"Ada apa Kihyun?"

"A-aku bertemu ayah....i-ia, ia sangat sedih...ia terus menangis, ia...ia terus menyebut nama kita" ucap Kihyun lemah

"Sudahlah Kihyun, istirahat lah"

"Tidak hyung, ayah sangat sedih"

"Ayah sudah bersama ibu, ia yang-"

"Tidak, ayah membenci ibu, ibu membawa ayah dengan paksa, sama sepertiku, ayah masih ingin bersama kita tapi ibu membawanya" Minhyuk hanya memperhatikan

"Kihyun!" ucap Wonho setengah berteriak

"Kau sudah bangun" ucap Wonho lagi

"Hyung"

"Apa kau merasa sakit? Kau tidak kesakitan kan? Jika ada yang sakit bilang padaku" ucap Wonho, Kihyun hanya menggeleng






"Beristirahatlah, aku akan ke rumah sakit untuk melihat Kihyun hyung" ucap Changkyun

"Terima kasih"

Saat Changkyun pergi, Jooheon naik ke atas untuk ke kamarnya. Rasa pusing itu kembali muncul. Ia tidak cukup kuat untuk menaiki tangga, akhirnya ia menjatuhkan dirinya di sofa.

Matanya melihat seseorang yang menghampirinya. Gerakannya aneh, seperti orang gila. Jooheon hanya menyenderkan tubuhnya, kepalanya terlalu sakit untuk melawan orang dihadapannya.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang