XXIII - pt.2

278 30 7
                                    

"Orang itu sudah mati"

Ia hanya mengangguk. Lalu memberikan segepok uang pada orang yang berbicara tadi.

"Jika aku boleh tau, kenapa kau menyuruh orang itu untuk mati? Kau membayarnya hanya untuk mati?"

"Aku melakukan ini ada tujuannya, lagipula sebelum mati ia pasti menggunakan uang itu untuk bersenang senang, mabuk dan bermain bersama wanita"

"Katakan padaku, apa ada yang mencari korban itu?" lanjutnya

"Aku sudah pergi ke rumah sakit, salah satu perawat bilang padaku jika ada seorang gadis yang ingin menemui korban itu"

Ia hanya menatap lurus. Menghembuskan napasnya kasar. Terlihat air mata mengalir dari matanya.

"Dengan begitu, ia tidak akan mencariku lagi"







Seona masih duduk di samping makam Jooheon. Semalaman ia tidak pulang, dan ia tetap terjaga. Wajahnya sudah pucat. Pandangannya memburam. Ia tau jika dirinya pasti sakit, tapi ia tetap ingin berada disana.

Beberapa saat kemudian. Kihyun datang ke pemakaman, ia membawa sebuket bunga mawar putih. Ia melihat Seona yang terus menunduk sembari memeluk lututnya.

"Seona!" Kihyun menghampiri Seona

"Badanmu panas, kenapa kau tidak pulang?"

"Aku tidak mau, aku ingin bersama oppa" jawabnya, dari bicaranya ia sedang menahan tangis

"Maaf aku kemarin tidak datang, Seona ikut denganku, kau sakit"

"Aku bilang aku tidak mau! Tidak mau! Tidak mau! Kenapa kau memaksaku terus?! Aku tidak mau! Aku ingin bersama oppa!" Seona berteriak pada Kihyun

"Seona, tapi kau sakit, kau demam" ucap Kihyun dengan lembut

"Aku tidak peduli! Biarkan aku mati saja, aku ingin bertemu dengan Jooheon oppa dan Jihoo oppa"

"Seona! Ikut aku!" Kihyun menarik paksa Seona untuk ikut dengannya, Seona memberontak lalu memukul Kihyun

"Jangan paksa aku! Kau ingin kubunuh huh?!"

"S-Seona tenanglah"

"Ini semua gara gara Changkyun! Ia membuat kakakku marah dan pergi, lihat sekarang apa yang terjadi! Kakakku mati karena kecelakaan! Ini semua karena Changkyun! Aku benci Changkyun! Aku benci! Aku benci semuanya! Aku juga membencimu Kihyun!" Seona terus berteriak seperti orang gila

"Jangan menyalahkan adikku! Ini semua karena keinginan Jooheon! jika saja Jooheon tidak pergi ini tidak akan terjadi!" bentak Kihyun

"Kakakku pergi karena Changkyun!"

"Tidak!" Seona menangis semakin keras dan itu membuat Kihyun merasa bersalah

"Seona, m-maafkan aku"

"Jangan sentuh aku! Aku benci kalian!" ucap Seona, ia menatap Kihyun tajam. Melihat sikap Seona yang seperti ini, Kihyun memutuskan untuk pulang








Hyungwon memutuskan untuk menemui Hyunwoo. Entah kenapa akhir akhir ini ia sangat merindukan ayahnya itu, ia ingin selalu bersamanya. Hyungwon mencoba membuka pintu itu, tapi terkunci, pasti Changkyun sudah menguncinya kembali, ia pasti melihat Hyungwon yang masuk ke kamar.

"Ayah, pintunya dikunci" ucap Hyungwon, tak ada jawaban dari dalam

"Aku akan meminjam kuncinya pada Changkyun" setelahnya ia pergi

Kihyun menghampiri Changkyun yang sedang diam memandangi halaman luar lewat jendela kamarnya. Ia menarik pundak Changkyun. Changkyun hanya menatapnya datar. Terlihat kekesalan di wajah Kihyun.

Just let me inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang