XXXVI - pt.2

249 33 0
                                    

"Kenapa tidak kau saja sendiri? Kau bisa merasukiku untuk menyakitiku, rasuki saja dia" ucap Jooheon

"Kau bicara pada siapa?" tanya Changkyun yang sedari tadi diam di ambang pintu sembari memperhatikan Jooheon yang terus berbicara sendiri.

"Changkyun? Sejak kapan kau disitu? Kenapa tidak ketuk dulu pintu?" tanya Jooheon menghampiri Changkyun

"Oh maaf, tapi pintu ini sudah terbuka sedari tadi" jawab Changkyun

"Masuklah" ucap Jooheon sembari mendudukan dirinya di sofa

"Jooheon, kau terlihat cemas, ada apa? Kau sudah minum obatmu?" tanya Changkyun

"A-aku baik baik saja, aku juga sudah minum obatnya" jawab Jooheon

Beberapa menit mereka diselimuti keheningan. Changkyun tak henti hentinya menatap Jooheon yang terlihat sedang menggigiti kuku jarinya karena rasa cemas. Tanpa sadar, Changkyun tersenyum.

Changkyun menurunkan tangan Jooheon, seperti yang pernah Wonho lakukan padanya, bermaksud supaya Jooheon tidak terus menggigiti kukunya, atau tidak jarinya akan terluka.

"Kau bisa melukai jarimu" ucap Changkyun








Di suatu tempat, di dalam ruangan. Seorang pria tampak sedang berbicara pada seseorang di hadapannya. Tangan kirinya terus menggenggam sebuah foto. Ditatapnya foto itu dengan penuh kebencian. Ia melempar foto itu pada seseorang di hadapannya itu.

"Itu orangnya, aku akan membayarmu dua kali lipat jika kau berhasil membawa kepalanya ke hadapanku, mengerti?" ucap pria itu dengan tenang

"Kenapa harus kepalanya saja? Kenapa tidak dengan tubuhnya?" ucap seorang pemuda di hadapannya itu

"Tubuhnya hanya akan mempersempit ruanganku, tak ada tempat lagi" ucap pria itu

"Mana alamatnya" ucap pemuda itu

"Ini, ikuti saja anak itu kemana pun" pria itu memberikan sebuah kertas berisikan alamat orang yang dimaksud

"Baik, besok, sebuah kepala sudah berada di mejamu tuan Yongguk" ucap pemuda itu sembari tersenyum miring

"Jika kau tidak berhasil, maka kepalamu yang ada di mejaku besok" ucap pria itu yang tidak lain adalah Yongguk

"Itu tidak akan terjadi" pemuda itu pun keluar dari ruangan milik Yongguk.

Theresa melihat pemuda itu keluar dari ruangan suaminya. Ia tidak mengenali pemuda itu, ia pun menghampiri pemuda itu. Tak biasanya Yongguk memanggil pegawainya untuk ke rumah.

"Maaf, apakah kau pegawai suamiku? Maksudku tuan Yongguk" ucap Theresa

"A-ah, i-iya nyonya, aku diberi tugas oleh tuan Yongguk, maka dari itu ia memanggilku kesini" ucap pemuda itu. Theresa tak merasa curiga pada pemuda itu.

"Oh begitu" ucap Theresa

"Maaf nyonya aku harus segera pergi, permisi" ucap pemuda itu dengan sopan, Theresa hanya mengangguk dan tersenyum pada pemuda itu. Namun Theresa melihat sebuah foto yang mungkin saja terjatuh. Ia mengambil foto itu. Diperhatikannya foto itu, tidak asing, pikir Theresa.

"Bukankah, dia yang....." ingatan Theresa kembali pada saat ia bertemu dengan orang yang ada di foto itu, Jooheon, orang yang bernama Jooheon.

"Hei, ini milikmu?" ucap Theresa agak lantang supaya pemuda itu mendengarnya. Pemuda itu menoleh, dan dengan cepat ia menghampiri Theresa.

"Ah, ini, i-iya, ini mi-milikku" ucap pemuda itu dengan merebut foto ditangan Theresa

"Aku pernah bertemu dengan orang di foto itu, namanya Jooheon kan?" ucap Theresa

"Iya" jawab pemuda itu

"Kau mengenalinya? Apa dia keluargamu? Kau tau? Ia pernah bilang padaku bahwa dia adalah anakku, tapi seingatku aku hanya memiliki dua anak, satu perempuan dan satu laki laki, oh maaf aku terlalu banyak bicara, tapi, aku ingin tau tentang orang bernama Jooheon ini" ucap Theresa panjang lebar

'Jadi, dia adalah anaknya?' batin pemuda itu

"Eum... I-iya, ia adalah... ia... ia sepupuku, eum... Sepupu jauh, iya" ucap pemuda itu, tentu saja ia berbohong

"Oh begitu, aku juga tidak mengerti kenapa ia bilang jika ia anakku, mungkin saja ia sudah kehilangan ibunya dan ia stres, m-maaf" ucap Theresa

"Tidak apa apa, ia memang sudah kehilangan ibunya" ucap pemuda itu, sedangkan Theresa hanya tersenyum miris. Setelah itu pemuda itu pergi.







Changkyun mengajak Jooheon ke rumahnya untuk makan malam bersama. Changkyun tau jika hyungnya pasti akan merasa marah, namun ia akan membujuknya. Dengan bantuan Wonho, yang lainnya pasti akan menerima Jooheon untuk ikut makan malam bersama mereka.

Changkyun tidak ingin Jooheon menghabiskan waktu makan malamnya sendirian di rumahnya. Changkyun ingin membuat Jooheon merasakan kebersamaan. Bukankah Changkyun sudah berjanji pada Jooheon jika ia tidak akan membiarkan Jooheon merasa sendirian?

Jooheon merasa ragu untuk memasuki rumah Changkyun. Ia takut jika ia akan diusir oleh Minhyuk. Maka dari itu, Jooheon terus berdiri di depan pintu sembari menundukan kepalanya.

"Jooheon, ayo masuk" ucap Changkyun

"Seharusnya aku tidak kesini, nanti-" ucapan Jooheon terpotong

"Aku akan membujuk Minhyuk hyung dan yang lainnya supaya bisa menerimamu, ayo masuklah" Changkyun menarik tangan Jooheon untuk masuk ke dalam. Lalu mereka memasuki ruang makan. Sudah ada Minhyuk, Hyungwon, dan Wonho yang sedang duduk menantikan makanan yang sedang dimasak oleh Kihyun.

"Hai hyung" ucap Changkyun sembari tersenyum dan tangannya masih menggandeng tangan Jooheon

Senyuman Minhyuk luntur seketika saat melihat Jooheon.

"Kyun, kenapa kau membawanya kemari?" tanya Minhyuk dingin

"Hyung ayolah, biarkan ia ikut makan malam disini" ucap Changkyun

"Ti-" ucapan minhyuk terpotong

"Minhyuk, sudahlah, Jooheon duduklah, makanan akan segera siap" ucap Wonho

"T-terima kasih" ucap Jooheon

Kihyun terlihat kerepotan menyajikan makanan ke meja. Jooheon menghampiri Kihyun berniat untuk membantunya.

"Biar aku bantu" ucap Jooheon sembari tersenyum pada Kihyun

"Oh? B-baiklah, ini, taruh mangkuk ini di meja" ucap Kihyun sembari memberikan sebuah mangkuk berisi sup

"Hati hati, ini panas" ucap Kihyun sedangkan Jooheon hanya mengangguk. Mangkuk itu memang panas, namun Jooheon menahannya.

"Hei Jooheon, kau tamu disini, tak seharusnya kau melakukan itu" ucap Wonho

"Sudahlah Wonho, biarkan saja, jika bisa, kita jadikan saja ia pelayan disini, bukankah para pelayan disini mengundurkan diri semua, kita membutuhkan pelayan" ucap Minhyuk

"Minhyuk hyung! jangan seenaknya bicara" ucap Changkyun

"Huft.... Apakah makan malam ini akan dibuka oleh pertengkaran?" ucap Hyungwon yang terlihat bosan melihat pertengkaran Changkyun dan Minhyuk

"Sudah siap" ucap Jooheon

"Waahhh makanannya terlihat istimewa" ucap Changkyun dengan mata yang berbinar

"Tidak usah bertingkan seolah olah baru makan makanan ini, hampir setiap hari kau makan ini bodoh" ucap Hyungwon

"Hehe, makanan ini sangat istimewa karena disajikan oleh Jooheon" ucap Changkyun

"Aish, aku hanya membantu menaruhnya di meja saja" ucap Jooheon

"Jangan banyak bicara! Aku lapar!" ucap Kihyun

Makan malam pun dimulai. Dan makan malam ini adalah makan malam paling istimewa bagi Changkyun. Karena ada Jooheon. Changkyun sangat senang melihat Jooheon yang tampak bahagia. Jooheon selalu tersenyum dan tertawa mendengar candaan dari Hyungwon ataupun Kihyun, berbeda saat ia sedang di rumahnya sendiri.

Changkyun sangat berharap bahwa ini tidak akan berakhir. Kebersamaan ini, jangan sampai berakhir.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang